Vale Kejar Target Agresif: Tiga Smelter Nikel di Sulawesi Rampung Sebelum 2027

Jakarta, 19 Maret 2025 – PT Vale Indonesia Tbk memacu pembangunan tiga smelter nikel di Sulawesi dengan target penyelesaian lebih cepat dari rencana awal. Dua proyek di Sulawesi Tenggara dan Sulawesi Tengah dibidik rampung pada kuartal pertama tahun 2026, sementara satu smelter lagi di Sulawesi Selatan ditargetkan beroperasi penuh pada tahun 2027. Ambisi ini disampaikan langsung oleh Presiden Direktur PT Vale Indonesia, Febriany Eddy, dalam acara buka puasa bersama perusahaan, Selasa (18/3/2025).

"Secara resmi, target penyelesaian masih tercantum tahun 2027. Namun, target internal kami adalah 2026. Lebih cepat lebih baik, dan tentu saja, lebih menguntungkan," ujar Febriany.

Proyek pertama, berlokasi di Pomalaa, Sulawesi Tenggara, merupakan kolaborasi strategis antara Vale, Ford Motor Company (Amerika Serikat), dan Huayou Metal Cobalt. Proyek ini mencakup pembangunan tambang dan smelter nikel terintegrasi. Kemajuan proyek ini dilaporkan sangat signifikan, terutama dalam hal perizinan.

"Perizinan utama sudah rampung pada Juli-Agustus tahun lalu. Itu kunci keberhasilan percepatan proyek ini," jelas Febriany. Proses produksi smelter di Pomalaa akan memanfaatkan teknologi high-pressure acid leaching (HPAL) yang membutuhkan autoclave bertekanan tinggi. Saat ini, Vale tengah dalam tahap finalisasi pengiriman autoclave dari Tiongkok.

"Dua minggu lalu, tim teknis kami telah melakukan inspeksi di pabrik autoclave di Tiongkok. Tiga dari lima unit autoclave telah selesai konstruksinya dan siap dikirim ke Indonesia. Dua unit lainnya hampir rampung," tambahnya. Dengan kemajuan yang pesat ini, target penyelesaian proyek Pomalaa pada kuartal pertama 2026 diyakini dapat tercapai.

Vale Kejar Target Agresif: Tiga Smelter Nikel di Sulawesi Rampung Sebelum 2027

Proyek kedua berlokasi di Bahodopi, Sulawesi Tengah, memiliki kapasitas produksi 60.000 ton HPAL. Fasilitas pendukung, termasuk pelabuhan, telah dibangun. Sama seperti proyek di Pomalaa, smelter Bahodopi juga ditargetkan beroperasi pada kuartal pertama 2026. Vale berkomitmen untuk membangun smelter yang ramah lingkungan.

"Proyek di Sulawesi Tengah ini akan menerapkan prinsip keberlanjutan. Kami telah menyepakati pembangunan kawasan industri hijau dengan mitra kami, dan smelter HPAL dirancang untuk mencapai net zero emission sejak awal operasional," tegas Febriany.

Berbeda dengan dua proyek sebelumnya, pembangunan smelter ketiga di Sorowako, Sulawesi Selatan, dijadwalkan rampung pada tahun 2027. Febriany menjelaskan bahwa proyek ini merupakan yang terakhir dikerjakan, sehingga progresnya sedikit tertinggal dibandingkan dua proyek lainnya.

"Proyek Sorowako memang dimulai belakangan. Kemajuannya tidak secepat dua proyek sebelumnya. Namun, kami berupaya keras untuk menyelesaikannya pada tahun 2027. Saat ini, fokus kami adalah penyelesaian dokumen AMDAL," papar Febriany.

Meskipun terdapat perbedaan waktu penyelesaian, Vale optimistis dapat menyelesaikan dua smelter di Sulawesi Tenggara dan Sulawesi Tengah pada tahun 2026. Keberhasilan ini akan sangat bergantung pada kelancaran proses selanjutnya, termasuk penyelesaian seluruh perizinan dan pengadaan peralatan.

Target agresif Vale ini menunjukkan komitmen perusahaan dalam memenuhi kebutuhan pasar nikel global yang terus meningkat. Investasi besar-besaran dalam pembangunan smelter ini tidak hanya akan memberikan kontribusi signifikan terhadap perekonomian daerah, tetapi juga memperkuat posisi Indonesia sebagai produsen nikel utama dunia. Keberhasilan Vale dalam mengejar target ini akan menjadi tolok ukur bagi pengembangan industri pertambangan dan pengolahan mineral di Indonesia. Tantangan ke depan terletak pada kemampuan Vale dalam mengelola risiko, memastikan kepatuhan terhadap regulasi lingkungan, dan menjaga hubungan harmonis dengan masyarakat sekitar. Keberhasilan proyek ini akan menjadi bukti nyata dari sinergi antara investasi swasta, teknologi canggih, dan komitmen pemerintah dalam mendorong pertumbuhan ekonomi berkelanjutan. Percepatan pembangunan smelter ini juga akan memberikan dampak positif bagi penyerapan tenaga kerja lokal dan peningkatan kesejahteraan masyarakat di sekitar lokasi proyek. Namun, Vale juga perlu memastikan bahwa pembangunan ini dilakukan dengan tetap memperhatikan aspek lingkungan dan keberlanjutan, sehingga tidak menimbulkan dampak negatif bagi ekosistem dan masyarakat sekitar. Transparansi dan akuntabilitas dalam pelaksanaan proyek ini juga sangat penting untuk menjaga kepercayaan publik dan memastikan keberlanjutan usaha Vale di Indonesia.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *