Jakarta, 5 Mei 2025 – Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) optimistis ruas pertama Jalan Tol Palembang-Betung, yang menghubungkan Palembang dan Rengas, akan beroperasi secara fungsional pada periode mudik Lebaran 2026. Hal ini disampaikan Menteri PUPR, Dody Hanggodo, menyusul capaian progres konstruksi yang telah mencapai 70,69%. Pernyataan tersebut disampaikan dalam keterangan tertulis yang dirilis Senin kemarin.
"Insyaallah, mudik Lebaran 2026 mendatang, kita bisa memanfaatkan secara fungsional ruas tol Palembang-Betung ini," tegas Menteri Dody, menekankan optimisme pemerintah atas penyelesaian proyek infrastruktur vital ini. Proyek ini merupakan bagian integral dari Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS), jaringan jalan tol yang bertujuan untuk menghubungkan dan memperlancar aksesibilitas di Pulau Sumatera. Target operasional fungsional di kuartal pertama tahun 2026 menjadi penanda komitmen pemerintah untuk menyelesaikan proyek ini sesuai jadwal.
Jalan Tol Palembang-Betung, dengan total panjang 69,19 kilometer, terbagi menjadi tiga seksi. Seksi I (Palembang-Rengas) dan Seksi II (Rengas-Pangkalan Balai), sepanjang 54,5 kilometer, menjadi fokus utama saat ini, dengan progres pembangunan yang telah mencapai 70,69%. Sementara itu, Seksi III (Pangkalan Balai-Betung), sepanjang 14,69 kilometer, masih dalam tahap konstruksi dengan progres yang tercatat sebesar 12,65%.
Proyek ambisius ini dikerjakan melalui skema Kerja Sama Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU), dengan PT Hutama Karya sebagai Badan Usaha Jalan Tol (BUJT). Pembangunan Seksi I dan II, yang menelan investasi sebesar Rp 2,67 triliun, dipercayakan kepada kontraktor PT Waskita. Sedangkan Seksi III, dengan nilai investasi Rp 2,1 triliun, dikerjakan oleh PT Hutama Karya Infrastruktur.
Menteri Dody Hanggodo menegaskan komitmen Kementerian PUPR untuk mendukung penuh penyelesaian proyek ini. "Kami akan terus mendukung pembangunan proyek ini agar selesai tepat waktu, karena ini memberikan manfaat yang sangat besar bagi masyarakat," ujarnya, menekankan pentingnya peran Jalan Tol Palembang-Betung dalam meningkatkan konektivitas dan perekonomian di Sumatera Selatan.
Kepala Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BBPJN) Sumatera Selatan, Hardy Siahaan, turut memberikan apresiasi terhadap pembangunan tol ini. Ia menekankan pentingnya peran Jalan Tol Palembang-Betung dalam meningkatkan konektivitas regional. "Kehadiran tol ini sangat membantu pergerakan dari Bakauheni ke Jambi bahkan sampai Aceh. Sesuai arahan Bapak Menteri, kami berharap tol ini dapat fungsional sebelum Lebaran 2026 karena akan sangat membantu arus mudik dan arus balik," jelas Hardy Siahaan, menggambarkan dampak positif yang signifikan terhadap mobilitas masyarakat, khususnya selama periode mudik Lebaran.
Adjib Al Hakim, Executive Vice President (EVP) Sekretaris Perusahaan Hutama Karya, menjelaskan dampak positif yang akan dirasakan masyarakat pasca beroperasinya Jalan Tol Palembang-Betung. Ia menuturkan bahwa tol ini akan memangkas waktu tempuh perjalanan dari Palembang ke Betung secara signifikan.
"Tol ini bermanfaat memangkas waktu tempuh Palembang-Betung secara signifikan, dari sekitar tiga jam menjadi satu jam," ungkap Adjib. Pengurangan waktu tempuh ini akan berdampak positif pada berbagai sektor, termasuk efisiensi distribusi logistik dan penurunan biaya transportasi. Lebih jauh, Adjib menambahkan bahwa proyek ini akan memacu pertumbuhan ekonomi wilayah dan pemerataan pembangunan di Sumatera Selatan.
Secara keseluruhan, proyek Jalan Tol Palembang-Betung merupakan proyek strategis nasional yang diharapkan mampu memberikan dampak positif yang luas bagi masyarakat Sumatera Selatan dan sekitarnya. Dengan target operasional fungsional pada Lebaran 2026, proyek ini menunjukkan komitmen pemerintah dalam meningkatkan infrastruktur dan konektivitas di Indonesia, khususnya di wilayah Sumatera. Meskipun masih ada tantangan yang harus diatasi, khususnya dalam menyelesaikan Seksi III, optimisme pemerintah dan para pihak terkait menunjukkan tekad kuat untuk mewujudkan target tersebut. Keberhasilan proyek ini akan menjadi bukti nyata dari upaya pemerintah dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui pembangunan infrastruktur yang berkualitas dan berkelanjutan. Kehadiran jalan tol ini bukan hanya sekadar infrastruktur fisik, tetapi juga simbol kemajuan dan konektivitas yang akan mendorong pertumbuhan ekonomi dan pemerataan pembangunan di wilayah tersebut. Monitoring ketat terhadap progres pembangunan dan antisipasi potensi kendala menjadi kunci keberhasilan proyek ini. Keberadaan jalan tol ini diproyeksikan akan memberikan dampak ekonomi yang signifikan bagi masyarakat setempat, membuka peluang usaha baru, dan meningkatkan daya saing daerah.