Jakarta, 28 Maret 2025 – Hujan rintik-rintik Minggu pagi tak menyurutkan semangat Andik Eko Prasetyo. Di belakang Mal Kelapa Gading (MKG), tepatnya di depan Kantor BRI Unit Gading Mandiri, ia setia mangkal dengan gerobak starling-nya – singkatan dari "starbak keliling," sebuah usaha kopi sachet keliling yang menjadi sumber penghidupannya. Kisah Andik, seorang mantan teknisi pabrik lampu di Batam yang kini berjuang di tengah gempuran tren kopi kekinian, merupakan potret mikro perjuangan UMKM di era digital.
Sebelas tahun Andik mengabdi di pabrik lampu ternama di Batam. Namun, pandemi Covid-19 mengubah segalanya. Pemangkasan karyawan tak terhindarkan, memaksa Andik pulang ke Jakarta Utara, kampung halaman istrinya. Kehilangan pekerjaan menjadi pukulan telak, namun semangatnya tak padam. Usai mencoba melamar pekerjaan di Cikarang tanpa hasil, Andik menemukan jalan keluar yang tak terduga: bergabung dengan bisnis starling yang dijalankan mertuanya.
"Awalnya cuma iseng, bantu-bantu mertua. Eh, malah ketagihan," kenang Andik sambil tersenyum. Dengan modal motor Supra kesayangan dan sekitar Rp 3 juta, Andik memulai perjalanannya. Ia membeli gerobak sederhana, stok kopi sachet, serta perlengkapan pendukung seperti sendok, gelas, dan termos. Kejutan menanti. Pendapatan awal sebagai starling sungguh menggiurkan. Andik mampu meraup omzet kotor hingga Rp 500.000 – Rp 600.000 per hari, bahkan mencapai Rp 1.000.000 – Rp 1.500.000 di hari-hari ramai seperti tahun baru dan Idul Fitri. Keuntungan bersihnya pun mencapai 80-100 persen dari modal harian yang paling besar mencapai Rp 300.000.
Keberuntungan Andik berlanjut. Ketekunannya berjualan di depan Kantor BRI Unit Gading Mandiri membuahkan tawaran menarik. Pada tahun 2024, Andik berhasil mendapatkan pinjaman KUR Mikro sebesar Rp 15 juta. Dana tersebut tak hanya digunakan untuk mengembangkan bisnis starling-nya, tetapi juga membantu usaha istrinya. Meskipun sempat ditawarkan pinjaman hingga Rp 30 juta, Andik merasa jumlah tersebut terlalu besar untuk kebutuhannya saat ini.
Namun, jalan Andik tak selalu mulus. Munculnya tren kopi kekinian dengan sepeda listrik di sekitar lokasi jualannya memberikan dampak signifikan terhadap pendapatannya. Sekitar 300 sepeda listrik yang beroperasi di area tersebut, yang hadir kurang dari setahun, telah memangkas omzet Andik hingga 50 persen. Pendapatan yang dulunya bisa mencapai Rp 1 juta per hari, kini sudah bersyukur jika bisa mencapai Rp 500.000.
"Persaingan memang ketat," akui Andik. Ia pernah mencoba diversifikasi produk dengan menjual cireng buatan istrinya, namun kendala penyimpanan dan suhu membuat ide tersebut kurang berhasil. Meskipun demikian, Andik tetap teguh pada usahanya. Ia merasa lebih nyaman dan puas dengan pendapatan yang relatif sama dengan masa kerjanya di pabrik, dengan keuntungan tambahan bisa berkumpul bersama keluarga.
"Perputaran uangnya lebih kelihatan," kata Andik membandingkan pendapatannya sebagai starling dengan gaji bulanan di pabrik. "Di pabrik, gaji sebulan sekali, sedangkan kebutuhan setiap hari ada. Starling lebih fleksibel."
Dukungan dari BRI juga menjadi faktor penting keberhasilan Andik. Selain pinjaman KUR Mikro, BRI memberikan fasilitas payung untuk gerobak dan QRIS untuk mempermudah transaksi. Meskipun mayoritas pelanggan masih menggunakan uang tunai, Andik melihat potensi transaksi digital semakin meningkat, terutama di masa-masa gajian.
Sukma Julianto, Manajer Bisnis Mikro (MBM) BRI KC Tanjung Priok, menjelaskan bahwa starling merupakan salah satu klaster usaha yang masuk dalam program "Klusterku Hidupku." BRI fokus membina UMKM di sekitar kantor cabang, karena potensi pengembangannya lebih mudah dipantau dan dibina.
"Kita cari yang ada di sekitaran kantor kita dulu. Nggak usah jauh-jauh, ada yang di depan mata kita garap," ujar Sukma. BRI tidak hanya memberikan akses permodalan, tetapi juga mendalami ekosistem usaha UMKM, termasuk mempelajari produk unggulan di setiap wilayah dan rantai pasokannya. Dalam konteks starling, BRI mempelajari agen penyedia produk minuman sachet yang menjadi tulang punggung usaha tersebut.
Kisah Andik Eko Prasetyo bukanlah sekadar cerita sukses seorang penjual kopi keliling. Ia merupakan representasi dari jutaan UMKM di Indonesia yang gigih berjuang di tengah persaingan bisnis yang semakin dinamis. Keberhasilannya tidak hanya bergantung pada keuletan dan inovasi, tetapi juga pada dukungan dari lembaga keuangan seperti BRI yang berperan penting dalam pemberdayaan ekonomi mikro. Kisah Andik menjadi inspirasi bagi mereka yang ingin memulai usaha kecil, menunjukkan bahwa dengan ketekunan dan strategi yang tepat, kesuksesan dapat diraih, bahkan di tengah arus tren yang terus berubah.