Revolusi Hijau di Industri Migas: PGN Gagas dan Pertamina Drilling Sukses Terapkan Teknologi Dual Fuel

Jakarta, 5 Maret 2025 – PT Gagas Energi Indonesia (PGN Gagas), anak perusahaan Subholding Gas Pertamina, dan PT Pertamina Drilling Services Indonesia (Pertamina Drilling), bagian dari Subholding Upstream Pertamina, menorehkan sejarah baru dalam industri migas Indonesia. Keduanya berhasil mengimplementasikan teknologi Dynamic Gas Blending System (DGBS) untuk pertama kalinya pada operasi pengeboran minyak di lapangan Mundu, Indramayu, Jawa Barat, pada Jumat, 28 Februari 2025. Inovasi ini menandai langkah signifikan menuju efisiensi biaya dan pengurangan emisi karbon, sekaligus memperkuat komitmen Indonesia dalam transisi energi menuju Net Zero Emission.

Teknologi DGBS merevolusi cara kerja mesin pembangkit listrik pada anjungan pengeboran. Selama ini, operasi pengeboran sepenuhnya bergantung pada bahan bakar minyak (BBM). Dengan DGBS, mesin-mesin tersebut kini dapat memanfaatkan campuran BBM dan Bahan Bakar Gas (BBG), menciptakan sistem dual fuel yang lebih efisien dan ramah lingkungan. Penerapan teknologi ini merupakan buah dari kolaborasi strategis antara PGN Gagas, yang menyediakan pasokan gas, dan Pertamina Drilling, yang mengaplikasikan teknologi tersebut pada operasional pengeborannya.

Keberhasilan implementasi DGBS di Mundu, Indramayu, menandai puncak dari proses panjang yang dimulai sejak Februari 2023. Komunikasi intensif dan perencanaan matang antara kedua perusahaan telah menghasilkan infrastruktur pendukung yang handal. PGN Gagas, melalui Stasiun Pengisian Bahan Bakar Gas (SPBG) Purwakarta, menyediakan pasokan gas yang kemudian diproses untuk menjadi bahan bakar bagi mesin-mesin di anjungan pengeboran. Langkah ini tidak hanya menjamin ketersediaan bahan bakar alternatif, tetapi juga memperkuat sinergi antar anak perusahaan Pertamina dalam mendukung target pemerintah.

Direktur Utama PGN Gagas, Santiaji Gunawan, menekankan kontribusi positif dari inovasi ini terhadap pencapaian target energi nasional. "Kami mendukung target Pemerintah dalam mencapai Net Zero Emission melalui pemanfaatan gas bumi untuk proyek-proyek di lingkungan Pertamina Group," ujar Santiaji dalam keterangan tertulis. "Efisiensi dan penurunan emisi karbon pada proses pengeboran juga akan memberikan kontribusi positif pada transisi energi nasional." Lebih lanjut, Santiaji menyatakan bahwa evaluasi berkelanjutan akan dilakukan untuk memastikan keberhasilan implementasi DGBS dapat direplikasi di area operasi lainnya, sehingga dampak positif penghematan biaya dan pengurangan emisi dapat dirasakan secara lebih luas.

Senada dengan Santiaji, Direktur Utama Pertamina Drilling, Avep Disasmita, mengungkapkan komitmen perusahaannya terhadap program inisiatif penurunan emisi. "Pertamina Drilling terus mengembangkan program inisiatif penurunan emisi untuk memaksimalkan peran dalam pencapaian penurunan emisi karbon nasional, salah satunya adalah teknologi DGBS," tegas Disasmita. "Pertamina Drilling berkomitmen untuk tidak hanya fokus pada aspek bisnis, tetapi juga pada kelestarian lingkungan." Penerapan DGBS, menurut Disasmita, merupakan bukti nyata komitmen tersebut.

Revolusi Hijau di Industri Migas: PGN Gagas dan Pertamina Drilling Sukses Terapkan Teknologi Dual Fuel

Implementasi DGBS di lapangan Mundu disaksikan langsung oleh Direktur Operasi dan Komersial PGN Gagas, Baskara Agung Wibawa, dan Direktur Operasi Pertamina Drilling, Aziz Muslim. Kehadiran mereka menandaskan pentingnya kolaborasi dan pengawasan langsung dalam memastikan keberhasilan proyek ini. Baskara menjelaskan peran PGN Gagas dalam menyediakan pasokan gas yang handal dan terintegrasi dengan sistem DGBS. "Kami menyiapkan pasokan gas yang diambil dari SPBG Purwakarta. Selanjutnya gas diproses sebagai bahan bakar engine di operasi pengeboran," jelasnya.

Sementara itu, Aziz Muslim menekankan aspek cost optimization yang menjadi salah satu tujuan utama penerapan DGBS. "Penerapan teknologi DGBS sejalan dengan upaya kami dalam melakukan cost optimization di sektor pengeboran," ujar Aziz. "Penggunaan gas bumi dapat menekan biaya operasional sekaligus menurunkan emisi karbon, sehingga biaya operasional lebih ekonomis dan berkelanjutan." Pernyataan ini menggarisbawahi manfaat ganda dari teknologi DGBS, yaitu efisiensi biaya dan keberlanjutan lingkungan.

Penggunaan DGBS diproyeksikan mampu mengurangi emisi karbon hingga 30%. Angka ini merupakan pencapaian yang signifikan dalam upaya Indonesia untuk mengurangi jejak karbon di sektor energi. Keberhasilan ini juga membuka peluang bagi penerapan teknologi serupa di berbagai lokasi pengeboran lainnya, baik di dalam maupun luar negeri. Hal ini akan berkontribusi pada peningkatan efisiensi operasional di industri migas secara keseluruhan, sekaligus memperkuat posisi Indonesia sebagai negara yang berkomitmen terhadap keberlanjutan lingkungan.

Secara keseluruhan, implementasi DGBS oleh PGN Gagas dan Pertamina Drilling merupakan sebuah terobosan yang patut diapresiasi. Kolaborasi yang sukses ini tidak hanya menunjukkan kemampuan inovasi dalam industri migas Indonesia, tetapi juga mencerminkan komitmen yang kuat terhadap efisiensi, keberlanjutan, dan pencapaian target Net Zero Emission. Keberhasilan ini diharapkan dapat menjadi inspirasi bagi perusahaan-perusahaan lain di sektor energi untuk berinovasi dan menerapkan teknologi ramah lingkungan dalam operasional mereka. Langkah ini merupakan bukti nyata bahwa pembangunan ekonomi dan pelestarian lingkungan dapat berjalan beriringan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *