Jakarta – Pemerintah Indonesia menjadikan Program Makan Bergizi Gratis (MBG) sebagai program andalan dalam upaya percepatan pembangunan sumber daya manusia (SDM) dan mewujudkan visi Generasi Emas 2045. Sasaran program ini menyentuh lapisan masyarakat yang paling krusial, yaitu anak usia sekolah dan ibu hamil, guna memastikan tumbuh kembang generasi penerus bangsa yang optimal. Komitmen pemerintah ini mendapat dukungan luas dari berbagai kalangan, termasuk Yayasan Indonesia Food Security Review (IFSR), sebuah lembaga think tank independen yang fokus pada ketahanan pangan dan gizi nasional.
Dukungan IFSR terhadap MBG bukan sekadar wacana. Keterlibatan aktif mereka dalam implementasi program ini terdokumentasikan secara detail dalam sebuah buku berjudul "Strategi IFSR dalam Akselerasi Implementasi 32.000 SPPG & 82 Juta Penerima Manfaat Program Makan Bergizi Gratis," yang diluncurkan pada Jumat (9/5/2025) di Jakarta. Peluncuran buku ini ditandai dengan penyerahan langsung dari perwakilan IFSR kepada Kepala Badan Gizi Nasional (BGN), Dadan Hindayana, yang turut memberikan kata pengantar.
Dalam sambutannya, Dadan Hindayana mengapresiasi peran aktif IFSR sejak tahap awal program. "Buku ini tidak hanya menyajikan kerangka teknis dan kebijakan, tetapi juga mengarsipkan secara utuh dan otentik sejarah awal program MBG, berkat keterlibatan langsung IFSR dalam pembangunan dapur pertama di Warungkiara, Sukabumi," ujar Dadan. Ia berharap buku ini akan menjadi katalisator kolaborasi yang lebih luas antar pemangku kepentingan guna memastikan keberhasilan MBG di seluruh Indonesia. Apresiasi tinggi diberikan kepada IFSR atas konsistensi dukungannya terhadap program prioritas Presiden Prabowo Subianto ini.
Dirgayuza Setiawan, Pendiri IFSR, mengungkapkan bahwa MBG bukan sekadar program distribusi makanan semata. "MBG merupakan program multipotensial dengan dampak lintas sektor yang sangat luas. Ini adalah investasi politik, ekonomi, sosial, dan moral negara untuk melindungi dan memberdayakan generasi masa depan," tegas Dirgayuza. Ia menekankan bahwa MBG merupakan transformasi sistemik, dan buku yang diluncurkan merupakan bagian dari upaya IFSR untuk memperkuat arah transformasi tersebut.
Pentingnya penguatan ekosistem pangan nasional, khususnya integrasi sektor peternakan susu dalam MBG, juga disoroti oleh Prof. Dr. Epi Taufik, Guru Besar IPB, Tim Pakar Bidang Keahlian Susu BGN, dan Dewan Pembina IFSR. "Program MBG harus dimanfaatkan sebagai momentum untuk membangun industri susu nasional yang berbasis pada peternak rakyat. Ini akan mendukung kesehatan anak-anak Indonesia sekaligus memperkuat ketahanan pangan hewani bangsa," papar Epi.
Glory Harimas Sihombing, Direktur Eksekutif IFSR, menjelaskan bahwa buku tersebut merupakan hasil kolaborasi lintas sektor dan wilayah. "Buku ini disusun berdasarkan praktik terbaik di lapangan, dengan kontribusi dari berbagai mitra, akademisi, dan komunitas," ujarnya. Buku ini juga merefleksikan pendekatan teknis IFSR yang menekankan efisiensi, pemberdayaan masyarakat, dan manajemen logistik yang adaptif dan berbasis data.
I Dewa Made Agung K.N., sebagai bagian dari Dewan Pembina IFSR, menambahkan bahwa buku ini tidak hanya mendokumentasikan keberhasilan, tetapi juga menyusun kerangka manajemen teknis yang dapat direplikasi. "Dokumen ini krusial untuk memastikan tata kelola dapur MBG terstandarisasi dan terkonsolidasi, sehingga dapat diterapkan oleh seluruh mitra, baik pemerintah daerah maupun lembaga pelaksana," jelasnya.
Program MBG sendiri telah ditetapkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2025-2029 sebagai program strategis nasional. Targetnya mencakup 82,9 juta penerima manfaat dan pengembangan lebih dari 32.000 dapur umum (SPPG) sebagai unit pelaksana utama di lapangan. Buku yang diluncurkan oleh IFSR hadir untuk menjawab kebutuhan referensi teknis dan operasional dalam perluasan program tersebut.
IFSR berharap buku ini dapat menjadi rujukan kebijakan, pedoman teknis operasional, dan dokumen inspiratif bagi seluruh pemangku kepentingan. Hal ini mencakup pemerintah pusat dan daerah, lembaga pendidikan, dunia usaha, organisasi masyarakat sipil, dan mitra pembangunan internasional. Tujuannya adalah untuk menyukseskan Program MBG dan mendorong kedaulatan gizi nasional.
Melalui peluncuran buku ini, IFSR memperkuat komitmennya sebagai mitra strategis BGN dan pemerintah. Mereka juga menegaskan perannya dalam memfasilitasi kolaborasi dengan seluruh pemangku kepentingan di tingkat nasional maupun daerah. Upaya ini bertujuan untuk mempercepat transformasi sistem pangan dan gizi Indonesia demi terwujudnya Generasi Emas 2045 yang sehat, cerdas, dan sejahtera. Program MBG, dengan dukungan kolaboratif seperti yang ditunjukkan oleh IFSR, menjadi bukti nyata komitmen pemerintah dalam membangun masa depan bangsa yang lebih baik melalui investasi pada generasi mudanya. Keberhasilan program ini akan menjadi penentu penting dalam mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan di Indonesia. Buku ini diharapkan dapat menjadi panduan praktis dan inspiratif bagi upaya serupa di masa mendatang, baik di Indonesia maupun di negara berkembang lainnya yang menghadapi tantangan serupa dalam hal ketahanan pangan dan gizi.