Program Makan Bergizi Gratis Berdayakan Warga Binaan Lapas Sukamiskin: Sebuah Kisah Sukses Pemberdayaan dan Reintegrasi Sosial

Bandung, Jawa Barat – Inovasi dalam program Makan Bergizi Gratis (MBG) Presiden Prabowo Subianto telah menorehkan prestasi gemilang dengan memberdayakan warga binaan Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas I Sukamiskin sebagai kru dapur. Pembukaan Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) atau dapur MBG di Lapas Sukamiskin bukan sekadar penyediaan makanan bergizi bagi masyarakat, melainkan juga sebuah terobosan dalam upaya reintegrasi sosial dan pemberdayaan narapidana. Program ini terbukti menciptakan efek berganda (multiplier effect) yang signifikan, menguntungkan berbagai pihak, mulai dari warga binaan hingga koperasi lapas.

Adita Irawati, Tenaga Ahli Utama Kantor Komunikasi Kepresidenan (Presidential Communication Office/PCO), mengungkapkan bahwa pemberdayaan warga binaan di Lapas Sukamiskin merupakan implementasi nyata dari tujuan Program MBG. "Lapas Sukamiskin telah berhasil menerapkan pemberdayaan sesuai dengan visi Program MBG," ujar Adita dalam keterangan pers pada Minggu (18/5/2025). "Warga binaan telah mendapatkan pelatihan khusus dan sertifikasi yang memenuhi standar Badan Gizi Nasional, sehingga mereka layak dan kompeten untuk bekerja di dapur MBG."

Keberhasilan program ini tidak hanya terlihat dari sisi keahlian warga binaan. Secara ekonomi, koperasi lapas juga turut diuntungkan. "Koperasi di lapas diberdayakan sebagai vendor penyedia bahan baku," tambah Adita. Hal ini menunjukkan sinergi positif antara program MBG dengan upaya peningkatan perekonomian di lingkungan lapas. Keterlibatan koperasi lapas juga memastikan transparansi dan akuntabilitas dalam pengadaan bahan baku, sekaligus mendukung usaha kecil dan menengah di lingkungan tersebut.

Di dalam Lapas Sukamiskin, program ini disambut antusias oleh para warga binaan. Rijatono Lakka, atau yang akrab disapa Tono, salah satu warga binaan yang bertugas sebagai juru masak di SPPG, mengungkapkan dampak positif program ini terhadap kesehariannya. "Sekarang hari-hari saya semakin cepat berlalu, karena sibuk di dapur, menyiapkan makanan untuk Program MBG," tuturnya. Pengalaman Tono sebelum menjalani masa hukuman sebagai pemilik restoran menjadi aset berharga dalam menjalankan tugasnya. Keahliannya dalam meracik makanan menjadikannya aset penting di dapur MBG.

Lebih dari sekadar pekerjaan, bagi Tono, keterlibatan dalam program MBG merupakan bentuk kontribusi nyata bagi masyarakat dan negara. "Saya senang sekali bisa berkontribusi menyukseskan program Bapak Presiden Prabowo dengan penuh tanggung jawab," ujarnya dengan bangga. Ia juga melihat program ini sebagai jembatan menuju reintegrasi sosial. "Dari kegiatan ini, warga binaan jadi punya keahlian. Dengan keahlian, warga binaan jadi punya tempat di masyarakat, punya kesempatan untuk bekerja ketika nanti sudah kembali ke masyarakat," tambahnya.

Program Makan Bergizi Gratis Berdayakan Warga Binaan Lapas Sukamiskin: Sebuah Kisah Sukses Pemberdayaan dan Reintegrasi Sosial

Tono bukanlah satu-satunya warga binaan yang merasakan manfaat program ini. Sebanyak 47 warga binaan lainnya turut berpartisipasi aktif dalam pengelolaan dapur MBG, melayani sekitar 3.450 penerima manfaat setiap harinya. Mereka terlibat dalam seluruh proses, mulai dari penerimaan dan pengecekan kualitas bahan baku, pembersihan, memasak, pengemasan makanan, hingga pencucian peralatan. Pembagian tugas yang terstruktur dan terorganisir menunjukkan profesionalisme dan kedisiplinan yang telah mereka pelajari selama pelatihan.

Firsa dan Dimas, dua warga binaan lainnya, mengungkapkan rasa bangga dan termotivasi atas kesempatan yang diberikan. Firsa, yang bertugas memasak protein, mengatakan, "Kami jadi dapat ilmu, pengalaman, dan teman baru. Saya jadi tahu ternyata menjaga gizi sangat penting. Saya bangga karena ini termasuk pengabdian kepada Bapak Presiden." Sementara itu, Dimas, yang bertanggung jawab atas penyiapan karbohidrat, mengungkapkan rasa harunya menerima apresiasi dari penerima manfaat. "Saya terharu, termotivasi, dan bangga ketika peralatan makan sudah kembali ke dapur, kami mendapat surat cinta dari siswa. Saya berharap program ini bisa terus berlanjut. Jadi ketika kami sudah kembali ke masyarakat, bisa terlibat di dapur lagi," ujarnya.

Program MBG di Lapas Sukamiskin bukan hanya sekadar program penyediaan makanan, tetapi juga merupakan model sukses pemberdayaan dan reintegrasi sosial bagi warga binaan. Dengan memberikan pelatihan dan sertifikasi, program ini membekali mereka dengan keahlian yang dibutuhkan di dunia kerja, meningkatkan rasa percaya diri, dan membuka peluang untuk berkontribusi positif bagi masyarakat setelah menjalani masa hukuman. Keterlibatan koperasi lapas juga menunjukkan komitmen untuk menciptakan dampak ekonomi yang berkelanjutan. Keberhasilan ini diharapkan dapat menjadi contoh dan inspirasi bagi lembaga pemasyarakatan lain di Indonesia dalam upaya menciptakan sistem pemasyarakatan yang lebih humanis dan berorientasi pada pembinaan dan reintegrasi sosial. Program ini membuktikan bahwa kesempatan kedua dapat diberikan, dan dengan dukungan yang tepat, mantan narapidana dapat menjadi anggota masyarakat yang produktif dan bertanggung jawab. Semoga program ini terus berlanjut dan memberikan dampak positif yang lebih luas bagi masyarakat Indonesia.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *