Philip Morris International Suntik Dana Rp 191 Triliun untuk Produk Tembakau Bebas Asap

Jakarta, 13 Desember 2024 – Philip Morris International (PMI), induk perusahaan PT HM Sampoerna Tbk, terus menggenjot investasi dalam pengembangan dan pemasaran produk tembakau alternatif bebas asap. Investasi jumbo senilai US$ 12 miliar, atau setara dengan Rp 191 triliun (dengan asumsi kurs tertentu), telah digelontorkan perusahaan untuk mendukung riset, pengembangan, manufaktur, dan komersialisasi produk-produk ini, terutama IQOS. Angka fantastis ini diungkap langsung oleh CEO PMI, Jacek Olczak, dalam acara Technovation: Smoke-Free by PMI di Abu Dhabi, Rabu (11/12/2024).

Olczak menegaskan komitmen perusahaan untuk terus berinvestasi dalam inovasi di sektor tembakau bebas asap. Ia menyebutkan bahwa setiap tahunnya, PMI mengalokasikan dana sebesar US$ 1,2 miliar hingga US$ 1,5 miliar untuk riset dan pengembangan teknologi yang mendukung produk-produk tersebut. Besarnya investasi ini, menurut Olczak, mencerminkan keyakinan PMI terhadap potensi IQOS dan produk sejenisnya sebagai alternatif yang lebih baik bagi perokok konvensional.

"Hingga saat ini, kami telah menghabiskan lebih dari US$ 12 miliar untuk riset dan pengembangan (R&D), manufaktur, dan komersialisasi produk-produk ini," ungkap Olczak. Ia menambahkan bahwa sejak peluncuran IQOS pada tahun 2014, perusahaan telah meyakini bahwa produk ini menawarkan pilihan yang lebih aman dibandingkan rokok konvensional yang dibakar. Pernyataan ini didasarkan pada klaim bahwa IQOS memiliki potensi untuk mengurangi bahaya yang ditimbulkan oleh rokok.

"Kami telah menginvestasikan banyak uang dan upaya dalam ilmu pengetahuan di balik produk ini untuk memastikan bahwa produk ini memiliki potensi mengurangi bahaya. Jadi, sains ada di pihak kami. Yang perlu kami tunjukkan adalah bahwa perokok akan bersedia dan mampu beralih ke produk ini," jelas Olczak.

Lebih lanjut, Tommaso Di Giovanni, VP International Communications and Engagement PMI, menekankan peran krusial ilmu pengetahuan dan teknologi dalam strategi perusahaan. Ia memaparkan dua peran utama yang dimainkan oleh sains dan teknologi dalam pengembangan dan pemasaran produk tembakau alternatif.

Philip Morris International Suntik Dana Rp 191 Triliun untuk Produk Tembakau Bebas Asap

Pertama, ilmu pengetahuan dan teknologi memberdayakan PMI untuk menciptakan alternatif yang lebih baik daripada rokok, dengan prioritas utama pada kesehatan konsumen. Di Giovanni mengakui bahwa upaya-upaya sebelumnya tidak selalu berhasil, namun pembelajaran dari pengalaman tersebut telah mendorong perusahaan untuk terus berinovasi dan menghasilkan produk yang lebih aman.

"Dibutuhkan waktu lama untuk mencapainya karena upaya yang kami lakukan sebelumnya, mari kita akui, tidak selalu berhasil," ujarnya.

Kedua, ilmu pengetahuan berperan penting dalam membuktikan kepada publik, regulator, dan konsumen bahwa produk-produk alternatif ini memang lebih baik daripada rokok konvensional. Bukti ilmiah menjadi kunci untuk meyakinkan berbagai pihak, termasuk otoritas regulasi seperti Food and Drug Administration (FDA) di Amerika Serikat.

Di Giovanni menjelaskan proses panjang dan ketat yang dilakukan FDA dalam mengevaluasi produk-produk tembakau alternatif. "FDA di AS, ketika mereka harus menilai produk ini, secara harfiah meninjau ratusan ribu halaman bukti, yaitu ilmu pengetahuan, tetapi juga bukti tentang penggunaan produk itu sendiri, misalnya. Dalam pandangan saya, itulah dua alasan utama mengapa ilmu pengetahuan dan teknologi sangat penting. Mereka memungkinkan kami menciptakan produk. Mereka memungkinkan kami mengatakan bahwa produk ini jauh lebih baik daripada rokok," paparnya.

Investasi masif PMI ini menunjukkan ambisi perusahaan untuk merevolusi industri tembakau dengan menawarkan alternatif yang diklaim lebih aman. Namun, perlu dicatat bahwa klaim keamanan produk-produk tembakau alternatif ini masih menjadi perdebatan di kalangan pakar kesehatan. Meskipun PMI mengklaim telah melakukan riset ekstensif, penelitian independen lebih lanjut masih dibutuhkan untuk memastikan klaim tersebut dan dampak jangka panjang dari penggunaan produk-produk ini terhadap kesehatan. Perlu juga dipertimbangkan aspek regulasi dan etika dalam pemasaran produk-produk ini, mengingat potensi ketergantungan dan dampaknya terhadap kesehatan masyarakat. Pernyataan PMI perlu dikaji secara kritis dan diimbangi dengan informasi dari berbagai sumber yang kredibel untuk mendapatkan gambaran yang komprehensif. Ke depan, transparansi dan keterbukaan informasi dari PMI terkait riset dan data ilmiah yang mendukung klaim keamanan produk-produknya akan sangat penting untuk membangun kepercayaan publik.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *