Pertemuan Trudeau dan Trump: Upaya Mencairkan Ketegangan Dagang yang Memanas

Perdana Menteri Kanada, Justin Trudeau, dijadwalkan bertemu dengan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, di Gedung Putih. Pertemuan ini menjadi sorotan mengingat hubungan kedua negara yang tengah memanas akibat kebijakan tarif agresif yang diterapkan oleh pemerintahan Trump. Ketegangan ini ironis mengingat Kanada merupakan mitra dagang terbesar kedua AS dan sekutu dekat dalam berbagai bidang, mulai dari keamanan hingga pertahanan.

Kunjungan Trudeau ke Gedung Putih hadir di tengah situasi yang penuh tantangan. Setelah memimpin Partai Liberal Kanada meraih kemenangan dalam pemilu April 2025, Trudeau secara terbuka menantang kebijakan proteksionis Trump. Dalam pidato pasca-pemilu, Trudeau menyatakan, "Kita telah melewati keterkejutan akibat pengkhianatan Amerika, tetapi kita tidak boleh melupakan pelajarannya," menunjukkan tekadnya untuk menghadapi kebijakan tarif yang dianggap merugikan Kanada.

Hubungan ekonomi Kanada-AS, yang selama beberapa dekade dibangun di atas kerja sama perdagangan yang saling menguntungkan, kini terancam oleh kebijakan tarif Trump. Meskipun kedua negara terikat dalam Perjanjian Perdagangan Bebas Amerika Serikat-Meksiko-Kanada (USMCA), yang dirundingkan dan diratifikasi pada 2020 sebagai pengganti NAFTA, Trump telah secara signifikan mengubah dinamika perdagangan bilateral.

Pada awal Maret 2025, AS memberlakukan tarif impor sebesar 25% terhadap barang-barang dari Meksiko dan Kanada. Meskipun tarif tersebut sempat ditangguhkan sementara setelah janji dari kedua negara untuk meningkatkan kerja sama dalam mengatasi masalah fentanil dan imigrasi ilegal, tarif 25% tetap diberlakukan untuk barang-barang yang tidak memenuhi persyaratan USMCA. Lebih jauh lagi, Trump juga mengumumkan tarif 25% untuk mobil, baja, dan aluminium, serta suku cadang mobil, menimbulkan dampak signifikan pada ekonomi kedua negara.

Respon Kanada terhadap kebijakan tarif AS pun tak kalah tegas. Kanada membalas dengan mengenakan tarif 25% terhadap barang impor AS senilai C$30 miliar (sekitar US$22 miliar), ditambah bea tambahan 25% atas C$29,8 miliar (sekitar US$22 miliar) sebagai balasan atas tarif logam yang diberlakukan AS. Kanada juga memberlakukan tarif tambahan pada mobil impor dari AS.

Pertemuan Trudeau dan Trump: Upaya Mencairkan Ketegangan Dagang yang Memanas

Perang dagang ini telah menimbulkan kerugian besar bagi kedua ekonomi. Kanada menyumbang 14% dari total perdagangan AS, dan merupakan tujuan ekspor utama bagi AS, terutama untuk produk energi dan otomotif. Sebaliknya, AS merupakan tujuan ekspor utama Kanada, dengan lebih dari tiga perempat ekspor Kanada—termasuk kayu lunak, baja, dan aluminium—dikirim ke AS. Lebih dari 80% kayu lunak yang dikonsumsi di AS diimpor dari Kanada.

Dampak perang dagang ini terasa nyata di berbagai sektor bisnis AS. CEO General Motors, Mary Barra, menyatakan dalam wawancara dengan CNN bahwa tarif tersebut diperkirakan akan merugikan perusahaannya sebesar US$4 miliar hingga US$5 miliar pada tahun 2025. Sementara itu, Beth Fynbo Benike, pemilik perusahaan produk bayi Busy Baby, mengatakan biaya pengiriman satu kontainer barang ke AS kini melonjak hampir mencapai US$230.000.

Pertemuan Trudeau dan Trump di Gedung Putih diharapkan dapat menjadi titik balik dalam hubungan bilateral yang tegang ini. Kedua pemimpin menghadapi tekanan untuk menemukan solusi yang dapat mengurangi dampak negatif dari perang dagang dan memulihkan hubungan perdagangan yang saling menguntungkan. Keberhasilan pertemuan ini akan bergantung pada kemampuan kedua pemimpin untuk mengatasi perbedaan pandangan dan mencapai kesepakatan yang dapat diterima oleh kedua belah pihak. Kegagalan dalam mencapai kesepakatan akan semakin memperburuk hubungan bilateral dan berpotensi menimbulkan dampak yang lebih luas pada ekonomi global.

Pertemuan ini juga akan menjadi ujian bagi kemampuan kedua pemimpin dalam mengelola hubungan bilateral di tengah perbedaan ideologi dan kepentingan politik. Ketegangan yang ada bukan hanya sebatas masalah ekonomi, tetapi juga menyangkut kepercayaan dan posisi kedua negara dalam tatanan global. Oleh karena itu, pertemuan ini tidak hanya akan menentukan masa depan hubungan ekonomi Kanada-AS, tetapi juga akan memberikan gambaran tentang arah hubungan bilateral kedua negara dalam jangka panjang. Dunia internasional pun akan menyaksikan dengan seksama hasil dari pertemuan penting ini.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *