Pertemuan Menteri Perdagangan 21 Negara Bahas Dampak Tarif Trump, Sepakat Perluas Akses Pasar

Jakarta, 18 Mei 2025 – Menteri Perdagangan (Mendag) Republik Indonesia, Budi Santoso, baru saja kembali dari pertemuan penting di Jeju, Korea Selatan. Dalam pertemuan Menteri Perdagangan (Mendag) dari 21 negara anggota APEC (Asia-Pacific Economic Cooperation) pada 15-16 Mei 2025, isu utama yang mendominasi diskusi adalah dampak kebijakan tarif resiprokal yang diterapkan oleh Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, terhadap perekonomian masing-masing negara.

"Pertemuan ini sangat krusial," ungkap Mendag Budi Santoso kepada wartawan di sela-sela acara Hari Koperasi Nasional (Harkornas) 5K di Taman Mini Indonesia Indah (TMII) pada Minggu (18/5/2025). "Kita berdiskusi panjang mengenai bagaimana kebijakan tarif Trump telah secara signifikan mempengaruhi akses pasar negara-negara anggota APEC."

Pertemuan tersebut, yang juga dihadiri oleh para Mendag dari Amerika Serikat, Australia, Brunei Darussalam, Chile, Filipina, Hong Kong, Jepang, Kanada, Korea Selatan, Malaysia, Meksiko, Peru, Papua Nugini, Tiongkok, Rusia, Selandia Baru, Singapura, Taiwan, Thailand, dan Vietnam, menjadi forum penting untuk berbagi pengalaman dan mencari solusi bersama atas tantangan yang dihadapi. Para Mendag secara terbuka membahas hambatan akses pasar yang mereka alami akibat kebijakan proteksionis tersebut.

Mendag Budi menjelaskan bahwa setiap negara secara detail memaparkan dampak negatif dari tarif-tarif tersebut terhadap ekspor mereka ke Amerika Serikat. "Kita saling bertukar informasi, mengungkapkan kendala yang dihadapi masing-masing negara. Bukan hanya dampak negatif yang dialami, namun juga strategi yang telah diterapkan untuk mengatasinya," jelasnya.

Hasil dari pertukaran informasi dan diskusi intensif tersebut menghasilkan kesepakatan penting di antara para Mendag. Mereka sepakat untuk meningkatkan kerja sama guna memperluas akses pasar masing-masing negara. Strategi ini bertujuan untuk mengurangi ketergantungan pada satu atau dua pasar utama, dan menciptakan diversifikasi pasar yang lebih sehat dan berkelanjutan.

Pertemuan Menteri Perdagangan 21 Negara Bahas Dampak Tarif Trump, Sepakat Perluas Akses Pasar

"Ketergantungan pada satu atau dua pasar utama sangat berisiko, terutama dalam situasi geopolitik yang dinamis seperti saat ini," tegas Mendag Budi. "Dengan memperluas akses pasar, kita dapat mengurangi dampak negatif dari kebijakan proteksionis seperti yang diterapkan oleh Amerika Serikat."

Kesepakatan ini, menurut Mendag Budi, didasarkan pada pemahaman bersama bahwa semua negara anggota APEC telah merasakan dampak negatif dari kebijakan tarif Trump. "Mereka juga setuju bahwa perlu adanya kerja sama untuk membuka pasar secara timbal balik," tambahnya. "Ini bukan hanya tentang kepentingan Indonesia, tetapi juga kepentingan bersama seluruh negara anggota APEC."

Lebih lanjut, Mendag Budi menekankan pentingnya peran APEC dalam mendorong transformasi sistem perdagangan kawasan yang lebih adaptif terhadap kemajuan teknologi dan tantangan keberlanjutan global. Kehadiran Indonesia dalam pertemuan APEC MRT 2025 di Jeju, Korea Selatan, merupakan bukti nyata komitmen Indonesia dalam memperkuat sistem perdagangan kawasan dan global melalui kerja sama multilateral yang inklusif dan berkelanjutan.

"Indonesia memandang forum APEC MRT sebagai wadah penting untuk mendorong reformasi WTO (World Trade Organization) dan penguatan sistem perdagangan global yang patuh pada aturan," kata Mendag Budi dalam keterangan persnya pada Kamis (15/5/2025). "Kami akan aktif menyuarakan kepentingan nasional, termasuk isu-isu seperti kecerdasan artifisial untuk fasilitasi perdagangan dan penguatan rantai pasok."

Pertemuan di Jeju bukan hanya sekadar forum diskusi, tetapi juga merupakan langkah konkret dalam membangun solidaritas dan kerja sama di antara negara-negara anggota APEC. Kesepakatan untuk memperluas akses pasar merupakan langkah strategis untuk menghadapi tantangan perdagangan global yang semakin kompleks. Hal ini menunjukkan komitmen bersama untuk menciptakan sistem perdagangan yang lebih adil, transparan, dan saling menguntungkan.

Ke depan, implementasi kesepakatan ini akan memerlukan kerja sama yang intensif di antara negara-negara anggota APEC. Mekanisme pengawasan dan evaluasi perlu dibentuk untuk memastikan bahwa kesepakatan tersebut dijalankan secara efektif dan menghasilkan dampak positif bagi perekonomian masing-masing negara. Peran Indonesia sebagai salah satu negara anggota APEC yang aktif dan berpengaruh diharapkan dapat mendorong terwujudnya sistem perdagangan yang lebih baik dan berkeadilan bagi semua. Pertemuan di Jeju menjadi tonggak penting dalam upaya bersama tersebut. Langkah selanjutnya adalah menerjemahkan kesepakatan tersebut menjadi tindakan nyata yang dapat dirasakan manfaatnya oleh seluruh pelaku ekonomi di negara-negara anggota APEC.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *