Pertamina Pacu Produksi Migas dengan Teknologi Reduksi CO2, Raih Terobosan Global di Lapangan Akasia Bagus

Indramayu, Jawa Barat – Upaya Pertamina dalam meningkatkan produksi migas dan mencapai kemandirian energi nasional mendapat dorongan signifikan melalui penerapan teknologi reduksi CO2 di Lapangan Akasia Bagus, Indramayu, Jawa Barat. Deputi Eksploitasi Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas), Taufan Marhaendrajana, baru-baru ini meninjau langsung progres proyek strategis ini di Stasiun Pengumpul Akasia Bagus (SP ABG) Stage 1, menunjukkan komitmen nyata perusahaan dalam mengamankan pasokan energi di masa depan.

VP Production & Operations Regional Jawa Subholding Upstream Pertamina, Rahmat Ali Hakim, menegaskan bahwa proyek CO2 Reduction berjalan sesuai rencana dan merupakan bagian integral dari strategi jangka panjang perusahaan. Proyek ini tidak hanya berfokus pada peningkatan produksi, tetapi juga menunjukkan komitmen Pertamina EP terhadap praktik operasional yang efisien dan berkelanjutan.

"Proyek optimasi pengembangan Lapangan-Lapangan Akasia Bagus – Gantar (OPLL ABG – GTR) telah berhasil mengoptimalkan cadangan minyak sebesar 12,71 juta barel (MMSTB) dan gas sebesar 10,53 miliar kaki kubik (BSCF)," ungkap Rahmat dalam keterangan tertulis, Senin (26/5/2025). Capaian ini menjadi bukti nyata keberhasilan strategi Pertamina dalam mengelola aset migas secara optimal.

Kolaborasi strategis dengan perusahaan multinasional BASF, raksasa industri kimia asal Jerman, menjadi kunci keberhasilan proyek ini. BASF berperan sebagai licensor, menyediakan lisensi teknologi untuk unit pengolahan gas asam (Acid Gas Removal Unit/AGRU) berbasis sistem amine (methyldiethanolamine/MDEA). Keahlian teknis BASF terbukti krusial dalam mengembangkan dan mengimplementasikan sistem pengolahan gas asam yang mampu menangani kadar CO2 tinggi, sebuah tantangan signifikan dalam industri migas.

Hasil kolaborasi Pertamina EP dan BASF menghasilkan terobosan global yang patut diapresiasi. Gas hasil produksi di SP ABG, yang awalnya memiliki kadar CO2 sebesar 65% mole, berhasil diolah hingga mencapai kadar 8%, memenuhi spesifikasi gas siap jual. Ini merupakan pencapaian pertama di dunia yang menunjukkan kemampuan teknologi dalam mengatasi tantangan pengolahan gas dengan kadar CO2 tinggi.

Pertamina Pacu Produksi Migas dengan Teknologi Reduksi CO2, Raih Terobosan Global di Lapangan Akasia Bagus

Lapangan Akasia Bagus sendiri dioperasikan Pertamina EP berdasarkan Plan of Development (POD) yang disetujui pada 27 Desember 2017, dengan pengembangan bertahap melalui Stage 1 dan Stage 2. Hingga saat ini, Pertamina EP telah melakukan pengeboran 12 sumur pengembangan di klaster Akasia Bagus, dengan total 26 sumur produksi aktif yang berkontribusi terhadap peningkatan produksi nasional.

Untuk mendukung peningkatan produksi yang signifikan, Pertamina EP juga melakukan peningkatan kapasitas SP ABG. Kapasitas pengolahan ditingkatkan dari 1.750 barel cair per hari (BLPD) dan 3 juta standar kaki kubik gas per hari (MMSCFD) menjadi 9.000 BLPD dan 22 MMSCFD. Peningkatan kapasitas ini menunjukkan komitmen Pertamina dalam memenuhi kebutuhan energi domestik yang terus meningkat.

Di luar aspek produksi, Pertamina EP juga menunjukkan komitmen kuat terhadap keberlanjutan lingkungan. Penerapan teknologi ramah lingkungan dan program penghijauan, termasuk penanaman lebih dari 86 ribu pohon mangrove di area pesisir, menjadi bukti nyata upaya perusahaan dalam mengurangi dampak lingkungan operasionalnya. Langkah ini sejalan dengan upaya global dalam mengurangi emisi karbon dan menjaga kelestarian lingkungan.

Proyek upgrading SP ABG ini bukan hanya sekadar peningkatan fasilitas produksi, melainkan representasi dari strategi holistik Pertamina dalam mendukung ketahanan energi nasional. Integrasi teknologi inovatif, peningkatan kapasitas produksi, dan komitmen terhadap keberlanjutan lingkungan menjadi pilar utama strategi ini. Keberhasilan proyek ini menjadi contoh nyata bagaimana kolaborasi antara perusahaan nasional dan multinasional dapat menghasilkan solusi inovatif untuk mengatasi tantangan di sektor energi, sekaligus berkontribusi pada pencapaian target kemandirian energi Indonesia.

Ke depan, keberhasilan proyek ini diharapkan dapat direplikasi di lapangan migas lainnya di Indonesia. Transfer pengetahuan dan teknologi yang diperoleh dari kolaborasi dengan BASF dapat menjadi modal berharga bagi Pertamina dalam mengembangkan teknologi serupa dan meningkatkan efisiensi operasional di berbagai wilayah. Hal ini akan semakin memperkuat posisi Indonesia dalam menjaga ketahanan energi dan berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi nasional. Proyek ini juga menjadi bukti nyata bahwa investasi dalam teknologi dan inovasi merupakan kunci keberhasilan dalam menghadapi tantangan di sektor energi, sekaligus menunjukkan komitmen Pertamina dalam membangun masa depan energi yang berkelanjutan bagi Indonesia.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *