Jakarta, 27 Mei 2025 – Pertamina International Shipping (PIS) meluncurkan ambisi besar untuk menjadikan Indonesia sebagai pusat logistik maritim global terdepan. Gagasan ini, yang diutarakan Direktur Keuangan PIS, Diah Kurniawati, dalam Indonesia Maritim Week (IMW) 2025 di JCC Senayan, Jakarta, mengarah pada pembangunan ekosistem maritim yang berkelanjutan, efisien, dan berdaya saing tinggi di kancah internasional. Strategi yang diusung PIS menekankan pada tiga pilar utama: infrastruktur pelabuhan ramah lingkungan, armada kapal modern, dan manajemen keuangan serta alokasi modal yang terukur dan berkelanjutan.
Diah Kurniawati dalam paparannya memaparkan bahwa transformasi menuju status global hub ini tak hanya sekadar mimpi, melainkan sebuah rencana aksi yang terukur dan terintegrasi. Ia menekankan pentingnya investasi strategis dalam tiga sektor krusial. Pertama, pembangunan dan modernisasi infrastruktur pelabuhan yang ramah lingkungan. Pelabuhan-pelabuhan di Indonesia, menurutnya, harus diupgrade untuk memenuhi standar internasional, menyesuaikan diri dengan tren global menuju pelabuhan hijau (green port), dan mampu mengakomodasi lalu lintas kapal yang semakin meningkat. Hal ini mencakup peningkatan kapasitas dermaga, optimalisasi sistem pengelolaan limbah, dan penerapan teknologi energi terbarukan untuk mengurangi jejak karbon.
Kedua, PIS mendorong modernisasi armada kapal. Investasi dalam kapal-kapal yang efisien, berteknologi tinggi, dan ramah lingkungan menjadi kunci daya saing Indonesia di sektor maritim global. Kapal-kapal ini harus memenuhi standar emisi gas rumah kaca yang ketat, serta dilengkapi dengan teknologi canggih untuk meningkatkan efisiensi operasional dan keselamatan pelayaran. Modernisasi armada tidak hanya meningkatkan daya saing, tetapi juga memperkuat posisi Indonesia sebagai negara maritim yang bertanggung jawab secara lingkungan.
Ketiga, dan tak kalah penting, adalah penerapan manajemen keuangan dan alokasi modal yang strategis dan disiplin. Diah menekankan bahwa pembangunan ekosistem maritim yang berkelanjutan membutuhkan perencanaan keuangan yang matang dan terukur. Alokasi modal harus diprioritaskan pada proyek-proyek yang berdampak signifikan terhadap peningkatan daya saing dan keberlanjutan industri maritim Indonesia. Transparansi dan akuntabilitas dalam pengelolaan keuangan menjadi kunci keberhasilan strategi ini.
Lebih jauh, Diah juga menyoroti pentingnya transformasi digital dalam industri maritim Indonesia. Penerapan teknologi digital, seperti internet of things (IoT), big data analytics, dan artificial intelligence (AI), dapat meningkatkan efisiensi operasional, mempercepat proses pengiriman barang, dan meningkatkan keamanan pelayaran. Integrasi digitalisasi ini akan menciptakan ekosistem maritim yang lebih terhubung, transparan, dan efisien.
“Visi saya untuk Indonesia adalah menjadi pusat global terkemuka untuk logistik maritim yang berkelanjutan dan cerdas,” tegas Diah. “Kita harus memiliki pelabuhan, armada, dan rantai pasokan yang tidak hanya terintegrasi secara digital, tetapi juga didukung oleh energi bersih.” Visi ini, menurutnya, membutuhkan kolaborasi yang kuat antara pemerintah, sektor swasta, dan akademisi.
PIS sendiri, sebagai perusahaan pelayaran nasional, telah mengambil langkah konkrit untuk mendukung visi ini. Perusahaan telah memulai investasi dalam transformasi digital dan hijau, serta menerapkan prinsip-prinsip tata kelola perusahaan yang baik. Komitmen PIS terhadap keberagaman, kesetaraan, dan inklusi (DEI) juga menjadi bagian integral dari strategi keberlanjutan mereka. Hal ini tercermin dalam komposisi tenaga kerja PIS yang tidak didominasi oleh satu gender, serta kolaborasi aktif dengan Asosiasi Wanita Maritim Indonesia (WIMA) untuk mendorong partisipasi perempuan di sektor maritim.
“Untuk menyediakan ruang bagi wanita dan juga pria untuk berbagi perjalanan di sektor maritim, sehingga lebih banyak wanita dapat memasuki industri ini,” tambah Diah, menekankan pentingnya menciptakan lingkungan kerja yang inklusif dan setara.
Langkah-langkah yang diusung PIS ini bukan hanya sekadar upaya peningkatan daya saing ekonomi, tetapi juga merupakan kontribusi nyata terhadap pembangunan berkelanjutan. Dengan fokus pada pelabuhan hijau, armada ramah lingkungan, dan manajemen keuangan yang terukur, Indonesia berpotensi untuk menjadi pemimpin global dalam sektor maritim yang berkelanjutan. Namun, keberhasilan visi ini membutuhkan komitmen dan kolaborasi dari seluruh pemangku kepentingan, termasuk pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat sipil. Tantangannya memang besar, namun potensi yang dimiliki Indonesia sebagai negara kepulauan dengan jalur pelayaran yang strategis sangat menjanjikan. Implementasi strategi yang terencana dan terintegrasi, diiringi dengan dukungan kebijakan yang kondusif, akan menjadi kunci keberhasilan Indonesia dalam mewujudkan ambisi menjadi pusat logistik maritim global yang berkelanjutan. Peran PIS sebagai pelopor dalam transformasi ini patut diapresiasi dan diharapkan dapat menginspirasi perusahaan-perusahaan lain untuk turut serta dalam membangun masa depan maritim Indonesia yang lebih cerah.