Ternate, Maluku Utara – Antusiasme tinggi mewarnai pelaksanaan Job Fair 2025 di Hotel Bela Ternate, Maluku Utara, Selasa (20/5/2025). Ribuan pencari kerja rela berdesakan, bahkan saling berhimpitan, demi mendapatkan kesempatan emas untuk mengisi 2.368 lowongan pekerjaan yang ditawarkan oleh 21 perusahaan nasional dan lokal. Suasana yang awalnya dipenuhi harapan, berubah menjadi hiruk pikuk perebutan tempat registrasi, menggambarkan betapa besarnya kebutuhan akan lapangan kerja di provinsi kepulauan ini.
Gelaran bursa kerja yang diselenggarakan oleh Pemerintah Provinsi Maluku Utara melalui Dinas Ketenagakerjaan dan Transmigrasi ini berlangsung selama dua hari, 20-21 Mei 2025. Jumlah lowongan yang tersedia mencerminkan upaya serius pemerintah daerah dalam menekan angka pengangguran yang menjadi salah satu tantangan pembangunan di Maluku Utara. Berbagai sektor industri dilibatkan, menawarkan peluang karir yang beragam bagi para pencari kerja, mulai dari lulusan SMA/SMK hingga perguruan tinggi.
Namun, antusiasme yang tinggi tersebut berujung pada pemandangan yang sedikit memprihatinkan. Foto-foto yang beredar memperlihatkan kerumunan massa yang padat, bahkan cenderung tak terkendali, di area registrasi. Para pencari kerja, sebagian besar tampak muda, saling berdesakan untuk mendapatkan nomor antrian dan kesempatan untuk bertemu langsung dengan perwakilan perusahaan. Kondisi ini menimbulkan kekhawatiran akan potensi terjadinya insiden, seperti terinjak atau pingsan akibat sesak napas. Meskipun belum ada laporan resmi mengenai insiden tersebut, pemandangan tersebut tetap menjadi sorotan dan menimbulkan pertanyaan mengenai manajemen penyelenggaraan job fair.
Kehadiran 21 perusahaan, baik skala nasional maupun lokal, menunjukkan komitmen sektor swasta dalam berkontribusi pada upaya penciptaan lapangan kerja di Maluku Utara. Partisipasi perusahaan-perusahaan ini diharapkan tidak hanya mampu menyerap tenaga kerja, tetapi juga mendorong pertumbuhan ekonomi daerah. Namun, jumlah lowongan yang tersedia, meskipun terbilang besar, masih perlu dikaji lebih lanjut sebandingkah dengan jumlah pencari kerja yang hadir. Perbandingan ini menjadi penting untuk mengukur efektivitas job fair dalam mengatasi masalah pengangguran di Maluku Utara.
Keberhasilan job fair tidak hanya diukur dari jumlah lowongan yang tersedia, tetapi juga dari efektivitas proses seleksi dan penempatan tenaga kerja. Sistem registrasi yang kurang terorganisir, seperti yang terlihat dari kerumunan massa, dapat menghambat proses tersebut dan menimbulkan ketidakpuasan di kalangan pencari kerja. Hal ini perlu menjadi evaluasi serius bagi penyelenggara agar pada penyelenggaraan job fair selanjutnya dapat berjalan lebih tertib dan efisien.
Lebih lanjut, perlu dikaji lebih dalam mengenai jenis-jenis pekerjaan yang ditawarkan. Apakah jenis pekerjaan yang ditawarkan sesuai dengan kualifikasi dan keterampilan para pencari kerja di Maluku Utara? Kesesuaian antara pencari kerja dan lowongan kerja yang tersedia menjadi kunci keberhasilan penempatan tenaga kerja. Jika terdapat kesenjangan yang signifikan, maka job fair belum sepenuhnya efektif dalam mengatasi masalah pengangguran.
Selain itu, perlu juga diperhatikan aspek aksesibilitas informasi terkait job fair. Apakah informasi mengenai lowongan kerja dan persyaratannya telah tersebar luas dan mudah diakses oleh seluruh lapisan masyarakat di Maluku Utara? Informasi yang kurang memadai dapat menyebabkan antusiasme yang tidak terkendali dan berujung pada kerumunan massa seperti yang terjadi.
Pemerintah Provinsi Maluku Utara perlu melakukan evaluasi menyeluruh terhadap penyelenggaraan Job Fair 2025 ini. Evaluasi tersebut harus mencakup aspek perencanaan, pelaksanaan, hingga dampak yang dihasilkan. Data mengenai jumlah pencari kerja yang hadir, jumlah pelamar yang berhasil lolos seleksi, dan jenis pekerjaan yang paling banyak diminati perlu dikumpulkan dan dianalisis untuk menyusun strategi yang lebih efektif dalam mengatasi masalah pengangguran di masa mendatang.
Ke depan, penyelenggaraan job fair perlu diintegrasikan dengan program pelatihan dan pengembangan keterampilan kerja. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan daya saing para pencari kerja dan memastikan kesesuaian antara keterampilan yang dimiliki dengan kebutuhan pasar kerja. Dengan demikian, job fair tidak hanya menjadi ajang perebutan lowongan kerja, tetapi juga sebagai platform untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia di Maluku Utara.
Kesimpulannya, Job Fair 2025 di Ternate menunjukkan antusiasme tinggi dari pencari kerja di Maluku Utara. Namun, kondisi yang kurang terkendali dan potensi risiko yang muncul menuntut evaluasi menyeluruh dari penyelenggara. Pemerintah dan pihak terkait perlu bekerja sama untuk meningkatkan kualitas penyelenggaraan job fair di masa mendatang, dengan fokus pada manajemen kerumunan, penyebaran informasi yang efektif, dan integrasi dengan program pelatihan keterampilan kerja agar lebih berdampak positif dan berkelanjutan dalam mengurangi angka pengangguran di Maluku Utara. Harapannya, event serupa di masa depan dapat berjalan lebih tertib dan memberikan manfaat yang lebih optimal bagi para pencari kerja dan pembangunan daerah.