Los Angeles – Bayang-bayang perang tarif yang digulirkan pemerintahan Presiden Donald Trump kembali menghantam sektor riil Amerika Serikat. Kali ini, korbannya bukan hanya perusahaan besar, melainkan juga bisnis-bisnis kecil yang telah berpuluh-puluh tahun menjadi bagian integral dari kehidupan masyarakat. Salah satu yang paling merasakan dampaknya adalah Kip’s Toyland, toko mainan legendaris di Los Angeles yang telah menghibur anak-anak selama hampir delapan dekade. Toko yang telah melewati berbagai badai, termasuk perang dunia, resesi ekonomi, dan pandemi global, kini terancam gulung tikar akibat kebijakan proteksionis yang berujung pada lonjakan tarif impor.
Tarif impor sebesar 145% yang dijatuhkan atas sebagian besar barang impor dari China, negara asal hampir 80% mainan yang beredar di pasar Amerika Serikat, menjadi pukulan telak bagi Kip’s Toyland. Don Kipper, pemilik toko yang meneruskan warisan ayahnya, Irvin "Kip" Kipper, mengungkapkan keprihatinannya yang mendalam. "Kami telah menerima surat dan komunikasi dari pemasok kami yang intinya mengatakan, ‘Siapkan diri Anda, badai sedang datang’," ujar Kipper, mengutip pesan dari para pemasoknya kepada CNN, Selasa (13/5/2025).
Surat-surat tersebut bukan sekadar peringatan. Para pemasok mengumumkan kenaikan harga yang signifikan dan mendesak Kipper untuk melakukan pemesanan massal sebelum tarif baru diberlakukan. Situasi ini menjadi bukti nyata dampak buruk perang dagang Trump yang penuh gejolak, termasuk tarif balasan yang dijatuhkan oleh China. Data Departemen Perdagangan AS menunjukkan betapa besarnya ketergantungan Amerika Serikat pada impor mainan dari China, dengan nilai impor mencapai sekitar US$ 13,4 miliar pada tahun lalu.
Bagi Kipper, yang hampir seluruh stok dagangannya berasal dari China, kenaikan harga merupakan kepastian. Namun, ia menghadapi dilema yang pelik. Sebagai bisnis kecil, Kip’s Toyland tidak memiliki kapasitas finansial untuk menimbun barang dalam jumlah besar, sebuah strategi yang lazim dilakukan oleh perusahaan-perusahaan besar untuk menghadapi fluktuasi harga. "Bisnis kecil seperti kami tidak mampu menyimpan stok dalam jumlah banyak," jelas Kipper, menggambarkan kesulitan yang dihadapinya.
Lebih buruk lagi, beberapa pemasok bahkan telah mengirimkan surat pemberitahuan penghentian produksi lini mainan tertentu yang seharusnya dipasok untuk musim belanja liburan. "Mereka menulis, ‘Ketahuilah bahwa keputusan ini tidak mudah,’ dan ‘Tidak ada yang senang dengan situasi ini’," kata Kipper, membacakan isi surat tersebut. Kalimat-kalimat tersebut menggambarkan keputusasaan yang juga dirasakan oleh para pemasok yang terjepit di antara kebijakan proteksionis dan tekanan ekonomi.
Kip’s Toyland sendiri memiliki sejarah yang panjang dan sarat makna. Toko ini didirikan oleh Irvin "Kip" Kipper, seorang pilot Perang Dunia II yang pernah menjadi tawanan perang Nazi setelah pesawatnya ditembak jatuh di Bologna, Italia. Pada Oktober 1945, ia membeli sebuah toko kecil yang menjual bendera dan boneka, yang kemudian berkembang menjadi toko mainan legendaris yang dikenal luas sebagai Kip’s Toyland.
Ironisnya, toko yang telah melewati berbagai gejolak sejarah, kini terancam oleh kebijakan ekonomi yang berdampak luas. Sebagian besar barang di rak-rak Kip’s Toyland kini diproduksi di China. Kipper menjelaskan bahwa banyak permainan papan yang dulunya dibuat di Amerika Serikat kini diproduksi di China. Pergeseran ini mencerminkan realitas industri mainan global, di mana biaya tenaga kerja yang jauh lebih rendah di China telah mendorong banyak produsen untuk memindahkan basis produksinya ke negara tersebut selama beberapa dekade terakhir. Beberapa produsen mainan Amerika yang legendaris, seperti Marx dan Ideal, telah gulung tikar atau diakuisisi oleh perusahaan lain.
Memindahkan kembali infrastruktur manufaktur mainan ke Amerika Serikat bukanlah hal yang mustahil, tetapi akan membutuhkan waktu dan investasi yang sangat besar. Kipper memperkirakan proses tersebut akan memakan waktu minimal lima tahun. Bahkan jika berhasil, harga mainan kemungkinan besar akan tetap naik, karena biaya tenaga kerja dan regulasi di Amerika Serikat jauh lebih tinggi dibandingkan di China.
Kisah Kip’s Toyland menjadi cerminan dari dampak yang lebih luas dari perang tarif Trump. Kebijakan ini tidak hanya berdampak pada perusahaan besar, tetapi juga bisnis-bisnis kecil yang telah menjadi bagian integral dari komunitas lokal selama bertahun-tahun. Ancaman penutupan Kip’s Toyland menimbulkan pertanyaan serius tentang dampak jangka panjang dari kebijakan proteksionis terhadap perekonomian Amerika Serikat dan kesejahteraan masyarakatnya. Apakah harga yang harus dibayar untuk proteksionisme sepadan dengan konsekuensi yang harus ditanggung oleh bisnis-bisnis kecil dan masyarakat luas? Pertanyaan ini masih menunggu jawaban yang meyakinkan. Nasib Kip’s Toyland, dan toko-toko kecil lainnya yang berada dalam situasi serupa, menjadi pengingat akan pentingnya mempertimbangkan dampak sosial dan ekonomi dari kebijakan ekonomi yang diambil oleh pemerintah.