Jakarta, 5 Maret 2025 – Pasar Tanah Abang, pusat perdagangan tekstil dan aneka barang di Jakarta Pusat, mengalami euforia tersendiri menjelang Ramadan 1446 H. Bukan hanya pedagang pakaian yang merasakan peningkatan penjualan, namun juga para pedagang kurma yang menikmati panen raya dengan omzet harian yang meroket hingga puluhan juta rupiah. Fenomena ini menunjukkan betapa pentingnya momentum Ramadan bagi sektor perdagangan, khususnya komoditas yang lekat dengan tradisi keagamaan.
Salah satu pedagang kurma di Blok F Pasar Tanah Abang, Makmun, mengungkapkan lonjakan penjualan yang signifikan tiga minggu sebelum Ramadan. "Kenaikan omzetnya bisa tiga kali lipat," ujarnya kepada awak media. Jika biasanya ia meraup sekitar Rp 3 juta per hari, seminggu sebelum Ramadan angka tersebut membengkak menjadi Rp 10 juta, bahkan mencapai Rp 20 juta lebih dalam beberapa hari puncaknya. Keberhasilan ini menunjukkan strategi penjualan yang tepat dan tingginya permintaan pasar terhadap kurma sebagai komoditas penting selama bulan suci.
Namun, Makmun juga menjelaskan perubahan dinamika penjualan setelah memasuki bulan Ramadan. Meskipun masih lebih baik dibandingkan hari-hari biasa, jumlah pembeli langsung di pasar mengalami penurunan. Faktor kelelahan dan kesibukan menjadi alasan utama. "Kalau sudah masuk bulan puasa, sedikit yang ke pasar, pada takut capek. Paling satu dua lah, nggak sebanyak sebelum puasa. Sekarang ramainya di online," jelasnya. Pergeseran ini menunjukkan adaptasi pedagang terhadap perubahan perilaku konsumen yang semakin mengandalkan platform digital untuk berbelanja.
Meskipun terjadi penurunan pembeli langsung di pasar, Makmun tetap optimis. Ia menyatakan bahwa penjualan online mampu menopang omzetnya. Hal ini menunjukkan kemampuan pedagang dalam memanfaatkan teknologi untuk memperluas jangkauan pasar dan mempertahankan arus penjualan. Strategi omnichannel ini menjadi kunci keberhasilan dalam menghadapi fluktuasi permintaan.
Lebih lanjut, Makmun menjelaskan bahwa periode tiga minggu sebelum Ramadan hingga menjelang Lebaran merupakan masa panen raya bagi para pedagang kurma. Keuntungan yang diraup selama periode ini dianggap sebagai modal utama untuk menjalankan usaha selama setahun ke depan. "Kalau orang dagang itu, kalau untung ya untung, kalau bangkrut ya bangkrut, gitu saja. Makanya selama puasa sampai Lebaran nanti ibaratnya numpuk untung buat nutupin kekurangan atau modal jualan setahun itu," terangnya. Pernyataan ini menunjukkan sifat musiman bisnis kurma dan pentingnya memanfaatkan momentum Ramadan secara maksimal.
Sifat musiman bisnis kurma ini juga dijelaskan Makmun. Ia mengatakan bahwa penjualan kurma hanya tinggi pada saat-saat tertentu, yaitu Ramadan dan menjelang Idul Adha. "Mulai dari habis lebaran ya, habis lebaran itu agak sepi nanti di bulan Apit itu. Nanti naik lagi pas sudah mau Lebaran haji," paparnya. Bulan Apit, istilah untuk periode antara Idul Fitri dan Idul Adha, menunjukkan masa penurunan penjualan yang harus diantisipasi oleh para pedagang.
Fenomena lonjakan penjualan kurma di Pasar Tanah Abang menunjukkan potensi ekonomi yang signifikan dari komoditas yang lekat dengan tradisi keagamaan. Keberhasilan para pedagang dalam memanfaatkan momentum Ramadan menunjukkan pentingnya strategi penjualan yang tepat, adaptasi terhadap perubahan perilaku konsumen, dan kemampuan dalam memanfaatkan platform digital. Namun, sifat musiman bisnis ini juga menuntut para pedagang untuk memiliki perencanaan yang matang untuk mengatasi masa penurunan penjualan di luar bulan-bulan Ramadan dan Idul Adha. Keberhasilan Makmun dan para pedagang kurma lainnya menjadi studi kasus yang menarik untuk dipelajari dalam konteks pengelolaan bisnis musiman di Indonesia. Mereka telah menunjukkan bahwa dengan strategi yang tepat dan adaptasi yang fleksibel, kesuksesan bisnis musiman dapat diraih dan memberikan keuntungan yang signifikan. Ke depannya, penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mengeksplorasi lebih dalam tentang strategi penjualan dan manajemen bisnis musiman khususnya di kalangan pedagang kecil dan menengah (UKM) di Indonesia.