Jakarta, 23 Maret 2025 – Asosiasi Fintech Indonesia (AFTECH) memasuki babak baru kepemimpinan. Dalam Rapat Umum Anggota (RUA) Tahunan 2025 yang digelar Jumat lalu (21/3/2025), Pandu Sjahrir resmi terpilih sebagai Ketua Umum untuk periode 2025-2029. RUA yang dihadiri 141 perusahaan anggota AFTECH tersebut juga menetapkan Arsjad Rasjid sebagai Ketua Dewan Pengawas dan Harun Reksodiputro sebagai Ketua Dewan Kehormatan/Etik. Pergantian kepemimpinan ini bukan sekadar pergantian estafet, melainkan momentum strategis bagi industri fintech Indonesia untuk menghadapi tantangan dan merebut peluang di masa mendatang.
Periode kepemimpinan sebelumnya, 2021-2025, diwarnai berbagai dinamika yang kompleks. Pandemi Covid-19 telah mengubah lanskap industri secara fundamental, disusul oleh fenomena "tech winter" yang menekan pertumbuhan sektor teknologi secara global. Lebih lanjut, maraknya kasus penipuan (fraud) dan keberadaan fintech ilegal menjadi tantangan serius yang harus diatasi.
Pandu Sjahrir, dalam keterangan tertulisnya, Minggu (23/3/2025), menekankan pentingnya peran AFTECH sebagai organisasi payung bagi ekosistem keuangan digital Indonesia. Ia menyatakan komitmen AFTECH untuk terus mendorong transformasi dan kemajuan industri fintech guna mendukung ekonomi digital nasional. Kolaborasi yang erat antara pelaku industri, regulator, dan seluruh pemangku kepentingan lainnya menjadi kunci keberhasilan dalam mewujudkan perkembangan industri fintech yang inklusif, inovatif, dan berkelanjutan.
"AFTECH berkomitmen untuk menciptakan industri fintech yang sehat, terpercaya, dan berintegritas," tegas Pandu. Ia menambahkan bahwa fokus utama kepengurusan baru adalah memperkuat peran AFTECH dalam membangun ekosistem yang kokoh. Melalui kolaborasi lintas sektor, regulasi yang kondusif, dan penguatan literasi digital, AFTECH optimis dapat mempercepat transformasi keuangan digital dan berkontribusi signifikan terhadap pencapaian target pertumbuhan ekonomi nasional sebesar 8% menuju Indonesia Emas 2045.
Kepemimpinan Pandu Sjahrir mendapat dukungan penuh dari regulator. Hasan Fawzi, Kepala Eksekutif Pengawas Inovasi Teknologi Sektor Keuangan, Aset Keuangan Digital, dan Aset Kripto Otoritas Jasa Keuangan (OJK), mengatakan bahwa AFTECH telah menjadi mitra strategis OJK sejak berdiri pada 2016. AFTECH dinilai konsisten dalam mendorong inovasi, meningkatkan literasi keuangan digital, dan memastikan pertumbuhan fintech yang inklusif, aman, dan berkelanjutan.
"Kami berharap kolaborasi ini tidak hanya menghasilkan regulasi yang mendorong inovasi dan perkembangan fintech, tetapi juga regulasi yang adaptif, akomodatif, dan memperhatikan kebutuhan serta harapan pelaku industri," ujar Hasan Fawzi. Pernyataan ini menggarisbawahi pentingnya sinergi antara regulator dan pelaku industri dalam membentuk kebijakan yang tepat sasaran dan berdampak positif bagi seluruh ekosistem.
Senada dengan OJK, Bank Indonesia (BI) juga memberikan apresiasi atas peran AFTECH. Filianingsih Hendarta, Deputi Gubernur BI, menekankan pertumbuhan pesat ekonomi digital Indonesia yang diproyeksikan terus berkembang hingga 2030. Volume pembayaran digital nasional diperkirakan meningkat hingga 55,9%, didorong oleh peran generasi milenial, Gen Z, dan Alpha, serta pertumbuhan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) dan sektor ekonomi kreatif.
AFTECH, menurut Filianingsih, memiliki peran strategis dalam mencapai target pemerintah melalui implementasi Blueprint Sistem Pembayaran Indonesia (BSPI). "Peran AFTECH sangat krusial untuk mewujudkan implementasi BSPI 2025 dan 2030. Sinergi dalam pengembangan inovasi sistem pembayaran dan infrastruktur teknologi sistem keuangan (ITSK) akan terus kita perkuat," jelasnya. BI berharap AFTECH dapat memberikan kontribusi nyata dalam mendukung program Asta Cita dan pertumbuhan ekonomi keuangan digital nasional.
RUA AFTECH 2025 bukan hanya menandai pergantian kepemimpinan, tetapi juga menjadi tonggak penting bagi industri fintech Indonesia. Di tengah tantangan global dan perkembangan teknologi yang dinamis, AFTECH di bawah kepemimpinan Pandu Sjahrir diharapkan mampu memimpin industri menuju masa depan yang lebih cerah, sekaligus memberikan kontribusi signifikan bagi perekonomian nasional dan terwujudnya Indonesia Emas 2045. Tantangan ke depan tidaklah ringan, meliputi peningkatan literasi digital, pencegahan fraud, dan pengembangan regulasi yang responsif terhadap inovasi teknologi. Namun, dengan kolaborasi yang kuat antara seluruh pemangku kepentingan, cita-cita tersebut diyakini dapat tercapai. Keberhasilan AFTECH dalam mengarungi masa depan akan sangat bergantung pada kemampuannya untuk beradaptasi, berinovasi, dan terus berkolaborasi dengan semua pihak yang berkepentingan.