Jakarta, 9 Maret 2024 – Pemerintah melalui Kementerian Pertanian (Kementan) dan PT Perusahaan Perdagangan Indonesia (PPI) menggelar operasi pasar untuk menstabilkan harga bahan pokok menjelang bulan Ramadan dan Idul Fitri 1446 H. Operasi pasar yang dimulai sejak 24 Februari dan akan berlangsung hingga 29 Maret 2024 ini, menawarkan sejumlah komoditas penting dengan harga di bawah Harga Eceran Tertinggi (HET), termasuk daging kerbau beku seharga Rp75.000 per kilogram.
Menteri Pertanian, Amran Sulaiman, secara langsung meninjau pelaksanaan operasi pasar di Kantor Pos Jakarta Timur, Sabtu (8/3/2024). Didampingi Direktur Utama PT PPI, S Hernowo, Amran menekankan pentingnya ketersediaan dan keterjangkauan bahan pokok bagi masyarakat selama bulan Ramadan. Ia memastikan komoditas utama seperti beras, minyak goreng, gula, bawang putih, daging ayam ras beku, dan daging kerbau beku tersedia melimpah dengan harga yang terjangkau.
"Operasi pasar ini merupakan wujud komitmen pemerintah untuk menjaga stabilitas harga dan memastikan masyarakat dapat memenuhi kebutuhan pokoknya selama bulan Ramadan," ujar Amran dalam keterangan persnya. Ia juga kembali menegaskan instruksi Presiden Prabowo Subianto agar harga sembako di pasaran tidak melebihi HET yang telah ditetapkan pemerintah. Penekanan ini bertujuan untuk mencegah praktik spekulasi dan melindungi daya beli masyarakat, khususnya di tengah meningkatnya permintaan menjelang hari raya.
PT PPI, sebagai salah satu BUMN yang terlibat dalam Holding BUMN Pangan ID Food, berperan sentral dalam pelaksanaan operasi pasar ini. Kepala Sekretaris Perusahaan dan TJSL PT PPI, Agus Hartanto, menjelaskan bahwa perusahaan menyediakan daging kerbau beku dengan harga spesial Rp75.000 per kilogram dan Minyakita seharga Rp14.700 per liter. Harga-harga ini jauh lebih rendah dibandingkan harga pasaran umum, sehingga diharapkan dapat meringankan beban masyarakat.
"Kami berkomitmen untuk menyediakan bahan pokok berkualitas dengan harga terjangkau bagi masyarakat," tegas Agus. Ia menambahkan bahwa operasi pasar tidak hanya terfokus di Jakarta, tetapi juga menjangkau berbagai wilayah di Indonesia. Sejumlah outlet Kantor Pos di berbagai kota, seperti Fatmawati (Jakarta Selatan), Bogor, Cibinong, Magelang, Madiun, dan Palembang, telah menjadi titik distribusi komoditas dalam operasi pasar ini. Luasnya jangkauan distribusi ini menunjukkan upaya pemerintah untuk memastikan aksesibilitas bahan pokok bagi seluruh lapisan masyarakat, terutama di daerah-daerah yang mungkin mengalami kendala distribusi.
Strategi penggunaan Kantor Pos sebagai titik distribusi dinilai efektif karena jaringan Kantor Pos yang luas dan tersebar di seluruh Indonesia. Hal ini memungkinkan pendistribusian komoditas secara merata dan efisien, menjangkau hingga ke pelosok negeri. Dengan demikian, dampak positif operasi pasar dapat dirasakan oleh masyarakat di berbagai wilayah, bukan hanya di kota-kota besar.
Operasi pasar ini juga menjadi bukti sinergi antar BUMN dalam rangka mendukung program pemerintah. PT PPI, sebagai bagian dari Holding BUMN Pangan ID Food, berkolaborasi dengan berbagai pihak untuk memastikan keberhasilan program ini. Kolaborasi ini menunjukkan komitmen bersama dalam menjaga stabilitas ekonomi dan kesejahteraan rakyat.
Keberhasilan operasi pasar ini akan sangat bergantung pada beberapa faktor. Selain ketersediaan pasokan komoditas, efektivitas distribusi dan pengawasan harga di lapangan juga menjadi kunci. Pemerintah perlu memastikan bahwa komoditas yang didistribusikan benar-benar sampai ke tangan konsumen dengan harga yang telah ditetapkan. Pengawasan yang ketat diperlukan untuk mencegah terjadinya penyimpangan dan penyalahgunaan dalam pelaksanaan operasi pasar.
Langkah pemerintah ini mendapatkan apresiasi dari berbagai kalangan. Para ekonom menilai operasi pasar sebagai langkah tepat untuk meredam potensi kenaikan harga sembako yang signifikan menjelang Ramadan dan Idul Fitri. Namun, mereka juga menekankan pentingnya solusi jangka panjang untuk mengatasi masalah fluktuasi harga pangan. Diversifikasi produksi, peningkatan efisiensi rantai pasok, dan pengembangan infrastruktur pertanian menjadi beberapa solusi yang perlu dipertimbangkan untuk menciptakan stabilitas harga pangan yang berkelanjutan.
Operasi pasar daging kerbau dan komoditas lainnya ini bukan hanya sekadar upaya penstabilan harga sementara, tetapi juga merupakan bagian dari strategi pemerintah untuk melindungi daya beli masyarakat dan memastikan ketahanan pangan nasional. Keberhasilannya akan sangat berpengaruh terhadap stabilitas sosial dan ekonomi menjelang dan selama bulan Ramadan. Oleh karena itu, pengawasan dan evaluasi yang berkelanjutan sangat penting untuk memastikan efektivitas program ini dan memberikan dampak positif yang maksimal bagi masyarakat. Ke depan, diharapkan pemerintah terus melakukan inovasi dan perbaikan dalam mekanisme operasi pasar agar lebih efektif dan efisien dalam menjaga stabilitas harga pangan.