Mekarnya Bisnis Anggrek Ragunan Berkat Suntikan Kredit Usaha Rakyat (KUR) Mikro BRI

Jakarta, 7 Maret 2025 – Taman Anggrek Ragunan, sebuah oase di tengah hiruk pikuk Jakarta Selatan, tak hanya menawarkan keindahan aneka anggrek, tetapi juga menjadi saksi bisu geliat usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) yang kian berkembang pesat. Berkat akses mudah terhadap Kredit Usaha Rakyat (KUR) Mikro dari Bank Rakyat Indonesia (BRI), para pedagang anggrek di kawasan ini merasakan dampak positif yang signifikan terhadap bisnis mereka. Kisah sukses Rangga Ferdiansyah dan Brian Sinaga menjadi bukti nyata bagaimana KUR Mikro mampu menjadi katalis pertumbuhan ekonomi di level akar rumput.

Rangga, pemilik toko anggrek di kavling paling depan Taman Anggrek Ragunan, memulai perjalanannya di tengah pandemi Covid-19 tahun 2021. Dengan modal awal Rp 35 juta yang mencakup biaya sewa lahan, pembangunan kios, instalasi listrik, dan sistem sirkulasi udara, ia memulai bisnisnya yang berfokus pada anggrek bulan. Pengalamannya selama bertahun-tahun bekerja di kebun anggrek sejak 2015, membantu Rangga memahami seluk-beluk bisnis ini. Ia bahkan mendapat dukungan dari mantan bosnya yang merupakan distributor anggrek ternama, berupa pasokan awal bibit anggrek.

Kejelian Rangga melihat peluang pasar anggrek yang tetap stabil bahkan di tengah pandemi, terbukti tepat. Minat masyarakat terhadap tanaman hias, termasuk anggrek, meningkat drastis selama masa pembatasan sosial. Namun, perkembangan bisnis Rangga yang mengandalkan tabungan pribadi dan omset berjalan relatif lambat. Ia menyadari bahwa untuk bersaing dengan pedagang anggrek senior di Ragunan, ia membutuhkan suntikan modal yang lebih besar.

"Awalnya saya ragu untuk mengajukan pinjaman bank," ungkap Rangga saat ditemui di tokonya. "Tapi melihat perkembangan bisnis yang masih lambat, saya akhirnya melirik KUR Mikro BRI. Seorang pelanggan yang kebetulan pegawai BRI Cilandak merekomendasikannya, dan saya pun terdorong untuk mencoba."

Pada Agustus 2024, Rangga mengajukan pinjaman KUR Mikro BRI sebesar Rp 100 juta. Dana tersebut digunakan untuk meningkatkan kapasitas produksi dan memperluas jaringan pasokan. Target penjualan yang semula hanya 10-20 paket per hari, kini meningkat menjadi minimal 40-50 paket, dengan setiap paket berisi minimal dua tangkai anggrek. Pinjaman tersebut juga memungkinkannya untuk melakukan pemesanan anggrek dalam jumlah besar langsung dari kebun, mengamankan pasokan dan kualitas produk.

Mekarnya Bisnis Anggrek Ragunan Berkat Suntikan Kredit Usaha Rakyat (KUR) Mikro BRI

Berkat KUR Mikro, Rangga kini mampu mengambil anggrek dari kebun hingga dua kali seminggu, masing-masing sebanyak 500 tangkai. Keberhasilan Rangga menginspirasi pedagang anggrek lain di Ragunan, termasuk Brian Sinaga yang berlokasi di kavling 45.

Brian memulai bisnisnya pada tahun 2022 dengan modal awal berupa pasokan anggrek dari kenalannya di kebun Ciater, dengan sistem pembayaran tempo. Sistem ini, meskipun membantu memulai bisnis, membatasi pilihan dan jumlah anggrek yang bisa ia dapatkan. Pertumbuhan bisnisnya pun relatif lambat.

"Mengandalkan omzet saja untuk belanja barang sangat lambat," jelas Brian. "Untuk mengejar target dan memenuhi permintaan, terutama saat high season seperti Natal dan Tahun Baru, saya butuh pinjaman yang bunganya terjangkau."

Informasi mengenai KUR Mikro BRI didapat Brian dari sesama pedagang di Ragunan. Proses pengajuan pinjaman yang cepat dan mudah menjadi daya tarik utama. Hanya dalam waktu kurang dari seminggu, setelah melengkapi persyaratan, pinjaman Brian cair.

Dalam waktu enam bulan, berkat pinjaman KUR Mikro, Brian berhasil menyewa kebun sendiri di Ciater, meskipun masih berkapasitas kecil. Omset penjualannya pun meningkat drastis, mencapai 5.000 tangkai anggrek per bulan.

Keberhasilan Rangga dan Brian tak lepas dari peran aktif BRI Unit Cilandak. Dadang Suhanda, Kepala BRI Unit Cilandak, menjelaskan strategi pendekatan mereka kepada para pedagang anggrek di Ragunan. Awalnya, tim BRI lebih banyak mendengarkan keluhan dan tantangan yang dihadapi para pedagang. Setelah berhasil mendapatkan nasabah pertama dari KUR Mikro, mereka secara bertahap mensosialisasikan program tersebut kepada pedagang lainnya.

"Pendekatan awal cukup sulit, karena banyak pedagang yang belum pernah berurusan dengan pinjaman bank," ungkap Dadang. "Kami mencoba pendekatan yang lebih personal, berkomunikasi langsung dan menjawab pertanyaan mereka mengenai persyaratan dan proses pengajuan."

Dadang menekankan bahwa proses pengajuan KUR Mikro BRI relatif cepat dan mudah, terutama bagi pedagang yang memiliki riwayat keuangan yang baik. Dengan persyaratan yang lengkap, proses survei dan pencairan dana dapat dilakukan dalam waktu singkat.

Kisah sukses Rangga dan Brian, serta peran BRI Unit Cilandak, menunjukkan bagaimana akses terhadap permodalan yang tepat dapat menjadi kunci keberhasilan UMKM. KUR Mikro BRI terbukti mampu mendorong pertumbuhan ekonomi di level mikro, memberdayakan para pelaku usaha, dan berkontribusi pada peningkatan kesejahteraan masyarakat. Taman Anggrek Ragunan, yang awalnya hanya sebuah tempat wisata, kini juga menjadi cerminan keberhasilan program pemberdayaan UMKM melalui akses permodalan yang mudah dan terjangkau. Ini menjadi bukti nyata bahwa dengan dukungan yang tepat, usaha kecil pun dapat berkembang dan mekar bak anggrek yang indah.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *