Maybank Indonesia Tutup Tahun 2024 dengan Laba Sebelum Pajak Rp 1,6 Triliun, Pertumbuhan Kredit Menguat

Jakarta, 22 Februari 2025 – PT Bank Maybank Indonesia Tbk (Maybank Indonesia) berhasil menutup tahun buku 2024 dengan kinerja keuangan yang positif. Bank mencatatkan laba sebelum pajak sebesar Rp 1,60 triliun, menunjukkan tren pertumbuhan yang konsisten sepanjang tahun. Kinerja ini ditopang oleh pertumbuhan kredit yang sehat di berbagai segmen inti dan strategi bisnis yang terarah. Pada triwulan IV-2024 (4QFY’24) saja, Maybank Indonesia membukukan laba sebelum pajak sebesar Rp 755 miliar, meningkat 34,5% dibandingkan triwulan sebelumnya (Rp 562 miliar) dan naik tipis 8,1% dibandingkan periode yang sama tahun lalu (Rp 699 miliar).

Presiden Direktur Maybank Indonesia, Steffano Ridwan, menyatakan pencapaian ini sebagai bukti prospek yang menjanjikan. "Pertumbuhan kredit yang sehat di seluruh segmen inti telah membuka jalan bagi momentum pertumbuhan yang lebih kuat di masa depan," tegas Steffano dalam keterangan tertulis. Ia menekankan bahwa profitabilitas tetap menjadi fokus utama, namun tetap diimbangi dengan prinsip kehati-hatian dalam pengelolaan aset dan kualitas kredit.

Salah satu kunci keberhasilan Maybank Indonesia adalah penguatan posisi di segmen non-ritel. Pertumbuhan signifikan terlihat pada portofolio pembiayaan Komersial dan UKM, serta pembiayaan Korporasi yang menyasar entitas lokal besar. Segmen-segmen ini memberikan kontribusi signifikan terhadap pendapatan keseluruhan bank.

Lebih lanjut, Steffano menjelaskan strategi bank ke depan. "Bank akan terus mengadopsi pendekatan consumer-centric dalam menghadirkan solusi keuangan kepada nasabah, sejalan dengan strategi M25+ Grup Maybank," ujarnya. Hal ini mencakup solusi wealth management, yang secara konsisten mendorong pendapatan berbasis biaya (fee-based income) sepanjang tahun. Selain itu, Maybank Indonesia juga fokus memperkuat kapabilitas dan keamanan sistem inti untuk memastikan resiliensi jangka panjang.

Presiden Komisaris Maybank Indonesia, Dato’ Khairussaleh Ramli, turut memberikan apresiasi atas pencapaian ini. Ia mengakui tantangan yang dihadapi, terutama pada triwulan I-2024, namun kinerja yang membaik pada tiga kuartal berikutnya menunjukkan ketahanan dan daya saing Maybank Indonesia. "Pencapaian ini memberikan peluang bagi Bank untuk meraih pertumbuhan yang lebih besar di tahun mendatang, sembari menciptakan nilai tambah bagi para pemangku kepentingan," kata Dato’ Khairussaleh.

Maybank Indonesia Tutup Tahun 2024 dengan Laba Sebelum Pajak Rp 1,6 Triliun, Pertumbuhan Kredit Menguat

Di tingkat grup, Maybank berkomitmen memperkuat eksistensi regional melalui penguatan bisnis inti sejalan dengan strategi M25+. Strategi ini diharapkan membuka peluang baru untuk pertumbuhan dan kolaborasi, termasuk dengan Maybank Indonesia sebagai pasar utama. Dato’ Khairussaleh menambahkan, Maybank Indonesia akan terus membangun kekuatan di seluruh segmen bisnis melalui pendekatan ‘One Maybank’, memberikan layanan yang terintegrasi dan menjawab kebutuhan nasabah yang terus berkembang.

Fokus utama Maybank Indonesia saat ini adalah meraih pertumbuhan yang signifikan ("super growth") dengan memperkuat fundamental di segmen-segmen inti. Segmen tersebut meliputi kredit korporasi dalam negeri berskala besar, segmen non-ritel Usaha Kecil Menengah (UKM), dan segmen ritel pembiayaan otomotif. Strategi ini didukung oleh inisiatif strategis yang bertumpu pada strategi M25+ Grup Maybank, fokus pada peningkatan operasional bisnis dan kapabilitas teknologi, serta memperkuat pendekatan ‘One Maybank’.

Dukungan strategis ini berdampak positif pada pertumbuhan kredit. Sepanjang 2024, kredit tumbuh 10% menjadi Rp 127,58 triliun dari Rp 116,00 triliun di tahun sebelumnya. Pertumbuhan ini tersebar di berbagai segmen. Kredit segmen non-ritel Community Financial Services (CFS) naik 19,7% menjadi Rp 36,87 triliun, didorong oleh pertumbuhan kredit komersial Business Banking (25%), kredit UKM (22,4%), dan kredit Retail SME (RSME) sebesar 14,1%. Sementara itu, kredit segmen ritel CFS tumbuh 5,8% menjadi Rp 46,00 triliun, ditopang oleh pertumbuhan pembiayaan otomotif (5,9%), KPR (4,7%), dan bisnis ritel kartu kredit dan KTA (11,3%). Kredit korporasi Global Banking juga mencatat pertumbuhan 7,2% menjadi Rp 44,71 triliun, didorong oleh pertumbuhan kredit segmen Large Local Corporates (LLC) yang signifikan (65,2%) dan kredit segmen Financial Institution Group (FIG) (10,1%).

Maybank Indonesia juga menunjukkan komitmen terhadap pembiayaan berkelanjutan. Pembiayaan berkelanjutan tercatat sebesar Rp 22,09 triliun pada Desember 2024, termasuk pembiayaan UMKM sebesar Rp 17,12 triliun, sektor transportasi ramah lingkungan (Rp 346 miliar), dan sektor energi terbarukan (Rp 56 miliar). Pembiayaan berkelanjutan ini berkontribusi 19,4% terhadap portofolio kredit bank.

Pertumbuhan kredit berkontribusi pada peningkatan aset konsolidasian sebesar 14,8% menjadi Rp 197,18 triliun. Pendapatan bunga meningkat 10%, namun pendapatan bunga bersih (NII) turun 1,8% karena beban bunga yang tetap tinggi. Margin bunga bersih (NIM) terkontraksi 59 bps menjadi 4,4%. Pendapatan berbasis biaya naik 5,8% menjadi Rp 2,15 triliun, didorong oleh pendapatan fees dari asset recovery, bisnis pembiayaan otomotif roda dua anak usaha, dan pendapatan biaya terkait layanan Premier Banking (Wealth Management). Hal ini berhasil mengimbangi penurunan pendapatan fees transaksi Global Market.

Simpanan nasabah naik 3% menjadi Rp 119,00 triliun, didorong pertumbuhan CASA sebesar 6,6%. Pertumbuhan CASA ini sejalan dengan strategi bank dalam mengelola biaya dana yang efisien. Rasio CASA menguat menjadi 52,9%. Pendapatan operasional bruto relatif stabil, namun biaya overhead meningkat 8,5% karena peningkatan infrastruktur dan kapabilitas TI serta inisiatif transformatif. Pencadangan juga meningkat pada 2024 karena manajemen risiko kredit proaktif pada triwulan I-2024.

Meskipun demikian, rasio NPL konsolidasian membaik menjadi 2,7% (gross) dan 1,4% (net), Loan at Risk (LAR) membaik menjadi 8,2%, dan rasio kecukupan modal (CAR) tetap kuat di level 25,6%. Rasio likuiditas juga berada pada level yang sehat.

Maybank Syariah juga mencatatkan pertumbuhan positif, dengan pertumbuhan pembiayaan 5% dan peningkatan aset. Pendapatan berbasis biaya meningkat 48,9%, didorong oleh solusi wealth management berbasis syariah dan pendapatan fees dari asset recovery. Simpanan nasabah naik 4,9%, dan rasio NPF membaik.

Maybank Finance dan WOM, anak perusahaan Maybank Indonesia, juga mencatatkan kinerja yang baik meskipun menghadapi tantangan pasar otomotif. Keduanya mencatatkan pertumbuhan pembiayaan dan laba sebelum pajak, dengan rasio NPL yang terkendali.

Secara keseluruhan, kinerja Maybank Indonesia di tahun 2024 menunjukkan ketahanan dan pertumbuhan yang mengesankan di tengah berbagai tantangan. Strategi yang terarah, fokus pada segmen inti, dan komitmen terhadap pembiayaan berkelanjutan menjadi kunci keberhasilan bank dalam mencapai laba sebelum pajak yang signifikan. Prospek ke depan pun terlihat cerah, dengan momentum pertumbuhan yang diharapkan semakin kuat.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *