Jakarta, 17 Maret 2025 – Pertumbuhan ekonomi Indonesia yang berkelanjutan tak lepas dari peran vital Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM). Salah satu bukti nyata kontribusi UMKM ini terlihat dari keberhasilan jaringan ritel SRC yang telah berkembang pesat dan memberikan dampak signifikan terhadap perekonomian nasional. Sinergi antara pelaku usaha, pemerintah, dan investor, seperti yang ditunjukkan oleh model bisnis SRC, menjadi kunci untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi 8% dan transformasi Indonesia menjadi negara berpenghasilan tinggi dalam satu dekade mendatang.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, dalam sambutannya pada acara ‘The Big Idea Forum, Pahlawan Ekonomi Bangsa: Kekuatan UMKM untuk Mendorong Pertumbuhan Ekonomi 8%’, yang diselenggarakan oleh Sampoerna dan CNN Indonesia, memberikan apresiasi tinggi terhadap peran strategis SRC dan Sampoerna Entrepreneurs Training Center. Kedua entitas ini telah berhasil membina dan memberdayakan ratusan ribu UMKM di seluruh Indonesia. Keberhasilan SRC, menurut Menko Airlangga, membuktikan bahwa sektor ritel berbasis UMKM mampu bersaing dengan ritel modern dan berkontribusi nyata pada pertumbuhan ekonomi nasional.
"Beberapa tahun lalu, jumlah SRC masih lebih sedikit dibandingkan ritel modern. Namun, saat ini, jumlah ritel modern di Indonesia sekitar 80 ribu, sementara SRC telah mencapai angka 250 ribu," ujar Menko Airlangga, menekankan pertumbuhan eksponensial SRC sebagai bukti nyata keberhasilan model bisnis yang berpusat pada pemberdayaan UMKM. Pernyataan ini menggarisbawahi transformasi signifikan dalam lanskap ritel Indonesia, di mana UMKM, yang dulunya dianggap sebagai sektor marginal, kini menjadi pemain utama yang mampu menyaingi perusahaan-perusahaan besar.
Dominasi UMKM dalam perekonomian Indonesia memang tak terbantahkan. Menyumbang hampir 99% dari total unit usaha atau sekitar 64 juta unit, UMKM berkontribusi sebesar 60% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) dan menyerap 97% tenaga kerja nasional. Angka-angka ini menunjukkan betapa pentingnya sektor UMKM bagi keberlangsungan dan pertumbuhan ekonomi Indonesia. Oleh karena itu, pemberdayaan UMKM menjadi kunci utama dalam mencapai target pertumbuhan ekonomi yang ambisius.
Menko Airlangga lebih lanjut menjelaskan arahan Presiden Prabowo Subianto untuk melepaskan Indonesia dari jebakan negara berpenghasilan menengah dalam 10 tahun mendatang. Ia mencontohkan, pendapatan per kapita di Jakarta telah mencapai US$20.000, menyamai kota-kota maju di negara lain seperti San Francisco. Jika pertumbuhan ekonomi ini dapat didistribusikan secara merata ke seluruh wilayah Indonesia, maka target menjadi negara berpenghasilan tinggi dapat tercapai.
"Jika seluruh UMKM naik kelas, kita akan mencapai status negara berpenghasilan tinggi. Target pertumbuhan ekonomi 8% yang dicanangkan Presiden, yakin kita bisa capai pada tahun 2028-2030," tegas Menko Airlangga, menunjukkan optimisme pemerintah dalam mencapai target tersebut dengan fokus pada pemberdayaan UMKM. Optimisme ini juga didorong oleh resiliensi ekonomi domestik Indonesia, di mana 52% dari ekonomi nasional bersumber dari sektor konsumsi.
Resiliensi ekonomi domestik ini, menurut Menko Airlangga, menjadi daya tarik bagi investor asing, termasuk perusahaan-perusahaan dari China dan Vietnam, yang tertarik untuk memanfaatkan potensi pasar domestik Indonesia. Ia mencontohkan investasi Philip Morris di Indonesia sebagai bukti kepercayaan investor asing terhadap potensi pasar dan iklim investasi di Indonesia.
"Saya mengapresiasi Philip Morris, Bapak Andrey Kalantau Pulus, karena beliau memutuskan untuk berinvestasi di Indonesia. Perusahaan seperti Philip Morris, dan juga perusahaan-perusahaan dari Vietnam, harus berada di Indonesia untuk memanfaatkan pasar domestik yang resiliensi," ungkap Menko Airlangga, menekankan pentingnya investasi asing dalam mendukung pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Lebih jauh, Menko Airlangga menilai SRC sebagai contoh sukses UMKM yang berhasil naik kelas melalui digitalisasi. Dengan memanfaatkan teknologi seperti QRIS, SRC mampu meningkatkan efisiensi sistem pembayaran dan memperluas inklusi keuangan. Kerja sama strategis dengan berbagai pihak, seperti BRI, Telkom, dan Bulog, turut memperkuat posisi SRC dan UMKM lainnya dalam ekosistem ekonomi nasional.
Pemerintah juga berperan aktif dalam mendukung UMKM melalui berbagai program, seperti Kredit Usaha Rakyat (KUR) sebesar Rp300 triliun yang difokuskan pada sektor perdagangan, termasuk di dalamnya SRC. Kerja sama antara Sampoerna Entrepreneurs Center dan Kartu Prakerja juga diharapkan dapat melahirkan lebih banyak wirausaha baru yang kompetitif.
"UMKM yang telah go digital, seperti SRC, menunjukkan hasil yang jauh lebih baik," pungkas Menko Airlangga, menyimpulkan bahwa digitalisasi merupakan kunci keberhasilan UMKM dalam menghadapi persaingan dan meningkatkan daya saing di era ekonomi digital. Keberhasilan SRC menjadi bukti nyata bahwa dengan strategi yang tepat, dukungan pemerintah, dan kemitraan yang kuat, UMKM dapat menjadi penggerak utama pertumbuhan ekonomi Indonesia dan mewujudkan cita-cita Indonesia sebagai negara berpenghasilan tinggi.