Kolaborasi RI-China Sulap Sampah Tangsel Jadi Listrik, Investasi Rp 2,6 Triliun

Jakarta, 11 April 2025 – Kota Tangerang Selatan (Tangsel) segera memasuki era baru pengelolaan sampah. PT Maharaksa Biru Energi Tbk (OASA), melalui konsorsiumnya bersama perusahaan asal China, China Tianying Inc (CNTY), akan membangun fasilitas Pengolahan Sampah Menjadi Energi Listrik (PSEL) Cipeucang senilai Rp 2,6 triliun. Proyek ambisius ini menandai langkah signifikan dalam mengatasi permasalahan sampah yang selama ini membelit kota satelit Jakarta tersebut.

Presiden Direktur OASA, Bobby Gafur Umar, dalam konferensi pers di Kawasan SCBD, Jakarta, Jumat (11/4/2025), menyampaikan optimismenya terhadap proyek ini. "Kami berharap groundbreaking bisa dilakukan tahun ini," ujarnya, seraya menambahkan bahwa proyek ini merupakan bukti nyata komitmen pemerintah daerah Tangsel dalam memperbaiki tata kelola persampahan. Target operasional PSEL Cipeucang dijadwalkan pada tahun 2028, setelah masa konstruksi selama tiga tahun.

PSEL Cipeucang dirancang untuk mengolah minimal 1.100 ton sampah per hari, memanfaatkan teknologi insinerator Moving Grate Incinerator (MGI) yang mampu memproses hingga 90% volume sampah. Teknologi MGI, yang telah teruji di berbagai negara, diklaim ramah lingkungan dan memenuhi standar internasional, meminimalisir dampak negatif seperti asap dan bau yang mengganggu lingkungan sekitar. Bobby Gafur Umar bahkan mencontohkan keberhasilan teknologi serupa yang telah diterapkan di Singapura.

Surat Penetapan Pemenang Lelang proyek ini telah dikeluarkan oleh Pemerintah Daerah Tangsel pada 21 Maret 2025. Saat ini, OASA tinggal menunggu penunjukan formal dari Walikota Tangsel untuk memulai tahapan pembangunan.

Proyek ini menjadi solusi krusial bagi permasalahan yang selama ini dihadapi TPA Cipeucang, satu-satunya tempat pembuangan akhir (TPA) sampah di Tangsel. TPA Cipeucang yang berlokasi di Serpong, telah beroperasi melebihi kapasitas dan tidak mampu lagi menampung volume sampah yang terus meningkat dari seluruh wilayah Tangsel. Kondisi ini menimbulkan keluhan dari warga sekitar dan menjadi ancaman bagi lingkungan.

Kolaborasi RI-China Sulap Sampah Tangsel Jadi Listrik, Investasi Rp 2,6 Triliun

PSEL Cipeucang dirancang sebagai solusi modern dan berkelanjutan. Fasilitas ini tidak hanya akan mengolah sampah rumah tangga dan sampah lainnya, tetapi juga akan menghasilkan energi bersih dan terbarukan. Dengan kapasitas mencapai 25 megawatt (MW), sekitar 5 MW akan digunakan untuk operasional OASA, sementara sisanya, 19 MW, akan disalurkan ke PLN untuk memenuhi kebutuhan energi listrik masyarakat.

Salah satu fokus utama PSEL Cipeucang adalah pengolahan sampah lama yang telah menumpuk di TPA Cipeucang. Hal ini penting untuk meminimalisir pencemaran lingkungan dan memperbaiki kondisi TPA yang selama ini menjadi sumber masalah kesehatan dan lingkungan. Bobby Gafur Umar meyakini bahwa PSEL Cipeucang akan secara signifikan mengurangi beban TPA dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat Tangsel.

"Yang jelas, PSEL ini nantinya akan menjadi salah satu fasilitas yang dapat meningkatkan kualitas hidup masyarakat Tangsel. Selain itu, PSEL ini tidak hanya memberikan solusi modern bagi masalah persampahan, tapi juga berkontribusi pada penyediaan energi terbarukan dan ramah lingkungan," tegas Bobby.

Saat ini, TPA Cipeucang masih dihadapkan pada pemandangan yang memprihatinkan: gunungan sampah yang terus bertambah dan antrean panjang kendaraan pengangkut sampah dari berbagai wilayah Tangsel. Kondisi ini menjadi bukti nyata urgensi pembangunan PSEL Cipeucang.

Kerja sama dengan CNTY, perusahaan asal China yang berpengalaman dalam pembangunan fasilitas pengolahan sampah modern, dilakukan dengan skema Build-Operate-Transfer (BOT) selama 27 tahun. CNTY juga bertindak sebagai pemegang lisensi teknologi MGI yang akan digunakan dalam proyek ini. Kolaborasi ini menunjukkan komitmen Indonesia dalam memanfaatkan teknologi dan investasi asing untuk mengatasi permasalahan lingkungan.

Keberhasilan OASA dalam memenangkan proyek PSEL Cipeucang semakin diperkuat dengan prestasi lain yang baru saja diraih. OASA juga telah memenangkan proyek pengolahan sampah 2.000 ton per hari di wilayah Jakarta, dengan total investasi (termasuk pembiayaan) di atas Rp 6 triliun. Untuk proyek di Jakarta, OASA menggandeng mitra dari Jerman untuk pembiayaan dan penyediaan teknologi.

Proyek PSEL Cipeucang bukan hanya sekadar proyek infrastruktur, melainkan representasi dari upaya serius dalam mengatasi permasalahan sampah dan menciptakan solusi berkelanjutan. Dengan investasi yang signifikan dan teknologi canggih, proyek ini diharapkan menjadi model bagi daerah lain di Indonesia dalam mengelola sampah secara efektif dan ramah lingkungan, sekaligus berkontribusi pada transisi energi menuju sumber energi terbarukan. Keberhasilan proyek ini akan menjadi tolok ukur bagi upaya pemerintah dalam menciptakan lingkungan yang lebih bersih dan sehat bagi generasi mendatang.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *