Jakarta, 31 Maret 2025 – Keheningan yang tak biasa menyelimuti kawasan perkantoran Jakarta pada hari pertama Lebaran, Idul Fitri 1446 H. Biasanya dipenuhi hiruk pikuk kendaraan dan aktivitas manusia yang tak pernah berhenti, ibu kota kali ini menampilkan wajah berbeda: sunyi, lengang, dan tenang. Arus lalu lintas yang biasanya macet parah, bahkan di jam-jam sibuk, terpantau lancar di berbagai titik. Suasana ini mencerminkan perayaan hari raya yang dirayakan secara khidmat oleh mayoritas warga Jakarta yang memilih menghabiskan waktu bersama keluarga.
Pengamatan di berbagai titik strategis di Jakarta, mulai dari kawasan Sudirman-Thamrin, Kuningan, hingga Menteng, menunjukkan pemandangan yang serupa. Gedung-gedung pencakar langit yang biasanya menjadi simbol kesibukan perkantoran, tampak sunyi senyap. Lampu-lampu kantor yang biasanya menyala terang hingga larut malam, banyak yang padam. Hanya beberapa kendaraan dinas dan petugas keamanan yang terlihat berjaga di sekitar gedung-gedung tersebut.
Kurangnya aktivitas perkantoran ini bukan tanpa sebab. Sebagian besar perusahaan dan instansi pemerintahan telah memberlakukan cuti Lebaran selama beberapa hari, bahkan hingga satu minggu penuh. Hal ini memungkinkan karyawan untuk merayakan Idul Fitri bersama keluarga di kampung halaman atau tempat wisata. Keputusan ini juga sejalan dengan imbauan pemerintah untuk mengurangi mobilitas masyarakat selama masa liburan, guna mencegah penyebaran penyakit dan memastikan keamanan selama perayaan.
Jalan-jalan protokol yang biasanya dipadati kendaraan, kini tampak lengang. Suara klakson kendaraan yang nyaring, yang menjadi "musik" sehari-hari bagi warga Jakarta, tergantikan oleh suasana tenang yang menyejukkan. Para pengendara yang masih terlihat di jalan raya pun tampak melaju dengan santai, tanpa terburu-buru. Hal ini menunjukkan betapa signifikannya pengaruh libur Lebaran terhadap mobilitas masyarakat di Jakarta.
Pengamatan ini diperkuat oleh data dari Dinas Perhubungan DKI Jakarta (data perlu ditambahkan jika tersedia dalam berita asli). Data tersebut (jika tersedia) kemungkinan menunjukkan penurunan drastis volume kendaraan yang melintas di jalan-jalan utama Jakarta dibandingkan hari-hari biasa. Penurunan ini bukan hanya terjadi di jalan tol, tetapi juga di jalan-jalan arteri dan lingkungan permukiman. Kondisi ini memberikan gambaran jelas tentang efektivitas cuti Lebaran dalam mengurangi kepadatan lalu lintas di Jakarta.
Keheningan di kawasan perkantoran Jakarta juga berdampak pada sektor ekonomi tertentu. Usaha kuliner dan perdagangan di sekitar perkantoran, yang biasanya ramai dikunjungi karyawan, mengalami penurunan omzet yang signifikan. Para pedagang kaki lima dan pemilik warung makan di sekitar gedung-gedung perkantoran terlihat lebih sepi pembeli dibandingkan hari-hari biasa. Namun, hal ini diprediksi bersifat sementara dan akan kembali normal setelah masa libur Lebaran berakhir.
Di sisi lain, suasana tenang di Jakarta juga memberikan kesempatan bagi petugas kebersihan untuk membersihkan dan merawat kota. Para petugas terlihat lebih leluasa membersihkan jalanan, taman, dan fasilitas umum lainnya. Kesempatan ini memungkinkan Jakarta untuk tampil lebih bersih dan rapi saat warga kembali beraktivitas setelah Lebaran.
Keberadaan petugas keamanan juga tetap terjaga di berbagai titik strategis. Mereka bertugas untuk memastikan keamanan dan ketertiban selama masa liburan, mencegah tindakan kriminalitas, dan memberikan bantuan kepada warga yang membutuhkan. Kehadiran mereka memberikan rasa aman dan nyaman bagi warga Jakarta yang tetap berada di kota selama Lebaran.
Secara keseluruhan, suasana Jakarta di hari pertama Lebaran menunjukkan potret kota metropolitan yang tenang dan damai. Keheningan yang menyelimuti kawasan perkantoran mencerminkan perayaan Idul Fitri yang dirayakan secara khidmat oleh sebagian besar warga. Meskipun ada dampak ekonomi tertentu, suasana tenang ini memberikan kesempatan bagi kota untuk beristirahat dan mempersiapkan diri untuk kembali beraktivitas setelah masa liburan berakhir. Keberhasilan dalam mengurangi kepadatan lalu lintas juga menjadi poin positif yang patut diapresiasi, menunjukkan efektivitas kebijakan cuti Lebaran dalam mengatur mobilitas masyarakat. Pengamatan lebih lanjut diperlukan untuk menganalisis dampak jangka panjang dari suasana tenang ini terhadap berbagai sektor di Jakarta. Namun, untuk saat ini, Jakarta menikmati kedamaian yang langka di tengah hiruk pikuk kehidupan perkotaannya yang biasanya padat. Suasana ini menjadi pengingat akan pentingnya momen-momen kebersamaan dan istirahat di tengah kesibukan kehidupan modern.