Industri Tekstil RI Tahan Badai Tarif Trump, Catat Pertumbuhan Positif di Tengah Tantangan Global

Bandung, 9 Mei 2025 – Industri Tekstil dan Produk Tekstil (TPT) Indonesia menunjukkan ketahanan yang mengesankan di tengah gejolak ekonomi global, termasuk bayang-bayang tarif resiprokal dari Amerika Serikat (AS) era Trump. Direktur Jenderal Industri Kimia, Farmasi, dan Tekstil (IKFT) Kementerian Perindustrian (Kemenperin), Taufik Bawazier, mengungkapkan sektor ini tetap menjadi pilar penting perekonomian nasional, membukukan kinerja positif di tengah berbagai tantangan.

Dalam keterangan resminya Jumat (9/5/2025), Taufik memaparkan capaian sektor TPT pada kuartal I 2025. Pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) sektor ini mencapai 4,64% secara tahunan (yoy), berkontribusi sebesar 0,99% terhadap PDB nasional. Angka ini mencerminkan daya tahan dan adaptasi industri TPT Indonesia dalam menghadapi ketidakpastian pasar global. Keberhasilan ini disampaikan Taufik seusai meresmikan pabrik tekstil PT Rama Putera Berjaya di Rancaekek, Bandung, Jawa Barat, Kamis (8/5/2025).

Lebih lanjut, Taufik menyoroti kinerja ekspor sektor TPT hingga Februari 2025 yang mencapai US$ 2,03 miliar, meningkat 2,67% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Prestasi ini semakin signifikan jika dilihat dari peningkatan neraca perdagangan TPT yang melonjak 20,99%, setara dengan US$ 0,78 miliar. Kenaikan ini diraih di tengah tantangan eksternal yang kompleks, termasuk ketidakpastian pasar ekspor akibat kebijakan proteksionis AS dan konflik geopolitik yang berkelanjutan. Keberhasilan ini menunjukkan strategi yang efektif dalam diversifikasi pasar dan peningkatan daya saing produk TPT Indonesia di kancah internasional.

Pertumbuhan positif juga terlihat dari sisi investasi. Pada tahun 2024, Penanaman Modal Asing (PMA) di sektor TPT meningkat tajam sebesar 109,97%, mencerminkan kepercayaan investor internasional terhadap potensi jangka panjang industri ini. Meskipun Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) mengalami penurunan sebesar 9,21%, secara keseluruhan investasi sektor TPT tumbuh sebesar 107,71%. Hal ini menunjukkan optimisme investor, baik domestik maupun asing, terhadap prospek industri TPT Indonesia.

Kontribusi sektor TPT terhadap penyerapan tenaga kerja juga patut diapresiasi. Hingga Agustus 2024, sektor ini telah menyerap 3,97 juta orang, atau setara dengan 19,87% dari total tenaga kerja industri manufaktur nasional. Angka ini menunjukkan peran vital industri TPT dalam menciptakan lapangan kerja dan mengurangi angka pengangguran di Indonesia.

Industri Tekstil RI Tahan Badai Tarif Trump, Catat Pertumbuhan Positif di Tengah Tantangan Global

Menanggapi capaian ini, Taufik menekankan komitmen Kementerian Perindustrian dalam mendukung penguatan sektor TPT nasional melalui berbagai program strategis. Program-program tersebut diarahkan untuk meningkatkan daya saing dan keberlanjutan industri TPT Indonesia di masa depan. Beberapa program unggulan yang dijalankan antara lain:

  • Transformasi menuju Industri 4.0: Program ini fokus pada pemanfaatan teknologi terkini seperti artificial intelligence, novel fabrics, Internet of Things (IoT), rapid data analysis, mobile commerce, virtual/augmented reality, online vector editors, 3D printing, blockchain, dan sustainability. Penerapan teknologi-teknologi ini bertujuan untuk meningkatkan efisiensi produksi, kualitas produk, dan daya saing di pasar global.

  • Peningkatan Kompetensi SDM Industri: Kemenperin menyadari pentingnya sumber daya manusia (SDM) yang terampil dan kompeten dalam menghadapi tantangan industri 4.0. Program peningkatan kompetensi SDM ini difokuskan pada pelatihan dan pengembangan keterampilan para pekerja di sektor TPT, sehingga mereka mampu mengoperasikan teknologi modern dan meningkatkan produktivitas.

  • Persiapan Menuju Dekarbonisasi dan Ekonomi Sirkular: Sejalan dengan tren global menuju keberlanjutan lingkungan, Kemenperin mendorong industri TPT untuk menerapkan prinsip-prinsip dekarbonisasi dan ekonomi sirkular. Program ini bertujuan untuk mengurangi dampak lingkungan dari proses produksi dan meningkatkan efisiensi penggunaan sumber daya.

  • Program Restrukturisasi Mesin dan Peralatan Industri TPT: Program ini telah berjalan sejak tahun 2021 dan akan terus diperluas pada tahun anggaran 2025. Program ini bertujuan untuk memodernisasi mesin dan peralatan industri TPT, sehingga meningkatkan produktivitas dan kualitas produk.

Secara keseluruhan, kinerja industri TPT Indonesia di tengah tantangan global menunjukkan ketahanan dan adaptasi yang luar biasa. Komitmen pemerintah melalui berbagai program strategis, dikombinasikan dengan investasi yang signifikan dan daya saing produk, menjadi kunci keberhasilan ini. Ke depan, dengan terus berinovasi dan beradaptasi, industri TPT Indonesia diharapkan dapat mempertahankan momentum pertumbuhan positif dan berkontribusi lebih besar bagi perekonomian nasional. Tantangan seperti tarif proteksionis dan ketidakpastian geopolitik tetap menjadi perhatian, namun dengan strategi yang tepat dan dukungan pemerintah, industri TPT Indonesia diyakini mampu menghadapi tantangan tersebut dan terus berkembang pesat.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *