Indonesia Berpotensi Menjadi Pusat Konektivitas Kendaraan Listrik Regional, Didukung Kerja Sama Strategis dengan Tiongkok

Jakarta, 26 Mei 2025 – Indonesia memiliki peluang emas untuk menjadi pusat konektivitas (central hub) kendaraan listrik (EV) di kawasan regional, bahkan berpotensi menjadi eksportir utama kendaraan listrik di masa depan. Hal ini disampaikan oleh Chief Information Officer (CIO) Danantara Pandu Sjahrir, yang menekankan peran krusial kerja sama strategis dengan Tiongkok dalam merealisasikan ambisi tersebut.

Pandu, yang ditemui di Kementerian Investasi dan Hilirisasi/BKPM, Jakarta Selatan, Minggu (25/5/2025), menjelaskan bahwa kolaborasi dengan investor Tiongkok akan menjadi kunci dalam pengembangan ekosistem kendaraan listrik di Indonesia, mencakup aspek ketahanan energi, transformasi digital, dan hilirisasi industri. "Tiongkok telah melakukan investasi besar di sektor hilirisasi. Danantara, melalui kerja sama investasi bersama, akan turut berkontribusi dalam pengembangan sektor ini," ujar Pandu.

Lebih lanjut, Pandu memaparkan bahwa Danantara telah melakukan pertemuan dengan sejumlah investor besar asal Tiongkok. Hasil pertemuan tersebut menunjukkan minat kuat para investor untuk berpartisipasi dalam hilirisasi industri kendaraan listrik di Indonesia, mulai dari tahap produksi baterai hingga perakitan kendaraan listrik itu sendiri. "Ini merupakan peluang besar bagi Indonesia, tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan pasar domestik yang tengah berkembang pesat, tetapi juga untuk menjadi pemain utama di pasar ekspor kendaraan listrik," tambahnya.

Potensi Indonesia sebagai pusat konektivitas kendaraan listrik diperkuat oleh tren pertumbuhan penjualan kendaraan listrik yang signifikan. Data dari Indonesia Battery Corporation (IBC) menunjukkan penjualan mobil listrik di Indonesia mencapai angka 40 ribu unit pada tahun 2024, meningkat drastis hingga 200% dibandingkan tahun sebelumnya yang hanya tercatat 13 ribu unit. Pertumbuhan ini menunjukkan momentum positif yang perlu terus didorong.

"Alhamdulillah, trennya semakin baik. Pada kuartal pertama tahun ini saja, penjualan beberapa model mobil listrik telah melampaui penjualan mobil konvensional. Kita melihat ini sebagai momentum yang sangat baik. Tugas kita sekarang adalah memastikan arah investasi diarahkan untuk mendukung perkembangan ini," jelas Pandu.

Indonesia Berpotensi Menjadi Pusat Konektivitas Kendaraan Listrik Regional, Didukung Kerja Sama Strategis dengan Tiongkok

Kerja sama dengan Tiongkok, menurut Pandu, bukan sekadar investasi modal, melainkan juga transfer teknologi dan keahlian yang krusial bagi pengembangan industri kendaraan listrik di Indonesia. Tiongkok, sebagai salah satu pemain utama dalam industri baterai dan kendaraan listrik global, memiliki teknologi dan kapasitas produksi yang dapat dimanfaatkan untuk mempercepat pengembangan industri di Indonesia. Kolaborasi ini diharapkan dapat menghasilkan sinergi yang saling menguntungkan, di mana Indonesia dapat memanfaatkan teknologi dan investasi Tiongkok, sementara Tiongkok dapat memperoleh akses ke pasar yang berkembang pesat di Asia Tenggara.

Namun, peluang ini juga perlu diimbangi dengan strategi yang terukur dan komprehensif. Pemerintah Indonesia perlu memastikan bahwa kerja sama ini tidak hanya berfokus pada aspek ekonomi, tetapi juga memperhatikan aspek lingkungan dan keberlanjutan. Regulasi yang jelas dan transparan, serta insentif yang tepat, sangat penting untuk menarik investasi dan memastikan perkembangan industri yang berkelanjutan.

Selain itu, pengembangan sumber daya manusia (SDM) yang terampil juga menjadi faktor kunci keberhasilan. Indonesia perlu mempersiapkan tenaga kerja yang kompeten di bidang teknologi baterai, perakitan kendaraan listrik, dan infrastruktur pendukung lainnya. Pendidikan dan pelatihan yang terintegrasi dengan kebutuhan industri menjadi sangat penting untuk memastikan kesiapan SDM Indonesia dalam menghadapi tantangan dan peluang di sektor ini.

Lebih jauh lagi, pengembangan infrastruktur pendukung, seperti jaringan pengisian daya (charging station) yang memadai, juga menjadi faktor penentu keberhasilan Indonesia dalam menjadi pusat konektivitas kendaraan listrik. Investasi besar dalam pembangunan infrastruktur ini diperlukan untuk memastikan kelancaran operasional kendaraan listrik dan menarik minat konsumen.

Kesimpulannya, potensi Indonesia untuk menjadi pusat konektivitas kendaraan listrik di kawasan regional sangat menjanjikan. Kerja sama strategis dengan Tiongkok, dikombinasikan dengan strategi nasional yang komprehensif dan terukur, dapat menjadi katalis percepatan pengembangan industri ini. Namun, kesuksesan ini bergantung pada komitmen pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat untuk bekerja sama dalam membangun ekosistem kendaraan listrik yang berkelanjutan dan berdaya saing global. Pemantauan ketat terhadap perkembangan industri dan adaptasi terhadap perubahan teknologi menjadi kunci agar Indonesia dapat mempertahankan posisinya sebagai pemimpin di pasar kendaraan listrik regional. Keberhasilan ini tidak hanya akan memberikan dampak ekonomi yang signifikan, tetapi juga berkontribusi pada upaya Indonesia dalam mengurangi emisi karbon dan mencapai target keberlanjutan lingkungan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *