Jakarta, 10 Maret 2025 – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menutup perdagangan Jumat (7/3) dengan kenaikan tipis 0,27% atau 18,15 poin, mencapai level 6.636. Namun, prediksi untuk perdagangan hari ini, Senin (10/3), cenderung beragam, dengan pergerakan IHSG diperkirakan berada dalam kisaran 6.520 hingga 6.730. Analisis yang lebih rinci menunjukkan adanya sentimen domestik dan global yang saling bercampur, membentuk gambaran yang kompleks bagi pelaku pasar.
Secara domestik, IHSG mencatatkan kinerja positif sepanjang pekan lalu, dengan rebound sebesar 5,83%. Sektor teknologi memimpin penguatan dengan kenaikan signifikan 16,48%, diikuti sektor material dasar yang naik 5,83%. Ratih Mustikoningsih, Financial Expert Ajaib Sekuritas, dalam risetnya mencatat fenomena menarik: apresiasi IHSG sejalan dengan penurunan outflow investor asing. Angka outflow asing menyusut menjadi Rp 450 miliar, jauh lebih rendah dibandingkan bulan sebelumnya yang mencapai Rp 10,21 triliun. Hal ini menunjukkan peningkatan kepercayaan investor terhadap pasar saham domestik. Lebih lanjut, penguatan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS hingga mencapai Rp 16.336 per USD, didorong oleh penurunan indeks dolar (DXY) dalam sepekan terakhir, turut memberikan sentimen positif. Kinerja IHSG sepanjang pekan lalu juga berhasil mengungguli bursa-bursa lain di kawasan ASEAN, menunjukkan ketahanan dan daya tarik pasar saham Indonesia di tengah kondisi global yang dinamis. Antisipasi rilis data indeks konsumen domestik pekan ini juga menjadi sorotan, dengan ekspektasi angka yang lebih rendah dibandingkan bulan sebelumnya seiring dengan deflasi yang terjadi pada Februari 2025.
Di kancah internasional, Wall Street menutup pekan lalu dengan penguatan. Namun, sentimen pelaku pasar cenderung wait and see pasca rilis data tenaga kerja AS. Data Februari 2025 menunjukkan pertumbuhan lapangan kerja yang terbatas, dengan penambahan Non Farm Payroll sebanyak 151 ribu dan tingkat pengangguran yang hanya naik sedikit ke 4,1% dari 4% pada bulan sebelumnya. Pidato Ketua The Fed, Jerome Powell, di akhir pekan lalu juga menjadi perhatian. Powell menyiratkan bahwa The Fed akan mempertimbangkan dampak ketidakpastian tarif yang ditimbulkan oleh kebijakan Presiden Trump terhadap ekonomi AS dan kemungkinan pemangkasan suku bunga. Situasi ini menunjukkan adanya ketidakpastian ekonomi global yang berpotensi memengaruhi sentimen investor.
Dari Asia, Tiongkok melaporkan deflasi tahunan dan bulanan pada Februari 2025 masing-masing sebesar 0,7% dan 0,2%. Angka ini lebih rendah dibandingkan inflasi yang masih terjadi pada Januari 2025. Sebagai respons, pemerintah Tiongkok dalam pertemuan tahunan "Two Session" pekan lalu fokus pada kebijakan pro-ekonomi. Kebijakan ini, yang antara lain meliputi peningkatan defisit anggaran terhadap PDB dari 3% menjadi 4% pada tahun 2025, diharapkan dapat mendorong pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan permintaan domestik, termasuk permintaan terhadap komoditas seperti logam.
Melihat kondisi tersebut, beberapa saham direkomendasikan oleh analis Ajaib Sekuritas sebagai pilihan investasi yang menarik. Rekomendasi tersebut didasarkan pada analisis teknikal dan fundamental, serta mempertimbangkan sentimen pasar terkini.
Rekomendasi Saham:
-
MDKA (Buy: 1.530, TP: 1.580, Stop loss: 1.400): Saham MDKA menunjukkan pola bullish reversal di area support, ditandai dengan pembentukan long white candle. Indikator stochastic crossing dan MACD bar histogram menunjukkan momentum akumulasi. Kenaikan harga nikel LME sebesar 1,26% ke level USD 16.504 per ton, serta kebijakan pro-ekonomi pemerintah Tiongkok yang berpotensi meningkatkan permintaan metal mining, memberikan sentimen positif bagi saham ini.
-
SCMA (Buy: 206, TP: 214, Stop loss: 198): Saham SCMA berpotensi bullish reversal di atas MA 5, 100. Indikator MACD bar histogram positif menunjukkan momentum akumulasi. Prospek IPO anak usaha SCMA, Vidio, dan pertumbuhan pendapatan SCMA yang didukung oleh kenaikan pendapatan OTT Vidio, menjadi katalis positif. SCMA memiliki kepemilikan saham Vidio sebesar 79,37% per September 2024.
-
BRMS (Buy: 398, TP: 412, Stop loss: 384): Saham BRMS menunjukkan pola bullish continuation di atas MA 5, 20, 100. Indikator stochastic bergerak naik dan MACD bar histogram menunjukkan momentum akumulasi. Kenaikan harga emas di atas level US$ 2.900 per ounce, yang terjadi di tengah penurunan indeks dolar (DXY) dan meningkatnya permintaan aset safe haven, memberikan sentimen positif bagi saham ini.
Kesimpulannya, IHSG mengawali pekan ini dengan sentimen yang beragam. Kinerja positif pekan lalu dan penurunan outflow asing menunjukkan kepercayaan investor yang meningkat. Namun, ketidakpastian ekonomi global, terutama dari AS dan Tiongkok, perlu diwaspadai. Rekomendasi saham yang diberikan perlu dipertimbangkan dengan cermat, dengan memperhitungkan profil risiko masing-masing investor dan melakukan riset lebih lanjut sebelum mengambil keputusan investasi. Perlu diingat bahwa informasi ini bersifat edukatif dan bukan merupakan rekomendasi investasi.