Jakarta, 9 Mei 2025 – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil menutup perdagangan hari ini di zona hijau dengan level 6.832,80, menorehkan penguatan tipis 5,05 poin atau 0,07% dibandingkan penutupan perdagangan sebelumnya. Penguatan ini terjadi di tengah fluktuasi yang cukup signifikan sepanjang hari, sekaligus menjadi catatan positif menjelang libur panjang Idul Fitri dan Hari Raya Waisak yang akan berlangsung selama empat hari, mulai tanggal 10 hingga 13 Mei 2025. Libur panjang ini mencakup Hari Raya Waisak pada tanggal 12 Mei dan cuti bersama pada tanggal 13 Mei.
Pergerakan IHSG sepanjang hari ini terbilang dinamis. Setelah dibuka pada level 6.849,44, indeks sempat mengalami tekanan dan menyentuh titik terendah di 6.811,77, menandakan adanya aksi jual yang cukup signifikan di awal sesi perdagangan. Namun, menjelang penutupan pukul 16.00 WIB, IHSG berhasil berbalik arah dan mencatatkan level tertinggi intraday di angka 6.882,31 sebelum akhirnya ditutup pada level 6.832,80. Perubahan arah ini menunjukkan adanya optimisme yang kembali tumbuh di pasar menjelang masa libur panjang.
Total nilai transaksi yang tercatat pada perdagangan hari ini mencapai Rp 9,01 triliun, dengan volume perdagangan mencapai 19,18 miliar lembar saham yang diperdagangkan sebanyak 1.110.731 kali. Data ini menunjukkan aktivitas perdagangan yang masih terbilang cukup tinggi meskipun berada di penghujung pekan dan menjelang libur panjang. Dari sisi sektor, data menunjukkan pergerakan yang beragam. Sebanyak 247 saham berhasil mencatatkan penguatan, sementara 341 saham lainnya mengalami pelemahan, dan 217 saham lainnya stagnan. Kondisi ini menunjukkan adanya selektivitas investor dalam memilih saham yang akan diinvestasikan.
Penguatan IHSG hari ini juga perlu dilihat dalam konteks kinerja indeks dalam jangka waktu yang lebih panjang. Secara mingguan, IHSG mencatatkan penguatan sebesar 0,25%, sementara secara bulanan, kinerja indeks terbilang sangat positif dengan penguatan mencapai 14,49%. Penguatan bulanan yang signifikan ini menunjukkan adanya sentimen positif yang cukup kuat yang mendorong investor untuk masuk ke pasar saham.
Namun, perlu dicatat bahwa kinerja IHSG dalam jangka waktu yang lebih panjang masih menunjukkan tren negatif. Secara tiga bulanan, IHSG masih mencatatkan penurunan sebesar 5,85%, sementara secara enam bulanan, penurunannya mencapai 10,67%. Secara tahunan (YTD), hingga penutupan perdagangan hari ini, IHSG masih mengalami penurunan sebesar 3,49%. Hal ini menunjukkan bahwa meskipun terdapat penguatan jangka pendek, investor masih perlu mencermati berbagai faktor fundamental dan sentimen global yang dapat mempengaruhi kinerja IHSG ke depannya.
Analis pasar menilai, penguatan tipis IHSG menjelang libur panjang ini bisa jadi dipengaruhi oleh beberapa faktor. Salah satunya adalah sentimen positif menjelang Hari Raya Waisak. Meskipun libur panjang ini bertepatan dengan momentum keagamaan, pasar saham cenderung meresponnya dengan relatif tenang, mengingat investor sudah mengantisipasi periode ini dan melakukan penyesuaian portofolio sebelum memasuki masa libur.
Faktor lain yang mungkin mempengaruhi pergerakan IHSG adalah ekspektasi terhadap kinerja emiten di kuartal kedua tahun 2025. Investor cenderung mencermati laporan keuangan emiten dan proyeksi kinerja ke depan untuk menentukan strategi investasi mereka. Jika proyeksi kinerja emiten dinilai positif, hal ini dapat mendorong investor untuk melakukan pembelian saham dan meningkatkan sentimen pasar.
Selain itu, pergerakan nilai tukar Rupiah terhadap mata uang asing, khususnya dolar Amerika Serikat, juga dapat mempengaruhi pergerakan IHSG. Apalagi, kondisi global masih dibayangi oleh ketidakpastian ekonomi global, termasuk inflasi dan potensi resesi di beberapa negara maju. Stabilitas nilai tukar Rupiah yang relatif terjaga dapat memberikan sentimen positif bagi pasar saham domestik.
Menjelang libur panjang, para pelaku pasar cenderung mengambil sikap wait and see. Banyak investor yang memilih untuk mengurangi aktivitas perdagangan dan mengamati perkembangan pasar terlebih dahulu sebelum mengambil keputusan investasi selanjutnya. Hal ini juga dapat mempengaruhi likuiditas pasar dan menyebabkan pergerakan harga saham yang lebih terbatas.
Secara keseluruhan, penutupan IHSG di zona hijau menjelang libur panjang ini dapat diinterpretasikan sebagai sinyal positif, meskipun penguatannya terbilang tipis. Penguatan ini menunjukkan adanya optimisme di pasar, meskipun masih perlu diwaspadai berbagai faktor risiko yang dapat mempengaruhi kinerja IHSG ke depannya. Investor perlu tetap mencermati perkembangan ekonomi makro, baik domestik maupun global, serta kinerja emiten untuk mengambil keputusan investasi yang tepat. Pergerakan IHSG di minggu-minggu berikutnya akan menjadi indikator penting untuk melihat apakah penguatan ini berkelanjutan atau hanya bersifat sementara. Pemantauan yang cermat terhadap sentimen pasar dan faktor fundamental akan menjadi kunci bagi investor untuk memaksimalkan potensi keuntungan di tengah dinamika pasar yang terus berubah.