Jakarta, 28 Mei 2025 – Usulan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves), Luhut Binsar Pandjaitan, terkait hilirisasi kemenyan mendapat sambutan positif dari Kementerian Perindustrian (Kemenperin). Namun, realisasi rencana tersebut, menurut Kemenperin, tergantung pada terpenuhinya beberapa syarat krusial: ketersediaan bahan baku, dan tingginya permintaan pasar baik domestik maupun internasional.
Juru Bicara Kemenperin, Febri Hendri Antoni Arief, dalam konferensi pers Rilis Indeks Ketahanan Industri (IKI) di Jakarta, Selasa (27/5/2025), menegaskan dukungan penuh Kemenperin terhadap hilirisasi kemenyan. "Kemenperin akan mendukung penuh hilirisasi kemenyan sepanjang tersedia bahan baku yang memadai di dalam negeri dan permintaan pasar terjamin," tegas Febri. Ia menambahkan bahwa permintaan kemenyan terlihat cukup menjanjikan, baik dari pasar domestik maupun internasional, khususnya India dan China. Pernyataan ini menggarisbawahi pentingnya analisis pasar yang mendalam sebelum memulai proses hilirisasi. Keberhasilan hilirisasi bukan hanya soal produksi, tetapi juga kemampuan memasarkan produk hilir ke pasar yang tepat.
Lebih rinci, Direktur Industri Minuman, Hasil Tembakau dan Bahan Penyegar Kemenperin, Merrijantij Punguan Pintaria, menjelaskan potensi hilirisasi kemenyan dalam konteks pengembangan industri atsiri secara keseluruhan. Indonesia, menurutnya, memiliki keunggulan komparatif yang signifikan di sektor ini. Dari 97 jenis tumbuhan penghasil minyak atsiri di dunia, 40 jenis terdapat di Indonesia, dan 25 jenis di antaranya telah dihilirisasi. Namun, Merrijantij mengakui bahwa peta jalan (roadmap) khusus untuk hilirisasi kemenyan masih belum tersedia.
"Secara khusus untuk roadmap pengembangan kemenyan, memang belum ada. Namun, secara garis besar, pengembangan industri atsiri secara keseluruhan sedang kami susun di Direktorat Jenderal Industri Agro," jelas Merrijantij. Pernyataan ini menyoroti perlunya perencanaan yang matang dan terintegrasi untuk memastikan keberhasilan hilirisasi kemenyan. Ketiadaan roadmap spesifik menunjukkan perlunya langkah cepat untuk menyusun strategi yang komprehensif, termasuk aspek teknis, ekonomi, dan sosial.
Sebelumnya, Luhut Pandjaitan melalui akun Instagram pribadinya (@luhut.pandjaitan) mengajukan usulan hilirisasi kemenyan sebagai salah satu prioritas pemerintah, selain hilirisasi nikel dan timah. Dalam unggahannya, Luhut menyoroti potensi ekonomi kemenyan yang signifikan, mengingat keberhasilan ekspor kemenyan Indonesia ke pasar Asia dan Eropa.
"Ekspor kemenyan kita pada tahun 2024 mencapai 43 ribu ton dengan nilai lebih dari US$ 52 juta. Sekitar 30% masyarakat di Tapanuli Utara dan Humbang Hasundutan bergantung hidup dari komoditas ini," tulis Luhut. Data ini menggarisbawahi pentingnya hilirisasi kemenyan tidak hanya dari sisi ekonomi makro, tetapi juga dampaknya terhadap perekonomian masyarakat di daerah penghasil kemenyan. Hilirisasi yang sukses harus mampu meningkatkan nilai tambah dan kesejahteraan masyarakat lokal.
Usulan Luhut ini menunjukkan kepedulian pemerintah terhadap diversifikasi ekonomi dan pemanfaatan potensi sumber daya alam Indonesia secara optimal. Hilirisasi kemenyan, jika berhasil diimplementasikan, akan memberikan kontribusi signifikan terhadap peningkatan nilai ekspor non-migas dan diversifikasi produk ekspor Indonesia. Hal ini sejalan dengan upaya pemerintah untuk mengurangi ketergantungan pada komoditas ekspor tertentu.
Namun, jalan menuju hilirisasi kemenyan tidak akan mudah. Tantangan yang perlu diatasi antara lain:
-
Ketersediaan Bahan Baku yang Terjamin: Kemenperin menekankan pentingnya ketersediaan bahan baku yang cukup dan berkelanjutan. Hal ini membutuhkan pengelolaan hutan kemenyan yang berkelanjutan, melibatkan masyarakat lokal, dan mencegah praktik-praktik ilegal. Sistem pengawasan dan sertifikasi yang ketat perlu diterapkan untuk memastikan kualitas dan kuantitas bahan baku.
-
Pengembangan Teknologi dan Inovasi: Hilirisasi kemenyan membutuhkan pengembangan teknologi dan inovasi untuk menghasilkan produk hilir yang bernilai tambah tinggi. Investasi dalam riset dan pengembangan (R&D) sangat penting untuk menciptakan produk-produk baru yang kompetitif di pasar internasional. Kerjasama dengan lembaga riset dan perguruan tinggi sangat diperlukan untuk mendukung hal ini.
-
Pengembangan Pasar dan Pemasaran: Meskipun permintaan pasar terlihat menjanjikan, upaya pemasaran yang agresif tetap diperlukan untuk memperluas jangkauan pasar dan meningkatkan daya saing produk hilir kemenyan di pasar internasional. Strategi pemasaran yang tepat, termasuk branding dan promosi yang efektif, sangat penting untuk keberhasilan hilirisasi.
-
Keterlibatan Masyarakat Lokal: Hilirisasi kemenyan harus memberikan manfaat nyata bagi masyarakat lokal, khususnya di daerah penghasil kemenyan. Keterlibatan masyarakat dalam proses hilirisasi, baik sebagai produsen maupun pelaku usaha, sangat penting untuk memastikan keberlanjutan dan pemerataan manfaat. Program pemberdayaan masyarakat dan pelatihan keterampilan perlu dirancang dan diimplementasikan secara efektif.
-
Penyusunan Roadmap yang Komprehensif: Ketiadaan roadmap khusus untuk hilirisasi kemenyan menjadi kendala yang perlu segera diatasi. Penyusunan roadmap yang komprehensif dan terintegrasi, yang melibatkan berbagai pemangku kepentingan, sangat penting untuk mengarahkan proses hilirisasi secara terarah dan efektif. Roadmap ini harus mencakup target yang jelas, strategi implementasi, dan mekanisme monitoring dan evaluasi.
Kesimpulannya, hilirisasi kemenyan memiliki potensi besar untuk meningkatkan perekonomian Indonesia, khususnya di daerah penghasil kemenyan. Namun, kesuksesan hilirisasi bergantung pada terpenuhinya syarat-syarat yang telah disebutkan di atas. Perencanaan yang matang, kerjasama antar lembaga pemerintah, keterlibatan masyarakat lokal, dan dukungan penuh dari pemerintah merupakan kunci keberhasilan hilirisasi kemenyan. Langkah selanjutnya adalah segera menyusun roadmap yang komprehensif dan memulai implementasi program hilirisasi secara terstruktur dan terukur.