Emas Sentuh Rekor Tertinggi: Ancaman Resesi Global Dorong Harga Melonjak, Tapi Akankah Tren Ini Berlanjut?

Harga emas batangan Antam kembali mencatatkan rekor tertinggi sepanjang masa, menembus angka Rp2.037.000 per gram pada Kamis, 17 April 2024. Lonjakan harga yang signifikan ini memicu pertanyaan besar di kalangan investor dan masyarakat luas: akankah tren kenaikan harga emas ini berlanjut, atau justru akan mengalami koreksi? Analisis dari para pakar menunjukkan gambaran yang kompleks, diwarnai oleh optimisme dan kekhawatiran yang sama kuatnya.

Direktur PT Laba Forexindo Berjangka, Ibrahim Assuaibi, melihat kenaikan harga emas sebagai refleksi dari sentimen pasar yang negatif terhadap kondisi ekonomi global. "Kenaikan ini dipicu oleh aksi beli masif dari investor dan pelaku pasar," ujar Assuaibi kepada detikcom. Ketidakpastian ekonomi global, memanasnya situasi geopolitik, ancaman perang dagang, dan penurunan suku bunga akibat inflasi rendah menjadi faktor pendorong utama. Menurut Assuaibi, pembelian emas secara besar-besaran mengindikasikan kekhawatiran masyarakat akan dampak negatif dari berbagai ketidakpastian tersebut.

"Pembelian logam mulia ini menunjukkan adanya ketakutan akan perang dagang yang berlarut-larut dan memanasnya situasi geopolitik," tegas Assuaibi. Ia memprediksi, dalam jangka menengah, harga emas akan terus mengalami kenaikan dan berpotensi mencapai Rp2,3 juta hingga Rp2,4 juta per gram. "Spekulasinya, ada kemungkinan besar harga logam mulia akan naik hingga kisaran tersebut. Namun, bagi yang kurang berani mengambil risiko, saat ini adalah waktu yang tepat untuk menjual," imbuhnya.

Pandangan serupa disampaikan oleh Joe Cavatoni, ahli strategi pasar senior di World Gold Council, yang dikutip dari CBC News. Cavatoni memaparkan tiga skenario potensial untuk harga emas dalam jangka menengah: pertama, harga emas terus meningkat; kedua, harga emas fluktuatif dan tak terprediksi; dan ketiga, harga emas mengalami penurunan tajam. Dari ketiga skenario tersebut, Cavatoni menilai skenario pertama, yaitu kenaikan berkelanjutan, memiliki probabilitas tertinggi.

"Ketidakpastian seputar prospek ekonomi akibat potensi berlanjutnya perang tarif akan terus mendorong permintaan aset safe haven seperti emas," jelas Cavatoni. Pernyataan ini menggarisbawahi peran emas sebagai aset lindung nilai (safe haven) di tengah ketidakpastian ekonomi global. Ketika investor merasa khawatir, mereka cenderung beralih ke aset yang dianggap lebih aman, seperti emas, untuk melindungi portofolio investasi mereka dari potensi kerugian.

Emas Sentuh Rekor Tertinggi: Ancaman Resesi Global Dorong Harga Melonjak, Tapi Akankah Tren Ini Berlanjut?

Namun, Cavatoni juga mengakui potensi penurunan harga emas. Ia menjelaskan bahwa penurunan harga dapat terjadi jika investor terpaksa melakukan penjualan besar-besaran untuk menutupi kerugian di sektor investasi lain. "Dalam aksi jual pasar yang tajam, emas bisa turun bersamaan dengan saham karena investor membutuhkan likuiditas untuk menutupi kerugian atau memenuhi margin call. Likuiditas emas yang tinggi dan korelasinya yang rendah dengan saham menjadikannya aset yang mudah dijual saat terjadi penurunan," papar Cavatoni.

Lebih lanjut, Cavatoni menuturkan bahwa perbaikan kondisi ekonomi global dan meningkatnya kepercayaan investor terhadap instrumen investasi berisiko tinggi juga dapat menurunkan minat terhadap emas. "Jika kondisi keuangan global stabil dan inflasi mereda, kita mungkin melihat harga emas stabil atau sedikit turun karena investor lebih menyukai aset berisiko daripada aset aman," tambahnya.

Kesimpulannya, meskipun saat ini banyak pakar memprediksi kenaikan harga emas akan berlanjut, potensi penurunan harga tetap ada. Kenaikan harga emas yang signifikan saat ini didorong oleh sentimen negatif terhadap kondisi ekonomi global yang penuh ketidakpastian. Namun, perubahan sentimen pasar, perbaikan kondisi ekonomi, dan kebutuhan likuiditas investor dapat menjadi pemicu penurunan harga emas di masa mendatang. Oleh karena itu, investor perlu mencermati perkembangan ekonomi global dan melakukan analisis risiko secara cermat sebelum mengambil keputusan investasi dalam emas. Perlu diingat bahwa pasar emas, seperti pasar investasi lainnya, bersifat dinamis dan penuh dengan ketidakpastian. Kehati-hatian dan diversifikasi portofolio investasi tetap menjadi kunci keberhasilan dalam berinvestasi.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *