Jakarta, 14 Mei 2025 – Optimisme terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia tetap terjaga di tengah meningkatnya ketidakpastian global, termasuk perang dagang, perubahan iklim, dan dinamika kebijakan internasional. Namun, sejumlah pakar menekankan pentingnya menjaga kepastian hukum untuk mendukung iklim investasi yang kondusif. Hal ini menjadi poin utama dalam dialog eksekutif terbatas bertajuk "Indonesia Economic & Strategic Update 2025: Navigating Uncertainties in a Borderless Era," yang diselenggarakan oleh Makes & Partners.
Forum yang dihadiri sekitar 100 pemimpin bisnis, pemerintahan, dan politik, baik nasional maupun internasional, ini menyoroti berbagai tantangan dan peluang yang dihadapi perekonomian Indonesia. Managing Partner Makes & Partners, Yozua Makes, menyatakan bahwa pelaku usaha membutuhkan lebih dari sekadar kepastian hukum semata. "Mereka memerlukan antisipasi strategis yang memperhitungkan dinamika ekonomi, kebijakan, dan hukum," tegas Yozua dalam keterangan tertulis. Menurutnya, sinergi antara visi bisnis dengan agenda prioritas pemerintah, seperti pengembangan iklim usaha yang ramah investasi, hilirisasi ekonomi, penataan BUMN, penguatan sektor keuangan, dan investasi strategis, sangat krusial.
Dialog ini menghadirkan pembicara terkemuka, termasuk Utusan Khusus Presiden untuk Energi dan Lingkungan, Hashim S. Djojohadikusumo; CIO Danantara Indonesia, Pandu Sjahrir; Dilhan Pillay Sandrasegara; Iman Rachman; Pahala Mansury; dan Antonius Santoso. Para pembicara membahas berbagai isu strategis, mulai dari proyek energi baru dan terbarukan yang membutuhkan kerja sama pendanaan pemerintah dan swasta (Hashim S. Djojohadikusumo), hingga peran konsolidasi strategis BUMN dalam menjembatani kebutuhan investasi (Pandu Sjahrir).
Partisipasi aktif dari berbagai pemangku kepentingan semakin memperkaya diskusi. Bursa Efek Indonesia (BEI) memaparkan inisiatif untuk memperkuat pasar modal sebagai fondasi pertumbuhan berkelanjutan. Kamar Dagang dan Industri Indonesia (KADIN) mengungkapkan komitmennya untuk mendukung deregulasi guna menciptakan iklim usaha yang lebih kompetitif. Sementara itu, riset terbaru McKinsey & Company menekankan pentingnya produktivitas penduduk sebagai kunci ketahanan ekonomi jangka panjang Indonesia.
Makes & Partners sendiri memanfaatkan forum ini untuk memperkuat Practice Group bidang Strategic & Tactical Solutions. Langkah ini sejalan dengan visi perusahaan yang menekankan solusi hukum yang praktis dan actionable dari sisi komersial dan regulasi. "Solving legal issues requires more than just knowing the law," ujar Yozua, menjelaskan filosofi perusahaan yang selalu mengedepankan solusi holistik. Practice Group ini akan membantu klien dalam menghadapi kompleksitas regulasi, menjalin komunikasi strategis dengan berbagai pemangku kepentingan, dan memberikan dukungan analisis kebijakan publik serta strategi ekonomi.
Komitmen Makes & Partners dalam memberikan solusi komprehensif kepada kliennya juga terlihat dari peluncuran publikasi eksklusif awal tahun ini, "Building a Resilient, Crisis-Ready Company: Legal Insights to Navigate Economic Uncertainties." Publikasi ini menyoroti pentingnya kepemimpinan yang solid dan pemahaman menyeluruh terhadap faktor hukum, komersial, dan makroekonomi dalam menghadapi ketidakpastian. Riset tersebut mengidentifikasi tiga area hukum krusial yang perlu dievaluasi oleh organisasi untuk membangun ketahanan jangka panjang: evaluasi kewajiban kontraktual, persyaratan kepatuhan, dan strategi restrukturisasi.
Melalui forum ini, Makes & Partners berharap dapat memberikan kontribusi nyata dalam membentuk peta jalan yang jelas bagi para pemangku kepentingan. Dalam menghadapi dinamika global yang kompleks, kepastian hukum dan antisipasi strategis menjadi kunci untuk menjaga pertumbuhan ekonomi Indonesia tetap pada jalur yang positif. Forum ini menjadi bukti nyata kolaborasi antara sektor swasta, pemerintah, dan akademisi dalam menghadapi tantangan dan merebut peluang di era ketidakpastian global. Diskusi yang komprehensif ini menghasilkan kesimpulan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia tetap menjanjikan, namun kepastian hukum dan sinergi antara sektor publik dan swasta merupakan faktor penentu keberhasilannya. Ke depan, peningkatan produktivitas, investasi strategis, dan penciptaan iklim usaha yang kondusif akan menjadi fokus utama untuk memastikan keberlanjutan pertumbuhan ekonomi Indonesia. Peran BUMN dalam konsolidasi dan pengembangan infrastruktur juga diharapkan semakin kuat untuk mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.
Kesimpulannya, dialog ini menunjukkan bahwa meskipun tantangan global terus menguji ketahanan ekonomi Indonesia, optimisme tetap ada. Namun, kesuksesan tergantung pada komitmen bersama untuk menciptakan lingkungan bisnis yang adil, transparan, dan mendukung pertumbuhan yang inklusif. Kepastian hukum bukan hanya sebuah harapan, melainkan kebutuhan mutlak untuk mewujudkan potensi ekonomi Indonesia secara maksimal.