Jakarta, 15 April 2025 – Mantan Presiden Republik Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengungkapkan kekhawatirannya terhadap dampak kebijakan tarif impor yang diterapkan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump, yang turut berimbas pada perekonomian Indonesia. Kekhawatiran tersebut muncul di tengah kegiatannya yang menenangkan, yakni melukis pemandangan Gunung Pangrango dan Gunung Salak di Bogor, Jawa Barat. Ironi tersebut menggambarkan kontras antara keindahan alam Indonesia dengan gejolak ekonomi global yang mengancam.
Dalam sebuah acara di Hotel Grand Sahid, Jakarta, Minggu (13/4/2025), SBY memaparkan pengalamannya. "Kemarin saya melukis enam lanskap indah di Bogor, mengabadikan keindahan Gunung Pangrango, Gunung Salak, dan pemandangan sekitarnya," ujarnya. Namun, ketenangan tersebut sirna ketika malam tiba, di mana SBY dihadapkan pada realita "perang tarif" yang semakin intensif di dunia. Indonesia, menurutnya, menjadi salah satu negara yang terkena dampak, dengan tarif impor yang mencapai 32%. "Berita bahwa Indonesia dikenakan tarif sebesar 32% sungguh mengganggu, mencerminkan betapa kacau dan intensnya situasi global saat ini," tegasnya.
Kenaikan tarif impor yang diumumkan Trump tidak hanya berdampak pada Indonesia. Beberapa negara ASEAN lainnya juga mengalami dampak serupa, dengan tarif yang cukup signifikan: Kamboja (49%), Vietnam (46%), Thailand (36%), dan Malaysia (24%). Situasi ini, menurut SBY, membutuhkan respons yang cermat dan terukur dari pemerintah Indonesia.
Menanggapi situasi tersebut, SBY kemudian menyampaikan tujuh usulan kebijakan kepada pemerintah. Dua hari setelahnya, ia menyatakan rasa syukurnya karena sebagian besar usulannya, sekitar 80%, selaras dengan langkah-langkah yang telah diambil pemerintah di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto. "Saya bersyukur karena informasi yang saya peroleh dari berbagai sumber, termasuk penjelasan para menteri dan Presiden Prabowo Subianto, menunjukkan keselarasan sekitar 80% dengan pemikiran dan rekomendasi saya kepada pemerintah," jelasnya.
Meskipun demikian, SBY tetap mengingatkan akan pentingnya kehati-hatian. Ia menekankan agar pemerintah menghindari langkah-langkah reaktif yang justru dapat merugikan perekonomian nasional. Pemerintah, menurutnya, perlu menyadari batas kemampuan dan kapasitas dalam menghadapi kebijakan proteksionis negara lain.
Sebelumnya, SBY telah menyampaikan dukungannya terhadap langkah-langkah pemerintah melalui akun media sosial X miliknya, @SBYudhoyono. Dalam cuitannya pada Selasa (8/4/2025), ia mengapresiasi strategi pemerintah yang menerapkan pendekatan dua jalur ("dual track strategy"). Strategi tersebut meliputi komunikasi intensif dengan para pemimpin ASEAN dan pengiriman tim negosiasi yang kuat ke Washington D.C. "Strategi ini tepat," tulisnya.
SBY juga memuji langkah otoritas moneter dan fiskal dalam menjaga stabilitas nilai tukar rupiah dan pasar saham Indonesia. Ia menekankan pentingnya koordinasi kedua otoritas tersebut untuk mencegah gejolak pasar yang berlebihan, yang dapat melampaui batas toleransi psikologis. "Jika diserahkan sepenuhnya pada mekanisme pasar, nilai saham dan rupiah berpotensi terdepresiasi secara signifikan," jelasnya.
Dalam pandangan SBY, pemerintah memiliki tanggung jawab besar untuk mencegah terjadinya krisis ekonomi, sekecil apapun. Lebih jauh, pemerintah perlu membangun fondasi ekonomi yang lebih kuat dan tahan terhadap guncangan global di masa mendatang. Ia juga mengingatkan pentingnya peran ASEAN sebagai komunitas ekonomi regional. "Ingat, ASEAN telah menjadi komunitas ekonomi. Di tengah tantangan menembus pasar global, ekonomi ASEAN menjadi sandaran dan pasar bersama di sub-kawasan ini," tulisnya di akun X.
Kesimpulannya, kekhawatiran SBY terhadap dampak perang tarif global, khususnya kebijakan tarif impor Trump, mencerminkan keprihatinan mendalam terhadap stabilitas ekonomi Indonesia. Pengalamannya melukis di tengah keindahan alam Indonesia, berbanding terbalik dengan kekhawatirannya akan gejolak ekonomi global. Usulan dan dukungannya terhadap langkah-langkah pemerintah menunjukkan komitmennya terhadap perekonomian Indonesia, dengan penekanan pada pentingnya strategi yang terukur, koordinasi antar lembaga, dan penguatan fondasi ekonomi nasional dalam menghadapi tantangan global yang semakin kompleks. Pernyataan SBY ini menjadi pengingat penting bagi pemerintah dan seluruh rakyat Indonesia untuk menghadapi tantangan ekonomi global dengan strategi yang komprehensif dan berkelanjutan.