Jakarta, 24 April 2025 – Pasar emas batangan di Jakarta tengah dilanda euforia yang berujung pada kelangkaan stok. Lonjakan permintaan yang signifikan pasca Lebaran 2025 telah menyebabkan sejumlah butik emas ternama, termasuk Galeri24 dan butik-butik Logam Mulia Antam, serta toko-toko emas di Cikini Gold Center (CGC), kehabisan stok. Fenomena ini menunjukkan tingginya minat investasi masyarakat pada logam mulia, sekaligus mengungkap dinamika pasar yang tak terduga.
Berdasarkan penelusuran tim detikcom, kelangkaan ini bukan sekadar isu sesaat. Nissa, Sales Marketing butik Galeri24 di Salemba, Jakarta Pusat, mengungkapkan bahwa lonjakan permintaan telah terjadi selama dua minggu terakhir, tepatnya sejak berakhirnya libur Lebaran. "Setelah Lebaran, kami benar-benar diserbu. Antrean mencapai lebih dari 100 orang," ujarnya.
Pada minggu pertama pasca Lebaran (8 April 2025), Galeri24 mencatat penjualan emas batangan mencapai 4 kilogram per hari. Angka ini menurun menjadi 3 kilogram per hari pada minggu berikutnya, namun tetap menunjukkan angka yang signifikan. Meskipun permintaan masih tinggi di minggu ketiga (minggu keempat April 2025), stok emas sudah menipis drastis, sehingga penjualan hanya mencapai sekitar 2 kilogram per hari. "Barang susah banget, baik merek Antam maupun Galeri24. Peminatnya masih banyak sekali. Bisa dibilang ini kelangkaan stok," tegas Nissa.
Situasi serupa juga terjadi di Cikini Gold Center. Rofa, seorang penjaga toko emas batangan di kawasan tersebut, membenarkan tingginya permintaan pasca Lebaran. Stok emas batangan, khususnya emas Antam dengan logo MIND ID berwarna merah ("redmark"), semakin menipis. "Masih ada, tapi hanya beberapa. Tidak sebanyak biasanya. Misalnya, ukuran 0,5 gram sampai 100 gram masih ada, tapi terbatas," jelasnya. Rofa menambahkan bahwa emas Antam "redmark" terbaru sudah habis terjual, sementara model lain masih tersedia. Pihak toko pun menawarkan alternatif seperti emas Retro Antam atau model lainnya kepada konsumen.
Kelangkaan ini bahkan meluas hingga ke butik-butik resmi Logam Mulia Antam. Di butik Antam Pulogadung, Jakarta Timur, misalnya, stok emas sangat terbatas sehingga banyak calon pembeli yang pulang dengan tangan hampa. Deden, salah satu calon pembeli, mengaku telah dua hari berturut-turut mencoba membeli emas Antam di butik tersebut, namun selalu gagal mendapatkan nomor antrean. "Sudah dua kali, hampir saja kuotanya habis. Kemarin sampai nomor 75, hari ini sampai 200. Saya dapat nomor 75, datang dari subuh," tuturnya.
Pengalaman serupa dialami Rusni, yang telah tiga hari berturut-turut mencoba membeli emas batangan di lokasi yang sama. Meskipun nomor antrean dibuka sejak pukul 08.00 WIB, banyaknya pengunjung yang datang sejak dini hari membuat banyak yang tidak kebagian nomor. "Senin cuma sampai nomor 70, kemarin 75. Hari ini sampai 200, tapi pembelian dibatasi tiga keping per orang," jelasnya. Rusni, yang berhasil mendapatkan nomor antrean 136, masih cemas karena mendengar informasi bahwa emas batangan ukuran 10 gram sudah habis.
Fenomena ini menunjukkan beberapa faktor yang saling terkait. Pertama, peningkatan daya beli masyarakat pasca Lebaran yang berdampak pada peningkatan permintaan emas sebagai instrumen investasi yang relatif aman. Kedua, terbatasnya pasokan emas batangan dari produsen, baik Antam maupun lainnya, yang tidak mampu memenuhi lonjakan permintaan yang tiba-tiba. Ketiga, peran spekulasi pasar yang mungkin turut mendorong peningkatan harga dan permintaan.
Kelangkaan emas batangan ini menimbulkan beberapa implikasi. Bagi konsumen, hal ini menyebabkan kesulitan dalam memperoleh emas batangan, serta potensi kenaikan harga jual di pasar gelap. Bagi pelaku usaha, kelangkaan ini menjadi tantangan dalam memenuhi permintaan pasar dan menjaga reputasi. Bagi pemerintah, fenomena ini menjadi sinyal penting untuk memperhatikan stabilitas pasar emas dan memastikan ketersediaan pasokan yang cukup untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.
Ke depan, perlu dilakukan evaluasi menyeluruh terhadap mekanisme distribusi emas batangan, peningkatan transparansi pasar, serta antisipasi terhadap fluktuasi permintaan yang mungkin terjadi di masa mendatang. Pemerintah dan pelaku usaha perlu bekerja sama untuk memastikan ketersediaan emas batangan di pasaran, mencegah praktik monopoli, dan melindungi konsumen dari potensi eksploitasi harga. Peningkatan literasi keuangan masyarakat juga penting untuk mencegah keputusan investasi yang impulsif dan tidak terencana. Kelangkaan emas batangan ini menjadi pengingat penting tentang pentingnya manajemen risiko dan perencanaan investasi yang matang, baik bagi individu maupun bagi pemerintah dalam mengelola sektor ekonomi strategis seperti pertambangan dan perdagangan emas. Peristiwa ini juga menjadi studi kasus yang berharga untuk memahami dinamika pasar dan perilaku konsumen dalam konteks investasi logam mulia di Indonesia.