Jakarta, 10 April 2025 – Pasca libur Lebaran 2025, terjadi lonjakan signifikan permintaan emas Antam. Fenomena ini terlihat jelas di berbagai butik Logam Mulia (LM) di Jakarta, termasuk yang berlokasi di Pulogadung, Jakarta Timur. Tingginya antusiasme masyarakat ini berujung pada pemandangan lazim: antrean panjang dan stok emas yang ludes terjual dalam waktu singkat. Kekecewaan pun menjadi pemandangan tak terhindarkan bagi banyak pemburu logam mulia ini.
Mila, salah satu warga Jakarta, menjadi contoh nyata dari kesulitan mendapatkan emas Antam. Selama dua hari berturut-turut, ia dan suaminya bolak-balik mengunjungi butik LM. Upaya pertama pada Selasa (8/4) di butik Setiabudi One berakhir sia-sia; stok emas telah habis. Keesokan harinya, Rabu (9/4), mereka mencoba peruntungan di butik LM Antam TB Simatupang, namun hasilnya tetap nihil. Harapan terakhir pun di gantungkan pada butik Pulogadung.
"Selama ini beli di Setiabudi One, kemarin coba ke Simatupang. Memang kita datangnya sudah agak siang, habis juga, sudah nggak ada," ujar Mila kepada detikcom di butik LM Antam Pulogadung, Kamis (10/4). Kedatangannya pada Kamis pagi, dengan nomor antrean 200 – yang merupakan antrean terakhir – masih belum menjamin keberhasilan.
Motivasi Mila untuk membeli emas didorong oleh prediksi kenaikan harga yang signifikan. "Dengar-dengar sih memang akan naik lagi. Bisa sampai Rp 2 jutaan ya. Ini saja harganya sudah lumayan sampai Rp 1,8 jutaan. Padahal kemarin pas pertama mau beli masih Rp 1,7 jutaan lah," jelasnya. Perkiraan kenaikan harga ini, yang menurutnya bisa mencapai Rp 2 juta per gram, menjadi pendorong utama bagi dirinya untuk segera mengamankan investasi dalam bentuk emas sebelum harga melambung lebih tinggi.
Kisah serupa dialami Ivan, pengunjung lain di butik LM Antam Pulogadung. Ia telah berusaha mendapatkan emas sejak Rabu (9/4), bahkan rela datang sejak pukul 05.00 pagi. Namun, ia tetap harus gigit jari karena antrean yang sudah penuh sejak pukul 03.00 dini hari. "Kemarin nggak kebagian sih saya. Padahal sudah datang dari jam 5 subuh. Ternyata yang antrean pertama datang jam 3 subuh ke sini. Itu sudah ngantre, jadi jam 5 sudah penuh," tuturnya. Ia menggambarkan situasi antrean layaknya perebutan tiket konser musik, saking sengitnya persaingan untuk mendapatkan emas Antam.
Seperti Mila, Ivan juga terdorong untuk membeli emas karena prediksi kenaikan harga hingga Rp 2 juta per gram. Faktor lain yang mempengaruhinya adalah kondisi ekonomi global yang tak menentu. Ia melihat emas sebagai instrumen investasi yang lebih aman dan menguntungkan dibandingkan menyimpan uang di bank. "Makanya agak nyesal saya baru beli lagi sekarang. Dulu pernah beli emas 2022, punya dua gram, masih ada sampai sekarang. Dulu beli masih di Rp 1 jutaan kalau nggak salah, sekarang sudah berapa," kenangnya, menunjukkan pengalaman investasi emasnya di masa lalu.
Fenomena antrean panjang dan stok emas Antam yang cepat habis ini mencerminkan beberapa faktor. Pertama, adalah prediksi kenaikan harga emas yang cukup signifikan, yang mendorong masyarakat untuk segera membeli sebelum harga benar-benar meroket. Kedua, adalah ketidakpastian ekonomi global yang membuat emas dianggap sebagai aset lindung nilai yang aman. Ketiga, adalah terbatasnya pasokan emas Antam di pasaran, yang tidak mampu memenuhi lonjakan permintaan yang tiba-tiba ini.
Kondisi ini menimbulkan pertanyaan mengenai strategi PT Antam dalam mengelola pasokan emasnya agar mampu memenuhi permintaan pasar, terutama di saat-saat terjadi lonjakan permintaan seperti ini. Apakah perlu penambahan kapasitas produksi atau perlu adanya mekanisme distribusi yang lebih efisien untuk menghindari kekecewaan konsumen? Pertanyaan-pertanyaan ini perlu dijawab oleh pihak PT Antam agar kejadian serupa tidak terulang kembali dan agar masyarakat dapat mengakses emas Antam dengan lebih mudah dan terencana.
Lebih jauh lagi, fenomena ini juga menggarisbawahi pentingnya literasi keuangan bagi masyarakat. Membeli emas sebagai investasi memang sah-sah saja, namun keputusan investasi harus didasarkan pada pemahaman yang matang dan bukan hanya berdasarkan rumor atau prediksi harga yang belum tentu akurat. Masyarakat perlu bijak dalam mengambil keputusan investasi dan tidak terburu-buru hanya karena terpengaruh oleh suasana pasar yang sedang ramai.
Kesimpulannya, lonjakan permintaan emas Antam pasca Lebaran 2025 menunjukkan tingginya minat masyarakat terhadap investasi emas sebagai aset lindung nilai. Namun, kejadian ini juga menyoroti tantangan dalam memenuhi permintaan pasar dan pentingnya literasi keuangan bagi masyarakat agar dapat mengambil keputusan investasi yang bijak dan terhindar dari potensi kerugian. Perlu adanya evaluasi dan strategi yang lebih baik dari pihak terkait untuk mengatasi permasalahan ini di masa mendatang.