Jakarta, 25 Mei 2025 – Indonesia menorehkan sejarah baru dalam sektor pertanian. Cadangan beras pemerintah (CBP) telah mencapai angka fantastis: 3,9 juta ton per tanggal 24 Mei 2025. Capaian ini, yang diumumkan oleh Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman, menandai tonggak penting dalam upaya pemerintah mewujudkan ketahanan pangan nasional di tengah gejolak global yang melanda sektor pertanian banyak negara.
Dalam keterangan tertulisnya, Mentan Amran Sulaiman menyatakan rasa syukur atas pencapaian ini. "Alhamdulillah, hari ini stok Bulog telah mencapai 3,9 juta ton. Ini luar biasa, kita syukuri. Terima kasih untuk petani seluruh Indonesia. Mudah-mudahan bisa kita pertahankan dan tingkatkan," ujarnya. Pernyataan tersebut mengungkapkan rasa optimisme sekaligus mengarahkan perhatian pada pentingnya keberlanjutan program-program yang telah berhasil mendorong peningkatan produksi beras.
Apresiasi atas capaian monumental ini juga disampaikan oleh Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka. Dalam pernyataan yang disampaikannya, Gibran menegaskan bahwa angka 3,9 juta ton merupakan rekor tertinggi sepanjang sejarah Indonesia. "Kita 3,9 (juta ton), itu luar biasa dan tertinggi sepanjang sejarah ya. Ini luar biasa sekali," tegas Gibran. Apresiasi tersebut bukan sekadar pujian formal, melainkan pengakuan atas kerja keras seluruh pihak yang terlibat dalam proses peningkatan produksi beras.
Lebih lanjut, Gibran menyoroti minat internasional terhadap keberhasilan Indonesia dalam sektor pertanian. "Seperti yang diceritakan Pak Menteri tadi, semua negara berkunjung ke kita. Tanya apa rahasianya, yang lain kekurangan kita sangat-sangat berlimpah," ungkapnya. Pernyataan ini menunjukkan bahwa Indonesia kini menjadi rujukan bagi negara-negara lain yang tengah berjuang mengatasi krisis pangan. Keberhasilan ini membuktikan bahwa model pertanian Indonesia, dengan segala kompleksitas dan tantangannya, mampu menghasilkan hasil yang signifikan dan mendapat pengakuan dunia.
Gibran menekankan bahwa keberhasilan ini bukanlah keberuntungan semata, melainkan hasil kerja keras dan kolaborasi yang solid antar pemangku kepentingan. Ia secara khusus memuji dedikasi Mentan Amran Sulaiman yang dinilai sangat aktif turun ke lapangan. "Pak Menteri Pertanian ini nggak pernah di kantor, tapi turun ke sawah terus. Memastikan seluruh petani ini bisa terlayani dengan baik dan sesuai dengan perintah dan juga visi-misi dari Pak Presiden Prabowo, kita ingin memastikan swasembada pangan. Dan saya lihat, ini sudah mulai tercapai dan luar biasa sekali," puji Gibran. Penekanan pada peran aktif Mentan Amran Sulaiman menunjukkan pentingnya kepemimpinan yang berorientasi pada lapangan dan berinteraksi langsung dengan para petani.
Namun, Gibran juga mengingatkan pentingnya upaya berkelanjutan untuk menjaga dan meningkatkan capaian ini. Ia menekankan perlunya penyelesaian persoalan-persoalan krusial di sektor pertanian, seperti ketersediaan pupuk, kualitas benih, dan sistem irigasi yang efisien. "Untuk itu Gibran menekankan bagaimana ke depan pemerintah dapat menyelesaikan berbagai persoalan pertanian seperti pupuk, benih, dan irigasi secara cepat dan tepat. Sehingga capaian keberlimpahan produksi hingga membuat cadangan beras RI capai titik tertinggi sepanjang sejarah ini dapat terus dijaga," tegasnya. Pernyataan ini menunjukkan bahwa pemerintah menyadari bahwa pencapaian ini hanya merupakan awal dari upaya yang lebih besar untuk mewujudkan ketahanan pangan yang berkelanjutan.
Gibran mengakhiri pernyataannya dengan seruan untuk terus berkolaborasi dan melaporkan setiap permasalahan yang dihadapi di lapangan. "Jadi saya kira ini perlu disyukuri, dan saya lihat Bapak Ibu, kalau ada masalah langsung sampaikan ke saya, atau Pak Menteri, atau ke Gubernur, Bupati. Semuanya pasti full support," pungkasnya. Ajakan ini menunjukkan komitmen pemerintah untuk terus mendukung dan memberikan solusi terhadap tantangan yang dihadapi oleh para petani dan stakeholder lainnya di sektor pertanian.
Secara keseluruhan, pengumuman mengenai capaian cadangan beras nasional ini merupakan berita positif yang menunjukkan keberhasilan pemerintah dalam mewujudkan ketahanan pangan. Namun, pernyataan Gibran juga mengingatkan kita bahwa upaya ini harus terus dipertahankan dan dikembangkan dengan memperhatikan aspek-aspek krusial seperti ketersediaan pupuk, benih, dan sistem irigasi. Kolaborasi dan komunikasi yang efektif antara pemerintah, petani, dan stakeholder lainnya menjadi kunci untuk menjaga momentum positif ini dan terus meningkatkan produksi beras di Indonesia. Keberhasilan ini juga menunjukkan potensi Indonesia sebagai role model bagi negara lain dalam menghadapi tantangan ketahanan pangan global.