Jakarta, 24 Mei 2025 – Indonesia menorehkan sejarah baru dalam ketahanan pangan nasional. Cadangan beras pemerintah (CBP) per tanggal 24 Mei 2025 telah mencapai angka fantastis: 3.900.826 ton. Capaian ini, yang diumumkan oleh Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman, menandai tonggak penting dalam upaya mewujudkan swasembada pangan dan sekaligus menjadi bukti nyata keberhasilan sinergi antar berbagai pihak terkait.
"Alhamdulillah, hari ini stok Bulog telah mencapai 3,9 juta ton. Ini luar biasa, kita syukuri. Terima kasih untuk petani seluruh Indonesia. Mudah-mudahan bisa kita pertahankan dan tingkatkan," ungkap Menteri Amran dalam keterangan resmi yang disampaikannya. Angka ini bukan sekadar angka statistik; ia merepresentasikan kerja keras petani Indonesia, efektivitas program pemerintah, dan komitmen untuk mengamankan kebutuhan pangan pokok masyarakat.
Apresiasi atas pencapaian monumental ini juga disampaikan oleh Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka. Beliau menyebut capaian tersebut sebagai yang tertinggi sepanjang sejarah Indonesia, sebuah prestasi yang patut dibanggakan dan dirayakan. Lebih dari itu, keberhasilan ini telah menarik perhatian dunia internasional.
"Kita 3,9 (juta ton), itu luar biasa dan tertinggi sepanjang sejarah ya. Ini luar biasa sekali. Terima kasih sekali atas kerja keras dari Pak Menteri Pertanian, para kepala daerah, ini luar biasa, dan seperti yang diceritakan Pak Menteri tadi, semua negara berkunjung ke kita. Tanya apa rahasianya, yang lain kekurangan kita sangat-sangat berlimpah," tegas Gibran. Pernyataan Wakil Presiden ini menggarisbawahi posisi Indonesia yang kini menjadi rujukan bagi negara-negara lain yang tengah berjuang menghadapi tantangan penurunan produksi pertanian. Minat internasional ini mencerminkan keunggulan sistem pertanian Indonesia yang mampu menghasilkan surplus beras di tengah tren penurunan produksi global.
Keberhasilan ini, menurut Gibran, bukanlah hasil instan. Ia merupakan buah dari kerja keras dan kolaborasi yang intensif antar pemangku kepentingan. Menteri Amran Sulaiman, yang dikenal dengan gaya kepemimpinannya yang terjun langsung ke lapangan, mendapat pujian khusus atas dedikasinya.
"Pak Menteri Pertanian ini nggak pernah di kantor, tapi turun ke sawah terus. Memastikan seluruh petani ini bisa terlayani dengan baik dan sesuai dengan perintah dan juga visi-misi dari Pak Presiden Prabowo, kita ingin memastikan swasembada pangan. Dan saya lihat, ini sudah mulai tercapai dan luar biasa sekali," puji Gibran. Dedikasi Menteri Amran dalam memastikan ketersediaan pupuk, kelancaran irigasi, dan produktivitas panen menjadi kunci keberhasilan program peningkatan produksi beras. Kehadirannya di lapangan, bukan hanya di kantor, menunjukkan komitmen nyata pemerintah untuk mendukung petani Indonesia.
Namun, capaian ini bukanlah akhir dari perjalanan. Gibran menekankan pentingnya langkah-langkah strategis untuk menjaga momentum positif ini dan mengatasi tantangan yang masih ada di sektor pertanian. Permasalahan klasik seperti ketersediaan pupuk, kualitas benih, dan infrastruktur irigasi perlu ditangani secara cepat dan tepat. Hal ini penting untuk memastikan keberlanjutan produksi beras dan menjaga cadangan nasional tetap berada di level yang aman.
"Jadi saya kira ini perlu disyukuri, dan saya lihat Bapak Ibu, kalau ada masalah langsung sampaikan ke saya, atau Pak Menteri, atau ke Gubernur, Bupati. Semuanya pasti full support," pungkas Gibran. Pernyataan ini menunjukkan komitmen pemerintah untuk terus memberikan dukungan penuh kepada para petani dan seluruh pihak yang terlibat dalam sektor pertanian. Sistem responsif dan kolaboratif yang dibangun menjadi kunci keberhasilan dalam mengatasi hambatan dan memastikan keberlanjutan program.
Pencapaian 3,9 juta ton cadangan beras merupakan prestasi luar biasa yang tidak hanya menjamin ketahanan pangan nasional, tetapi juga mengangkat citra Indonesia di mata dunia. Keberhasilan ini menjadi bukti nyata bahwa dengan kerja keras, sinergi, dan komitmen yang kuat, Indonesia mampu mencapai swasembada pangan dan bahkan menjadi contoh bagi negara lain dalam menghadapi tantangan global di sektor pertanian. Namun, pemeliharaan dan peningkatan capaian ini membutuhkan kesinambungan program, peningkatan inovasi, dan perhatian berkelanjutan terhadap kebutuhan para petani. Tantangan ke depan tetap ada, tetapi keberhasilan yang telah diraih menjadi modal berharga untuk menghadapi masa depan yang lebih baik. Keberhasilan ini juga menjadi bukti nyata bahwa investasi dalam sektor pertanian adalah investasi untuk masa depan bangsa.