BUMDes (Badan Usaha Milik Desa) di Indonesia memiliki rekam jejak yang beragam, mulai dari yang gagal hingga yang meraih kesuksesan gemilang. Salah satu contoh BUMDes yang berhasil adalah BUMDes Tugu Selatan Mandiri di Cisarua, Puncak, Kabupaten Bogor. Keberhasilannya bukanlah semata keberuntungan, melainkan hasil dari strategi kolaborasi yang terencana dan terlaksana dengan baik. Berbincang dengan Direktur BUMDes Tugu Selatan Mandiri, Dadang Juanda, di kantornya, terungkap kunci sukses yang telah membawa BUMDes ini merambah berbagai sektor usaha, dari penyedia layanan internet hingga peternakan sapi.
Bermula di tengah pandemi COVID-19 tahun 2021, BUMDes Tugu Selatan Mandiri memulai langkah pertamanya dengan menghadirkan layanan internet desa bernama Pangrango Vibes. Kolaborasi dengan penyedia layanan internet (ISP) Lintas Satu Visi menjadi kunci keberhasilan langkah awal ini. Dadang menjelaskan, layanan internet menjadi sangat dibutuhkan masyarakat di masa pandemi, terutama untuk mendukung kegiatan belajar daring anak-anak. Kemitraan dengan Lintas Satu Visi juga memungkinkan terealisasinya fasilitas umum dan sosial (fasos fasum) yang dijanjikan. Saat ini, Pangrango Vibes telah melayani 500 sambungan rumah (SR) dengan berbagai paket kecepatan, mulai dari 20 Mbps hingga 100 Mbps, menunjukkan tingginya permintaan dan daya saing layanan yang ditawarkan.
Perjalanan BUMDes Tugu Selatan Mandiri tidak selalu mulus. Pandemi juga menghadirkan tantangan, seperti terhambatnya kontainer modem di Pelabuhan Tanjung Priok. Namun, BUMDes ini tidak patah arang. Mereka berinovasi dengan mengembangkan bisnis kedua sebagai distributor produk makanan dan minuman dari Mayora pada tahun 2022, menjangkau warung-warung di jalur Puncak yang ramai dikunjungi wisatawan.
Puncaknya, seiring meredanya pandemi pada tahun 2023, BUMDes Tugu Selatan Mandiri semakin berkembang. Mereka membuka foodcourt di tempat landing olahraga paralayang Puncak, berkolaborasi dengan Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Kabupaten Bogor sebagai pengelola lahan. Foodcourt ini menampung 32 pelaku UMKM makanan dan minuman dari desa, memberikan mereka tempat berjualan tanpa biaya sewa. Sebagai kompensasi, BUMDes mendapatkan 10% dari laba bersih sebagai Pendapatan Asli Desa (PADes), sementara margin keuntungan digunakan untuk operasional seperti pemeliharaan, listrik, dan air.
Tidak berhenti sampai di situ, BUMDes Tugu Selatan Mandiri juga menjadi Agen BRILink pada tahun 2023. Keberadaan Agen BRILink ini semakin memudahkan warga desa dalam melakukan transaksi keuangan, terutama mengingat BUMDes telah memiliki rekening di BRI sejak awal berdiri. Layanan ini juga terintegrasi dengan cafe landing, memberikan kemudahan bagi pengunjung dan warga desa.
Diversifikasi usaha BUMDes Tugu Selatan Mandiri juga mencakup peternakan sapi. Sebanyak 40 ekor sapi, hasil bantuan dari Pemerintah Provinsi Jawa Barat dan dibantu oleh Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo, dipelihara oleh warga desa yang telah mendapatkan pelatihan. Peternakan ini tidak hanya menghasilkan pendapatan, tetapi juga menciptakan lapangan kerja bagi masyarakat setempat.
Langkah terbaru BUMDes adalah pengembangan destinasi wisata Kampung Koboy pada tahun 2023. Ketua Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Desa Tugu Selatan, Ai Iman Sukmana, menjelaskan bahwa warga desa telah lama memiliki tradisi mengurus kuda. Kuda-kuda yang disewakan di objek wisata Gunung Mas berasal dari Desa Tugu Selatan. Kampung Koboy, yang didirikan dengan menghimpun kuda-kuda dari warga, kini menjadi daya tarik wisata baru yang berkontribusi pada perekonomian desa. Terdapat 49 kuda di Kampung Koboy, termasuk 4 kuda hibah dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN).
Keberhasilan BUMDes Tugu Selatan Mandiri dalam mengembangkan berbagai jenis usaha telah menarik perhatian Bank Rakyat Indonesia (BRI). BUMDes ini terpilih menjadi Desa BRILian, sebuah program inkubasi BRI yang mendukung pengembangan desa melalui empat aspek utama: penguatan BUMDes, digitalisasi, inovasi, dan keberlanjutan (sustainability). Sekretaris BUMDes Tugu Selatan Mandiri, Muslihat Arifaghani, menjelaskan proses panjang yang dilalui hingga terpilih menjadi Desa BRILian, termasuk pelatihan dan pendampingan dari UNS Solo. BUMDes Tugu Selatan Mandiri bahkan masuk 10 besar Desa BRILian terbaik di Indonesia.
Keberhasilan BUMDes Tugu Selatan Mandiri tidak terlepas dari peran kolaborasi. Hal ini ditegaskan oleh Dadang yang berharap dukungan penuh dari berbagai pihak untuk keberlanjutan program-program BUMDes. Laporan keuangan Desa Tugu Selatan menunjukkan pendapatan desa yang signifikan pada APBDes 2025, dengan Pendapatan Asli Desa (PADes) yang mulai memberikan kontribusi nyata.
Desti Fitriani, pakar ekonomi pedesaan FEB UI, menyatakan pentingnya kontribusi BUMDes bagi ekonomi pedesaan, khususnya BUMDes yang mampu mendanai operasionalnya sendiri tanpa mengandalkan Dana Desa. Ia juga menekankan pentingnya kolaborasi BUMDes dengan berbagai mitra, baik pemerintah, swasta, maupun perguruan tinggi, untuk meningkatkan efisiensi, profesionalisme, dan kapasitas. Kolaborasi BUMDes Tugu Selatan Mandiri dengan BRI, Lintas Satu Visi, Mayora, Dispora Kabupaten Bogor, UNS Solo, dan BRIN menjadi contoh nyata keberhasilan strategi ini. BUMDes Tugu Selatan Mandiri menjadi bukti nyata bahwa dengan kolaborasi yang terencana dan terlaksana dengan baik, BUMDes dapat menjadi motor penggerak perekonomian desa dan kesejahteraan masyarakat.