Bisakah Keputusan BI Rate Hari Ini Menghidupkan Kembali IHSG? Pasar Menanti dengan Deg-degan

Jakarta, 19 Maret 2025 – Hari ini, Bank Indonesia (BI) dijadwalkan mengumumkan hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG), dengan sorotan utama tertuju pada keputusan suku bunga acuan atau BI Rate. Keputusan ini dinantikan dengan penuh harap oleh pelaku pasar, khususnya setelah Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mencatatkan penurunan signifikan kemarin, bahkan sempat dihentikan sementara perdagangannya karena mencapai batas penurunan 5%.

Penurunan IHSG kemarin memang dramatis. Indeks tersebut menyentuh level terendah 6.011,8, atau mengalami pelemahan sebesar 7,1% dibandingkan penutupan sebelumnya. Meskipun sempat mengalami pemulihan pada sesi II, IHSG akhirnya ditutup melemah 3,8% di angka 6.233,4. Aliran modal asing pun tercatat negatif signifikan, mencapai Rp 2,5 triliun dalam sehari, menambah total net outflow hingga Rp 29,4 triliun (atau US$ 1,8 miliar) sepanjang tahun berjalan (YTD).

Analis menunjuk pada faktor domestik sebagai pemicu utama aksi jual besar-besaran ini. Ironisnya, pergerakan ini bertolak belakang dengan tren positif di sebagian besar bursa saham Asia lainnya. Nikkei Jepang misalnya, menguat 1,2%, Straits Times Singapura naik 0,9%, dan SENSEX India bahkan mencatatkan kenaikan 1,5%.

Kondisi ekonomi makro Indonesia sendiri sebenarnya masih tergolong stabil. Inflasi tercatat sangat rendah, bahkan mengalami deflasi 0,09% year-on-year (YoY) pada Februari 2025, jauh di bawah target BI sebesar 1,5% – 3,5%. Surplus neraca perdagangan juga cukup lebar, mencapai US$ 6,6 miliar pada dua bulan pertama tahun 2025. Pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) sepanjang tahun 2024 pun masih terbilang baik, yakni 5,03%.

Lalu, apa yang menyebabkan IHSG ambruk? Analis menilai penurunan IHSG sepanjang tahun 2025 lebih disebabkan oleh faktor sentimen. Rendahnya optimisme terhadap prospek pertumbuhan ekonomi di tahun 2025 menjadi salah satu penyebab utama. Kecemasan pasar terhadap sejumlah kebijakan pemerintahan Presiden Prabowo Subianto, serta isu pengunduran diri Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati (SMI), turut memperburuk situasi. Namun, pernyataan SMI yang menegaskan akan tetap berada di Kabinet diharapkan dapat meredakan kekhawatiran pasar.

Bisakah Keputusan BI Rate Hari Ini Menghidupkan Kembali IHSG? Pasar Menanti dengan Deg-degan

Mirae Asset Sekuritas, dalam risetnya, menyatakan pasar akan merespon positif jika BI memangkas suku bunga hari ini. Mereka bahkan secara eksplisit berharap BI akan menurunkan BI Rate sebesar 25 basis poin (bps) menjadi 5,5%. Langkah ini, menurut mereka, diharapkan dapat membantu memulihkan kepercayaan terhadap prospek pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun ini.

Pandangan berbeda datang dari Teuku Riefky, ekonom Makroekonomi dan Pasar Keuangan LPEM FEB UI. Ia mengakui deflasi 0,09% YoY pada Februari 2025, yang disebabkan antara lain oleh penurunan tarif listrik. Namun, ia menekankan bahwa inflasi inti tetap stabil, menunjukkan bahwa penurunan tersebut bukan karena melemahnya permintaan domestik. Ia memprediksi tekanan inflasi akan meningkat pada bulan-bulan mendatang, terutama menjelang Ramadan dan berakhirnya subsidi listrik.

Riefky juga menyoroti situasi global. Federal Reserve diperkirakan akan mempertahankan suku bunga acuannya di kisaran 4,25% – 4,5% pada rapat Maret ini, meskipun inflasi di AS menunjukkan tanda-tanda moderasi. Ketidakpastian perdagangan global di bawah kepemimpinan Presiden Trump, khususnya perang tarif dengan Uni Eropa, berpotensi mempertahankan tekanan inflasi dan membebani sentimen bisnis.

Meskipun inflasi di Indonesia diperkirakan akan kembali ke target BI dalam beberapa tahun mendatang, Riefky berpendapat bahwa BI sebaiknya mempertahankan BI Rate di level 5,75%. Alasannya, langkah ini dinilai penting untuk menjaga stabilitas nilai tukar, stabilitas keuangan, dan ketahanan pasar di tengah risiko eksternal yang masih tinggi, seperti volatilitas pasar keuangan global dan kebijakan perdagangan AS yang tidak menentu.

Kesimpulannya, keputusan BI Rate hari ini menjadi penentu penting bagi arah IHSG ke depan. Di satu sisi, penurunan suku bunga diharapkan dapat meningkatkan kepercayaan investor dan mendorong penguatan IHSG. Di sisi lain, pertimbangan stabilitas makro ekonomi dan risiko eksternal menuntut BI untuk mengambil keputusan yang bijak dan terukur. Pasar akan mencermati setiap detail pengumuman BI hari ini dengan penuh kehati-hatian, menunggu petunjuk arah yang akan menentukan nasib IHSG dalam beberapa waktu mendatang. Pertaruhannya bukan hanya angka-angka di papan bursa, tetapi juga kepercayaan investor terhadap prospek ekonomi Indonesia.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *