Azim Premji: Jejak Sang Miliarder Muslim India yang Mengukir Kesuksesan dan Filantropi

Jakarta – Dunia teknologi informasi telah melahirkan deretan miliarder baru, dan Azim Premji, konglomerat asal India, menjadi salah satu tokoh yang menonjol. Lebih dari sekadar kesuksesan finansial, Premji dikenal luas sebagai seorang miliarder Muslim yang tak hanya membangun imperium bisnisnya, tetapi juga mendedikasikan sebagian besar kekayaannya untuk amal. Berdasarkan data Forbes per Maret 2025, kekayaannya mencapai US$ 11,9 miliar atau setara Rp 193,97 triliun (dengan kurs Rp 16.300), menempatkannya di posisi 199 dalam daftar orang terkaya dunia dan posisi ke-19 di India pada tahun 2024. Kisah hidupnya, sebuah perpaduan antara kewirausahaan tajam dan kepedulian sosial yang mendalam, layak menjadi inspirasi.

Lahir di tengah keluarga berada pada 24 Juli 1945, Premji mengawali pendidikannya di Mumbai sebelum melanjutkan studi teknik elektro di Stanford University, Amerika Serikat pada tahun 1966. Namun, takdir berkata lain. Kehilangan sang ayah, Mohamed Premji, memaksanya pulang ke India dan mengambil alih perusahaan keluarga, Western Indian Vegetable Products Ltd., pada usia 21 tahun. Perusahaan yang bergerak di bidang produk nabati dan minyak sulingan ini menjadi batu loncatan bagi perjalanan bisnisnya yang luar biasa.

Di bawah kepemimpinan Premji, Western Indian Vegetable Products Ltd. tidak hanya bertahan, tetapi juga berkembang pesat. Ia berhasil melakukan diversifikasi, merambah ke berbagai sektor seperti silinder hidrolik, sabun, dan produk penerangan. Namun, transformasi paling signifikan terjadi ketika Premji melihat potensi besar di sektor teknologi informasi. Pada tahun 1980-an, ia memulai langkah berani dengan merintis Wipro Limited, sebuah perusahaan yang awalnya fokus pada pengembangan mikrokomputer melalui kerja sama teknologi dengan Sentinel Computers, Amerika Serikat.

Perjalanan Wipro di awal bukanlah tanpa tantangan. Namun, kebijaksanaan Premji dalam membaca peluang pasar dan kemampuannya beradaptasi terbukti krusial. Deregulasi ekonomi India pada tahun 1991 menjadi katalis bagi pertumbuhan Wipro. Perusahaan ini melakukan diversifikasi lebih lanjut, memasuki pasar pembuatan lampu, peralatan medis dan diagnostik, serta perangkat keras TI seperti printer dan scanner. Transformasi ini membuahkan hasil yang spektakuler. Pendapatan Wipro yang awalnya hanya sekitar US$ 2 juta pada akhir tahun 1960-an, melesat hingga mencapai sekitar US$ 7 miliar pada tahun 2014. Sektor teknologi informasi berkontribusi sekitar 75% dari total pendapatan tersebut. Keberhasilan ini tak lepas dari strategi inovatif Wipro, termasuk pendirian pusat inovasi di Silicon Valley yang fokus pada pengembangan teknologi baru dan kolaborasi dengan perusahaan rintisan.

Puncak kariernya sebagai CEO Wipro tercapai hingga Juli 2019, di mana ia secara resmi menyerahkan tongkat estafet kepemimpinan kepada putranya, Rishad Premji. Meskipun demikian, Premji tetap memegang peranan penting sebagai Founder Chairman, menunjukkan komitmennya yang tak tergoyahkan terhadap perusahaan yang telah ia bangun dari nol.

Azim Premji: Jejak Sang Miliarder Muslim India yang Mengukir Kesuksesan dan Filantropi

Namun, kisah sukses Azim Premji tidak hanya terhenti pada pencapaian finansial yang gemilang. Ia juga dikenal sebagai seorang filantropis ulung. Komitmennya terhadap amal tercermin dalam partisipasinya dalam Giving Pledge, sebuah inisiatif yang mengajak individu terkaya di dunia untuk menyumbangkan sebagian besar kekayaannya untuk tujuan kemanusiaan. Premji berjanji untuk menyumbangkan US$ 21 miliar, termasuk dua pertiga saham Wipro miliknya yang telah ditempatkan dalam perwalian terpisah.

Sebagai manifestasi nyata dari komitmen filantropisnya, Premji mendirikan Azim Premji Foundation pada tahun 2001. Yayasan nirlaba ini berfokus pada peningkatan kualitas pendidikan dasar di India, sebuah isu yang sangat dekat di hatinya. Dedikasi Premji terhadap pendidikan terlihat jelas dari kontribusi besar yayasan tersebut, termasuk alokasi dana sebesar US$ 150 juta (sekitar Rp 2,3 triliun dengan kurs saat itu) pada tahun 2020 untuk membantu mereka yang terdampak pandemi COVID-19.

Tindakan filantropi Premji selaras dengan ajaran Islam yang menekankan pentingnya berbagi rezeki dengan sesama. Dalam Islam, setiap harta yang dimiliki merupakan titipan dari Allah SWT, dan sebagiannya harus disisihkan untuk membantu mereka yang membutuhkan melalui sedekah, zakat, dan infaq. Premji telah menjadi contoh nyata bagaimana prinsip-prinsip keagamaan dapat diwujudkan dalam tindakan nyata yang berdampak luas bagi masyarakat.

Kisah Azim Premji merupakan bukti nyata bahwa kesuksesan finansial dapat berjalan beriringan dengan kepedulian sosial yang mendalam. Ia bukan hanya seorang pengusaha ulung yang membangun imperium bisnisnya di dunia teknologi, tetapi juga seorang filantropis visioner yang mendedikasikan kekayaannya untuk meningkatkan kehidupan jutaan orang. Jejak langkahnya menjadi inspirasi bagi generasi muda, menunjukkan bahwa kekayaan bukanlah tujuan akhir, melainkan alat untuk menciptakan dampak positif yang lebih besar bagi dunia. Kisahnya menjadi bukti nyata bahwa keberhasilan sejati diukur bukan hanya dari jumlah kekayaan yang dimiliki, tetapi juga dari dampak positif yang diberikan kepada masyarakat.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *