Aliran Investasi China Mengalir Deras ke Ibu Kota Nusantara: Rp 70 Triliun untuk Proyek Infrastruktur dan Perumahan

Jakarta, 1 Juni 2025 – Ibu Kota Nusantara (IKN) terus menarik minat investasi asing, khususnya dari Tiongkok. Otorita Ibu Kota Nusantara (OIKN) melaporkan bahwa komitmen investasi dari Negeri Tirai Bambu telah mencapai angka yang fantastis: hampir Rp 70 triliun. Besarnya angka ini menandakan kepercayaan investor China terhadap potensi dan perkembangan IKN sebagai pusat pemerintahan dan perekonomian masa depan Indonesia.

Investasi tersebut didominasi oleh skema Kerja Sama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU), yang mencapai sekitar Rp 68,4 triliun. Dana ini dialokasikan untuk proyek-proyek strategis di berbagai sektor, terutama pembangunan perumahan, Moda Unik Terpadu (MUT), dan infrastruktur jalan. Kehadiran investasi ini menjadi penopang penting percepatan pembangunan IKN, yang ditargetkan rampung dalam beberapa tahun ke depan.

Deputi Bidang Pendanaan dan Investasi OIKN, Agung Wicaksono, menjelaskan rincian investasi tersebut. "Investasi konsorsium dan perusahaan asal Tiongkok telah mencapai hampir Rp 70 triliun di IKN," ungkap Agung dalam keterangan resminya. Ia menambahkan bahwa investasi yang sudah berjalan akan berlanjut, dan OIKN terus aktif menjajaki potensi-potensi investasi lainnya dari berbagai pihak, termasuk dari China.

Salah satu contoh nyata investasi langsung dari China adalah proyek Delonix Nusantara Commercial Complex, yang digarap oleh PT Delonix Bravo Investment senilai Rp 500 miliar. Kompleks komersial seluas 24.200 m2 ini, yang mulai dibangun pada September 2024, akan menghadirkan beragam fasilitas, mulai dari hotel ramah lingkungan dan apartemen servis hingga ruang ritel, perkantoran, fasilitas olahraga, dan ruang terbuka hijau. Proyek ini menunjukkan komitmen investor China untuk berinvestasi tidak hanya pada infrastruktur skala besar, tetapi juga pada pembangunan kawasan komersial yang berkelanjutan.

Dua konsorsium besar asal China, yaitu CHEC-IJM dan CSCEC-CREC, menjadi pemain utama dalam proyek KPBU MUT dan jalan. Masing-masing konsorsium mengucurkan investasi yang sangat signifikan, yaitu Rp 27,1 triliun dan Rp 27,9 triliun. Saat ini, kedua proyek tersebut masih dalam tahap studi kelayakan yang akan dievaluasi oleh Komite KPBU OIKN. Setelah melalui tahap evaluasi dan market sounding, proyek-proyek ini akan memasuki tahap lelang akhir. Proses ini menunjukkan komitmen OIKN untuk memastikan transparansi dan akuntabilitas dalam pengelolaan investasi.

Aliran Investasi China Mengalir Deras ke Ibu Kota Nusantara: Rp 70 Triliun untuk Proyek Infrastruktur dan Perumahan

Selain proyek MUT dan jalan, proyek KPBU Perumahan oleh konsorsium IJM-CHEC juga tengah dalam proses evaluasi. Proyek ini bernilai estimasi Rp 13,4 triliun dan akan membangun 20 menara rumah susun untuk Aparatur Sipil Negara (ASN) di Kawasan WP 1B. Pembangunan perumahan ini menjadi bagian penting dalam upaya menyediakan hunian layak bagi para ASN yang akan bertugas di IKN.

Tingginya minat investasi China di IKN juga terlihat dari jumlah Letter of Interest (LoI) yang telah diterima OIKN. Hingga 26 Mei 2025, OIKN telah menerima 36 LoI dari perusahaan-perusahaan Tiongkok. Dari jumlah tersebut, 32 LoI ditujukan untuk skema KPBU, sementara 4 LoI untuk skema investasi langsung. Beragam sektor dilirik oleh investor China, mulai dari energi dan perumahan hingga sektor digital, pengelolaan sampah, infrastruktur transportasi, infrastruktur dasar, industri hijau, gaya hidup, media, dan penyiaran. Diversifikasi sektor ini menunjukkan kepercayaan investor China terhadap berbagai potensi yang ditawarkan IKN.

Kepala Otorita IKN, Basuki Hadimuljono, memberikan jaminan atas kelancaran investasi China di IKN. "Dari investasi yang sudah berjalan tersebut, kami menjamin bahwa pembangunan tidak akan berhenti di tengah jalan," tegas Basuki. Ia menambahkan bahwa selain OIKN, Kementerian Keuangan juga akan memberikan jaminan co-guarantee untuk mendukung keberhasilan pembangunan proyek-proyek tersebut. Jaminan ini memberikan kepastian dan mengurangi risiko bagi investor, sehingga diharapkan dapat menarik lebih banyak investasi ke IKN.

Duta Besar Tiongkok untuk Indonesia, H.E. Wang Lutong, turut menyampaikan apresiasinya atas kemajuan pembangunan IKN. Ia melihat IKN sebagai peluang strategis bagi investasi China di kawasan Asia Tenggara. "Kami mendorong lebih banyak perusahaan Tiongkok untuk ikut berkontribusi dalam pembangunan kota ini," ujar Wang Lutong. Pernyataan ini semakin mengukuhkan komitmen pemerintah China untuk mendukung pembangunan IKN.

Secara keseluruhan, aliran investasi China yang mencapai hampir Rp 70 triliun ke IKN merupakan bukti nyata kepercayaan investor internasional terhadap potensi dan masa depan IKN. Investasi ini tidak hanya akan mempercepat pembangunan infrastruktur dan perumahan, tetapi juga akan mendorong pertumbuhan ekonomi dan menciptakan lapangan kerja di IKN. Namun, penting bagi OIKN untuk memastikan transparansi dan akuntabilitas dalam pengelolaan investasi ini, serta memperhatikan aspek keberlanjutan lingkungan dan sosial dalam setiap proyek yang dijalankan. Keberhasilan IKN tidak hanya diukur dari besarnya investasi yang masuk, tetapi juga dari dampak positifnya bagi masyarakat dan lingkungan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *