AI Neraka: Bukan Sekadar Sensasi, tapi Panggilan Etika Digital
Kehebohan Video AI “Hari Pertama di Neraka”
Ketika video AI ‘testimoni masuk neraka’ beredar luas di YouTube dan media sosial, bukan hanya netizen yang geger—anggota DPR RI, Selly Andriany Gantina, turut merasa miris atas fenomena ini (facebook.com, news.detik.com). Ia menyoroti bagaimana teknologi yang canggih ini bisa menyentuh ranah paling sakral: spiritualitas dan akidah.
Teknologi AI Harus Disikapi dengan Etika dan Tanggung Jawab
Selly mengingatkan bahwa AI adalah buah kemajuan zaman—tak terelakkan, tapi penggunaannya harus melekat pada nilai etika, sosial, dan spiritual (news.detik.com). Ia bertanya: apa sejatinya tujuan konten semacam ini? Apakah untuk menanamkan kesadaran moral dan ketakwaan, atau sekadar untuk viral?
Visual Neraka: Immersive atau Justru Menyesatkan?
Menurutnya, visualisasi ‘neraka’ melalui efek AI tak pernah bisa menangkap relitas hakiki. Kreator konten perlu berhati-hati: bila niatnya positif—untuk tadabbur atau peringatan rohani—harus ada landasan ilmu dan referensi yang benar, bukan sekadar imajinasi visual (news.detik.com).
Agama Bukan Bahan Sensasi
Indonesia, berlandaskan Pancasila, menempatkan agama sebagai pilar yang sangat dijaga. Konten seperti ini bukan cuma bisa mengaburkan akidah, tetapi bisa termasuk kategori menodai agama—karena menjadikan agama bahan tontonan belaka (news.detik.com).
Kreator Harus Bijak Gunakan AI Apalagi Terkait Neraka
Alih-alih sekadar viral, Selly mengimbau kreator untuk menjadikan AI sebagai alat dakwah yang bertanggung jawab. Teknologi harus digunakan dengan adab, bukan sekadar ambisi untuk konten trending (news.detik.com).
Literasi Spiritual & Digital: Kunci Penangkal Konten Dangkal
Generasi muda terpapar banyak konten digital tanpa pendampingan kritis. Oleh karena itu, literasi digital harus berjalan beriringan dengan literasi spiritual. Tujuannya? Agar tak mudah terjebak pada pemahaman yang dangkal dan menyesatkan hanya karena efek visual keren (news.detik.com).
Kesimpulan: AI Bisa Jadi Jalan Dakwah Biar Takut Neraka, Asalkan Punya Hikmah
Video AI “hari pertama di neraka” membuka lembar diskusi penting: bagaimana teknologi seharusnya digunakan untuk mengedukasi, bukan hanya mengejutkan. Sebagai pengguna internet, mari kita jadi penonton yang kritis, tidak mudah terbuai oleh tayangan sensasional. Dan sebagai kreator konten, marilah gunakan AI dengan adab dan penuh tanggung jawab—agar teknologi menguatkan iman, bukan justru melemahkan.
Artikel ini telah merujuk pada berita asli dari Detikcom: Heboh Video ‘Hari Pertama di Neraka’, Anggota DPR Merasa Miris (news.detik.com)