Jakarta, 4 Juni 2025 – Sejak pandemi melanda dan teknologi makin merajalela, konsep Work From Home (WFH) bukan lagi barang baru. Tapi meski sudah tiga tahun berlalu, banyak dari kita yang masih kebingungan bagaimana cara kerja dari rumah tanpa tergoda bantal, godaan tukang cilok lewat, atau sinetron jam 12 siang. Nah, berikut ini tips-tips kerja dari rumah yang nggak cuma efektif, tapi juga bikin hidup lebih asyik. Yuk, disimak!
Cara Efektif Work From Home
1. Jangan Bangun Langsung Buka Laptop
Coba jujur, siapa yang bangun tidur langsung buka laptop, masih belekan, bahkan belum gosok gigi? Mulai hari dengan ritual seperti manusia normal: mandi, sarapan, dan ganti baju. Nggak harus pakai blazer, tapi minimal jangan pakai daster bolong. Ini penting biar otak tahu: “Hei, kita kerja, bukan lanjut tidur!”
Pro-tip: Ganti baju itu sinyal buat otak loh. Kalau kamu pakai piyama, otak mikirnya “saatnya rebahan.” Tapi kalau pakai kaus rapi dan celana sopan, otakmu bisa mode kerja. Trust the science.
2. Bikin Meja Kerja, Jangan di Kasur!
Kerja di kasur itu awal dari kehancuran. Mulai dari niat ngetik laporan malah lanjut nonton drama Korea, sampai laptop nyungsep karena ketiduran di tengah Zoom meeting.
Punya meja khusus kerja penting banget, walau cuma meja lipat di pojok dapur. Kalau ada tanaman hias dikit, boleh lah biar estetik dan sejuk. Jangan lupa: posisi duduk yang bener biar pinggang nggak protes di umur 30-an.
3. Atur Jam Kerja work from home, Jangan 24/7
WFH bukan berarti kerja 24 jam. Banyak yang terjebak, bangun kerja, makan kerja, malam kerja lagi, lalu burnout diam-diam. Tentukan jam kerja dan jam istirahat. Kalau sudah jam 6 sore, tutup laptop dan stop balas email. Kalau bos tetap maksa? Kirim GIF kucing tidur, siapa tahu empati muncul.
Catatan: Menjadi produktif bukan berarti harus selalu online. Yang penting, kerjaan kelar. Nggak usah balas chat jam 11 malam. Itu waktunya drakor dan sheet mask.
4. Pakai To-Do List Biar Hidup Nggak Ngambang
WFH bikin waktu kayak jelly: fleksibel tapi licin. Tiba-tiba udah sore padahal baru ngerjain satu file. Gunakan to-do list harian. Bisa pakai aplikasi kayak Notion, Trello, atau cukup kertas tempel warna neon yang ditempel di kulkas.
Bagi tugas jadi blok waktu. Misal, jam 9-11 ngerjain presentasi, jam 11-12 meeting, jam 12-1 makan sambil scroll TikTok, jam 1-3 balas email. Sisanya? Buat rebahan legal.
5. Jangan Lupa Ngobrol, Biar Nggak Jadi Tarzan
WFH itu sepi. Kalau seminggu nggak ngobrol sama orang, bisa-bisa pas ketemu kurir langsung curhat panjang. Makanya, tetap jaga komunikasi sama tim. Nggak harus serius, bisa mulai dari kirim meme lucu di grup kantor.
Saran: Adain virtual coffee break. 15 menit ngobrol santai tanpa bahas kerjaan. Lumayan buat mengusir stres dan ngecek apakah temen kantor masih waras.
6. Olahraga Ringan = Energi Bertahan
Bukan cuma tubuh, otak juga butuh gerak. Coba stretching tiap dua jam, atau jalan kaki muterin ruang tamu sambil telepon klien. Mau yang ekstrim? Ikutan kelas zumba online sambil pakai headset. Siapa tahu sambil bakar kalori, deal juga masuk.
Fun Fact: Berdiri lima menit setiap jam bisa memperbaiki sirkulasi darah dan memperpanjang usia. Jadi jangan jadi zombie duduk!
7. Siapkan Snack, Tapi Jangan Jadi Buffet
Godaan utama WFH: kulkas. Tiap lima menit ke dapur, buka kulkas, lihat telur, tutup lagi. Akhirnya jam 3 sore malah masak mi goreng lengkap pakai telur, kornet, dan topping dendeng.
Tipsnya, siapkan snack sehat: buah potong, kacang, atau biskuit gandum. Jangan bawa keripik satu kantong ke meja kerja, karena tahu-tahu habis sebelum jam makan siang.
8. Rapikan File dan Email, Jangan Numpuk Sampai 300 Unread
Bekerja dari rumah harus tetap profesional. File berserakan dan email numpuk bikin stres sendiri. Gunakan folder digital dan beri nama file yang manusiawi. Jangan “final_final_FINAL1.pptx” karena itu nggak bantu saat urgent.
Inbox juga dibersihkan tiap pagi. Biar kerjaan nggak ketumpuk sama promosi diskon skincare atau notif webinar yang lupa didaftar.
9. Upgrade Skill Lewat Webinar, Tapi Jangan Jadi Webinar Hunter
Banyak banget webinar gratis selama WFH. Tapi jangan asal daftar semua. Pilih yang sesuai bidang dan bisa langsung diterapkan. Yang penting bukan banyaknya sertifikat, tapi seberapa bisa dipakai buat naikin value diri.
Ingat, tujuan upgrade skill itu biar naik gaji, bukan numpuk folder PDF sertifikat di Google Drive yang nggak pernah dibuka lagi.
10. Bersyukur dan Enjoy Prosesnya
Last but not least, jangan lupa bersyukur. Nggak semua orang bisa WFH. Banyak yang harus keluar rumah, berjibaku dengan panas dan macet. Jadi, nikmati prosesnya. Kalau jenuh, ambil jeda. Jalan-jalan sebentar, peluk kucing, atau nyalain lagu dangdut koplo favorit.
WFH bukan cuma tentang menyelesaikan kerjaan, tapi juga merawat diri. Karena ujung-ujungnya, manusia bukan mesin.
Kesimpulan: WFH = Work From Home, Work Fun Horee? Bisa Banget!
Kerja dari rumah memang penuh tantangan, tapi juga penuh peluang. Dengan manajemen waktu yang baik, komunikasi yang lancar, dan sedikit humor, WFH bisa jadi gaya hidup yang sehat dan menyenangkan.
Jadi, mulai besok jangan cuma buka laptop di kasur. Bangkit, mandi, dan hadapi dunia kerja dengan senyuman (dan secangkir kopi). WFH bukan alasan untuk mager berkepanjangan. Saatnya jadi produktif, kreatif, dan tetap stylish — meski cuma dilihat kucing di rumah.
Editor: Ince Ahmad Zarqan
Redaktur Pelaksana: Mimin WFH Berkah
Sumber: Pengalaman pribadi, Zoom meeting gagal fokus, dan 300 grup WhatsApp kantor