Paris, 3 Juni 2025 – Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Republik Indonesia, Airlangga Hartarto, memanfaatkan momentum Pertemuan Tingkat Menteri (Ministerial Council Meeting/MCM) OECD 2025 di Paris untuk melakukan pertemuan bilateral dengan Wakil Menteri Perdagangan Chili, Claudia Sanhueza. Pertemuan tersebut menjadi tonggak penting dalam upaya memperkuat hubungan ekonomi bilateral Indonesia-Chili yang telah terjalin selama enam dekade, sekaligus membuka peluang kolaborasi yang lebih intensif di kancah internasional.
Dalam pertemuan yang berlangsung Selasa (3/6), Menko Airlangga menyampaikan apresiasi mendalam atas komitmen Chili dalam mendorong kerja sama regional di kawasan Indo-Pasifik, serta dukungan berkelanjutan terhadap upaya Indonesia dalam memperkuat integrasi ekonomi kawasan. Ia menekankan keselarasan visi antara kedua negara dalam membangun ekonomi global yang inklusif dan berkelanjutan. "Tahun ini menandai 60 tahun hubungan diplomatik Indonesia-Chili," ujar Airlangga dalam keterangan tertulisnya, menegaskan pentingnya momentum tersebut untuk meningkatkan kerja sama yang lebih substansial.
Salah satu agenda utama pertemuan ini adalah ambisi Indonesia untuk bergabung dalam Comprehensive and Progressive Agreement for Trans-Pacific Partnership (CPTPP). Menko Airlangga menegaskan bahwa langkah Indonesia untuk bergabung dengan CPTPP merupakan bagian integral dari transformasi ekonomi nasional menuju visi Indonesia Emas 2045. Ia meyakini aksesi Indonesia akan memberikan nilai tambah signifikan bagi CPTPP sebagai blok perdagangan modern, sekaligus memperkuat ketahanan rantai pasok di kawasan Asia Pasifik.
Indonesia telah secara resmi menyerahkan kuesioner aspirasi kepada Pemerintah Selandia Baru selaku depository country pada 12 Mei 2025, dan menargetkan keanggotaan penuh di CPTPP pada tahun 2027. Dalam pertemuan tersebut, Menko Airlangga secara khusus meminta dukungan Chili dalam pembentukan Accession Working Group di forum Komisi CPTPP, sambil menyampaikan apresiasi atas dukungan yang telah diberikan Chili hingga saat ini.
Selain CPTPP, Menko Airlangga juga menyampaikan rasa terima kasih atas dukungan Chili terhadap proses aksesi Indonesia ke Organisasi untuk Kerja Sama Ekonomi dan Pembangunan (OECD). Ia menjelaskan bahwa Indonesia telah menyerahkan Initial Memorandum kurang dari setahun setelah menerima Accession Roadmap dari OECD pada Februari 2024. Penyerahan dokumen tersebut merefleksikan komitmen kuat Indonesia untuk memenuhi standar dan prinsip-prinsip OECD, dengan harapan proses aksesi dapat rampung dalam waktu tiga tahun. Menko Airlangga juga mengakui pengalaman Chili yang berhasil menyelesaikan proses aksesi dalam waktu singkat sebagai referensi berharga bagi Indonesia.
Kerja sama ekonomi bilateral juga menjadi fokus utama pembahasan. Kedua pihak mencatat peningkatan signifikan dalam volume perdagangan bilateral, yang hampir dua kali lipat dari tahun 2020 hingga 2024, mencapai total nilai USD 473 juta pada tahun 2024. Keberhasilan ini ditopang oleh Indonesia-Chile Comprehensive Economic Partnership Agreement (IC-CEPA). Lebih lanjut, Indonesia dan Chili telah memulai negosiasi perjanjian investasi di bawah payung IC-CEPA sejak 13 Juni 2024.
Indonesia, dengan lebih dari 25 Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) di berbagai sektor strategis seperti energi terbarukan, mineral kritis, dan teknologi pemrosesan logam, menawarkan berbagai insentif fiskal dan non-fiskal yang menarik bagi investor asing. Sebagai contoh konkret kerja sama investasi, Menko Airlangga mencontohkan pembangunan pabrik bola baja oleh PT Elecmetal Longteng Indonesia (perusahaan patungan Chili-Tiongkok) di Kawasan Industri Terpadu Batang dengan nilai investasi Rp600 miliar. "Saya ingin mengundang Chili untuk datang ke Indonesia dan berinvestasi di negara kita," ajak Menko Airlangga.
Indonesia juga menyampaikan dukungannya terhadap rencana Chili untuk bergabung dalam Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP). Menko Airlangga menilai partisipasi Chili akan memperluas jangkauan RCEP ke Amerika Latin dan memperkuat konektivitas antara RCEP dan CPTPP sebagai dua blok perdagangan utama di kawasan Asia Pasifik dan sekitarnya.
Pertemuan bilateral ini merepresentasikan komitmen kuat Indonesia dan Chili untuk terus memperkuat kerja sama ekonomi, baik dalam kerangka bilateral maupun multilateral. Menko Airlangga menutup pertemuan dengan optimisme, meyakini bahwa hubungan Indonesia-Chili akan semakin kokoh dan memberikan manfaat nyata bagi kedua bangsa.
Menko Airlangga didampingi oleh Duta Besar Indonesia untuk Prancis, Mohammad Oemar; Deputi Bidang Koordinasi Kerja Sama Ekonomi dan Investasi Kemenko Perekonomian, Edi Pambudi; dan Staf Ahli Bidang Pembangunan Daerah Kemenko Perekonomian, Haryo Limanseto, dalam pertemuan penting tersebut. Pertemuan ini menjadi bukti nyata komitmen kedua negara untuk terus meningkatkan hubungan ekonomi yang saling menguntungkan dan berkontribusi pada stabilitas ekonomi global.