BNI Jaga Keseimbangan Likuiditas dan Pertumbuhan Kredit di Tengah Tren Suku Bunga Rendah

Jakarta, 2 Juni 2025 – PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BNI) menerapkan strategi cermat dalam mengelola likuiditas dan mendorong pertumbuhan kredit di tengah penurunan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI). Langkah adaptif ini menjadi kunci bagi BNI untuk tetap kompetitif dan menjaga kinerja di tengah dinamika pasar keuangan yang fluktuatif.

Corporate Secretary BNI, Okki Rushartomo, menjelaskan bahwa penurunan suku bunga acuan BI sebesar 75 basis poin sejak September 2024, dari 6,25% menjadi 5,50%, telah menciptakan dampak positif terhadap likuiditas pasar. "Penurunan BI Rate ini diikuti dengan peningkatan likuiditas di pasar perbankan, memberikan ruang bagi BNI untuk memperkuat posisi likuiditasnya," ungkap Okki dalam keterangan tertulis.

Namun, BNI tidak hanya bergantung pada peningkatan likuiditas pasar. Bank pelat merah ini menerapkan strategi yang lebih terukur dan berkelanjutan, dengan fokus utama pada penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK) dari segmen ritel. Strategi ini sejalan dengan upaya BNI dalam membangun basis pendanaan yang kuat dan berbiaya efisien.

"Kami fokus pada DPK yang berkelanjutan, khususnya dari segmen ritel," tegas Okki. Untuk mencapai tujuan ini, BNI mengoptimalkan inovasi digital melalui peluncuran aplikasi wondr dan BNI Direct. Kedua platform digital ini dirancang untuk mendorong penghimpunan dana murah berbasis transaksi, sekaligus meningkatkan engagement dengan nasabah ritel. Inovasi ini diharapkan mampu memperkuat posisi likuiditas BNI secara jangka panjang dan berkelanjutan, mengurangi ketergantungan pada sumber pendanaan yang lebih mahal dan fluktuatif.

Selain mengandalkan DPK, BNI juga secara aktif memperkuat pendanaan dari sumber Non-DPK. Okki menjelaskan bahwa BNI telah memperoleh likuiditas dari sumber Non-DPK jangka panjang, sesuai dengan Rencana Bisnis Bank (RBB). Strategi diversifikasi pendanaan ini menunjukkan komitmen BNI dalam membangun ketahanan finansial dan mengurangi risiko yang mungkin timbul dari ketergantungan pada satu sumber pendanaan saja.

BNI Jaga Keseimbangan Likuiditas dan Pertumbuhan Kredit di Tengah Tren Suku Bunga Rendah

Di tengah upaya penguatan likuiditas, BNI tetap memperhatikan efisiensi struktur biaya pendanaan. Dalam konteks pasar yang kompetitif dan dinamis, efisiensi biaya menjadi faktor krusial dalam menjaga profitabilitas dan daya saing. BNI secara aktif mengevaluasi komposisi portofolio aset untuk memastikan optimalisasi penggunaan dana dan meminimalisir biaya yang tidak perlu.

"Efisiensi struktur biaya pendanaan tetap menjadi prioritas utama kami," ujar Okki. "Kami terus melakukan evaluasi dan penyesuaian agar tetap kompetitif di pasar," tambahnya.

Meskipun fokus pada penguatan likuiditas, BNI menegaskan bahwa hal ini tidak akan menghambat strategi pembiayaan dan penyaluran kredit. Bank berkomitmen untuk tetap mendorong pertumbuhan aset, dengan tetap menjaga kualitas kredit sebagai prioritas utama. Hal ini menunjukkan keseimbangan yang cermat antara pertumbuhan bisnis dan pengelolaan risiko.

Strategi BNI dalam menjaga keseimbangan antara likuiditas dan pertumbuhan kredit mencerminkan pendekatan yang terukur dan berkelanjutan. Dengan mengandalkan inovasi digital, diversifikasi sumber pendanaan, dan pengelolaan biaya yang efisien, BNI berupaya untuk mempertahankan posisi kompetitifnya di tengah tren suku bunga rendah dan dinamika pasar keuangan yang terus berubah. Fokus pada DPK ritel dan pendanaan Non-DPK jangka panjang menunjukkan komitmen BNI dalam membangun fondasi yang kuat untuk pertumbuhan berkelanjutan di masa mendatang.

Keberhasilan strategi ini akan bergantung pada beberapa faktor, termasuk keberhasilan penetrasi pasar aplikasi wondr dan BNI Direct, kemampuan BNI dalam menarik dana murah dari segmen ritel, dan kemampuan dalam mengelola risiko kredit secara efektif. Keberhasilan BNI dalam mengelola likuiditas dan mendorong pertumbuhan kredit di tengah tren suku bunga rendah akan menjadi tolok ukur bagi kinerja bank dan kontribusinya terhadap perekonomian nasional. Langkah-langkah yang telah diambil menunjukkan komitmen BNI untuk tetap menjadi pemain utama di industri perbankan Indonesia, dengan tetap memprioritaskan stabilitas dan pertumbuhan yang berkelanjutan. Pemantauan dan evaluasi yang berkelanjutan terhadap strategi ini akan menjadi kunci keberhasilan BNI dalam mencapai tujuan jangka panjangnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *