Jakarta, 26 Mei 2025 – Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, secara tegas menempatkan Republik Rakyat Tiongkok (RRT) sebagai prioritas utama dalam kebijakan luar negerinya. Hal ini ditegaskan kembali oleh Presiden Prabowo dalam sambutannya di acara Indonesia-China Business Reception yang disiarkan langsung melalui kanal YouTube Sekretariat Presiden pada Sabtu, 24 Mei 2025. Dalam pidatonya, Presiden Prabowo tidak hanya memuji hubungan bilateral yang telah terjalin lama antara kedua negara, tetapi juga secara eksplisit menjelaskan alasan di balik kunjungan kenegaraan pertamanya ke Beijing, yang dilakukan hanya beberapa minggu setelah pelantikannya pada Oktober 2024.
Keputusan Presiden Prabowo untuk menjadikan China sebagai destinasi kunjungan kenegaraan pertamanya bukan sekadar tindakan seremonial. Baginya, hal tersebut merupakan refleksi dari pemahaman mendalam akan pentingnya hubungan strategis Indonesia-China dalam menjaga perdamaian dan stabilitas regional. "Kenapa saya mengunjungi Tiongkok pertama kali, bahkan sebelum saya dilantik? Karena saya memandang hubungan antara Indonesia dan Tiongkok adalah suatu hubungan bilateral yang sangat strategis, sangat penting, dan sangat menjanjikan, serta dapat menentukan keadaan perdamaian dan stabilitas di kawasan kita," tegas Presiden Prabowo.
Pernyataan tersebut bukan sekadar retorika diplomatik. Presiden Prabowo secara gamblang menggambarkan China sebagai mitra strategis yang memiliki peran krusial dalam arsitektur keamanan dan ekonomi regional. Kunjungannya yang dilakukan sebelum masa jabatan resminya dimulai pun menjadi bukti nyata komitmennya untuk memperkuat hubungan tersebut sejak awal kepemimpinannya. Hal ini menunjukkan prioritas tinggi yang diberikan Presiden Prabowo terhadap hubungan Indonesia-China, melebihi hubungan dengan negara-negara lain. Penerimaan yang hangat dari Presiden Xi Jinping dan pemerintah China, meskipun Prabowo saat itu belum dilantik secara resmi, semakin mengukuhkan pentingnya hubungan ini bagi kedua belah pihak.
"Saya ingin menyampaikan bahwa Tiongkok adalah negara pertama yang saya kunjungi setelah saya diumumkan sebagai Presiden terpilih. Dan Presiden Republik Rakyat Tiongkok dengan pimpinan Pemerintah Tiongkok menerima saya, walaupun saya belum dilantik jadi Presiden, tapi menerima saya dengan penghormatan yang luar biasa, terima kasih," ungkap Presiden Prabowo, menekankan rasa hormat dan penghargaan yang diterimanya dari pemerintah China.
Lebih jauh, Presiden Prabowo menekankan akar sejarah yang panjang dan kuat antara Indonesia dan China. Ia menyinggung peradaban China yang tertua di dunia, yang menurutnya telah mengajarkan nilai-nilai budaya luhur, seperti pencarian kebaikan bersama (mutual benefit), perdamaian, dan harmoni. Presiden Prabowo menghubungkan sejarah panjang ini dengan kunjungan Laksamana Cheng Ho ke Nusantara, yang jejaknya masih terukir hingga kini dalam berbagai prasasti dan monumen di Indonesia.
"Pelayaran Laksamana Cheng Ho ke Nusantara sampai sekarang dikenang dan terdapat banyak monumen-monumen terhadap kunjungan tersebut. Bahkan juga hubungan antara rakyat kita sangat erat. Saya kira di bangsa Indonesia kalau dicek genetiknya, saya kira banyak DNA kita adalah DNA dari Tiongkok," ujar Presiden Prabowo, menunjukkan pemahamannya yang mendalam tentang interaksi historis dan percampuran budaya antara kedua bangsa. Pernyataan ini, meskipun secara ilmiah mungkin memerlukan kajian lebih lanjut, menunjukkan upaya Presiden Prabowo untuk menekankan ikatan historis yang kuat sebagai fondasi hubungan bilateral yang kokoh.
Pidato Presiden Prabowo juga mengandung pesan yang lebih luas tentang pentingnya kerja sama ekonomi dan perdagangan antara Indonesia dan China. Acara Indonesia-China Business Reception yang menjadi latar pidato tersebut menunjukkan fokus Presiden Prabowo untuk mendorong peningkatan investasi dan kerja sama ekonomi yang saling menguntungkan. Kunjungan kenegaraan pertamanya ke China dapat diinterpretasikan sebagai sinyal kuat bagi investor China untuk lebih aktif berinvestasi di Indonesia, serta sebagai upaya untuk memperkuat kerja sama ekonomi yang saling menguntungkan bagi kedua negara.
Secara keseluruhan, pidato Presiden Prabowo dalam acara Indonesia-China Business Reception memberikan gambaran yang jelas tentang prioritas kebijakan luar negerinya. Dengan menjadikan China sebagai destinasi kunjungan kenegaraan pertamanya, Presiden Prabowo secara tegas menunjukkan komitmennya untuk memperkuat hubungan bilateral yang strategis dan saling menguntungkan ini. Hal ini bukan hanya penting bagi kedua negara, tetapi juga berdampak signifikan terhadap stabilitas dan perdamaian di kawasan Asia Tenggara dan dunia. Langkah ini menunjukkan sebuah strategi yang terukur dan berorientasi pada hasil jangka panjang, menempatkan hubungan dengan China sebagai pilar penting dalam visi kepemimpinan Presiden Prabowo. Namun, penting juga untuk memperhatikan keseimbangan dalam hubungan internasional dan memastikan bahwa prioritas terhadap China tidak mengabaikan hubungan dengan negara-negara mitra lainnya. Ke depannya, perlu dikaji lebih lanjut bagaimana strategi ini akan diimplementasikan dan dampaknya terhadap dinamika geopolitik regional.