Indonesia Bidik Kerja Sama Investasi dengan Thailand, Danantara Diproyeksikan sebagai Jembatan Utama

Bangkok, Thailand – Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, dalam kunjungan kenegaraan ke Thailand, telah melakukan pertemuan bilateral dengan Perdana Menteri Thailand, Paengtongtarn Shinawatra, di Government House, Bangkok. Pertemuan tersebut menghasilkan kesepakatan untuk memperkuat kerja sama bilateral di berbagai sektor, khususnya perdagangan dan pariwisata, dengan penekanan khusus pada peran Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara) sebagai wahana utama investasi Indonesia-Thailand.

Pertemuan yang berlangsung hangat tersebut menghasilkan komitmen untuk membuka peluang-peluang baru dalam sektor perdagangan. Kedua negara sepakat untuk mengeksplorasi pasar-pasar baru yang dapat saling menguntungkan, menandai babak baru dalam hubungan ekonomi bilateral Indonesia-Thailand. Tidak hanya itu, Presiden Prabowo juga secara khusus mengusulkan perluasan konektivitas udara untuk mendorong peningkatan jumlah wisatawan. Usulan tersebut mencakup pembukaan rute penerbangan baru, seperti Bangkok-Surabaya dan Phuket-Medan, yang diharapkan dapat meningkatkan arus wisatawan dari dan ke kedua negara.

Namun, inti dari pertemuan tersebut terletak pada upaya Indonesia untuk memanfaatkan Danantara sebagai instrumen kunci dalam menarik investasi dari Thailand. Hal ini ditegaskan oleh Menteri Luar Negeri RI, Sugiono, dalam keterangan persnya. "Kami menyampaikan bahwa Indonesia kini memiliki Sovereign Wealth Fund (SWF), yaitu Danantara, yang mengelola seluruh aset negara. Danantara akan menjadi kendaraan utama bagi investasi-investasi yang masuk ke Indonesia, termasuk dari Thailand," jelas Sugiono pada Selasa (20/5/2025).

Kehadiran Danantara dalam skema kerja sama investasi ini dinilai sebagai langkah strategis yang memperkuat posisi tawar Indonesia. Keberhasilan Danantara dalam menarik investasi asing, menurut Sugiono, juga dipengaruhi oleh komposisi Dewan Pengawasnya yang mentereng. Kehadiran tokoh-tokoh berpengalaman di dunia politik dan ekonomi internasional, seperti mantan Perdana Menteri Thailand Thaksin Shinawatra, mantan Perdana Menteri Australia Paul Keating, dan mantan Perdana Menteri Inggris Tony Blair, diyakini akan memberikan nilai tambah yang signifikan.

"Keberadaan mantan Perdana Menteri Thaksin Shinawatra, Paul Keating, dan Tony Blair di Dewan Pengawas Danantara merupakan aset berharga. Mereka adalah tokoh-tokoh yang telah membuktikan kepemimpinan dan kapabilitasnya dalam mengelola negara. Pengalaman dan wawasan mereka akan sangat berharga bagi Danantara dalam mengelola kekayaan negara dan menarik investasi asing," papar Sugiono lebih lanjut.

Indonesia Bidik Kerja Sama Investasi dengan Thailand, Danantara Diproyeksikan sebagai Jembatan Utama

Kehadiran para tokoh tersebut bukan sekadar simbolis. Keahlian dan jaringan mereka diyakini akan memberikan akses yang lebih luas bagi Danantara dalam menarik investasi berkualitas tinggi dari berbagai negara, termasuk Thailand. Jaringan internasional yang luas dari para mantan pemimpin negara tersebut dapat membuka pintu bagi kerjasama strategis dengan lembaga-lembaga investasi internasional dan perusahaan-perusahaan multinasional.

Lebih dari itu, pengalaman para tokoh tersebut dalam merumuskan kebijakan ekonomi makro dan mikro diharapkan dapat memberikan arahan strategis bagi Danantara dalam mengelola investasi dan aset negara. Mereka dapat memberikan perspektif yang lebih luas dan teruji dalam menghadapi tantangan global dan dinamika pasar internasional. Keterlibatan mereka juga dapat meningkatkan kredibilitas dan kepercayaan investor internasional terhadap Danantara.

Strategi Indonesia untuk menjadikan Danantara sebagai ujung tombak kerjasama investasi dengan Thailand ini menunjukkan sebuah perencanaan yang matang dan terukur. Dengan mengandalkan reputasi dan pengalaman para tokoh dunia di Dewan Pengawasnya, Danantara diharapkan mampu bersaing dengan SWF lainnya di kancah internasional dan menarik investasi yang signifikan bagi perekonomian Indonesia.

Namun, suksesnya strategi ini juga bergantung pada beberapa faktor penting. Salah satunya adalah kemampuan Danantara untuk menyusun strategi investasi yang tepat dan berkelanjutan, yang mampu memberikan return of investment (ROI) yang tinggi dan sejalan dengan tujuan pembangunan berkelanjutan Indonesia. Transparansi dan akuntabilitas dalam pengelolaan aset negara juga menjadi kunci penting untuk membangun kepercayaan investor.

Selain itu, Indonesia perlu memastikan bahwa kerjasama investasi dengan Thailand tidak hanya menguntungkan secara ekonomi, tetapi juga memperhatikan aspek sosial dan lingkungan. Kerjasama yang berkelanjutan harus memperhatikan dampaknya terhadap masyarakat dan lingkungan sekitar, sehingga dapat memberikan manfaat yang berkelanjutan bagi kedua negara.

Pertemuan antara Presiden Prabowo dan Perdana Menteri Paengtongtarn menandai babak baru dalam hubungan bilateral Indonesia-Thailand. Dengan Danantara sebagai jembatan utama, kerjasama investasi kedua negara diharapkan dapat memberikan kontribusi signifikan bagi pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan rakyat Indonesia dan Thailand. Keberhasilan strategi ini akan menjadi bukti nyata dari komitmen Indonesia dalam memperkuat posisi ekonomi di kancah internasional dan memanfaatkan potensi kerjasama regional secara optimal. Langkah ini juga menandai upaya Indonesia untuk memanfaatkan sumber daya manusia terbaik, baik dalam negeri maupun internasional, untuk mencapai tujuan pembangunan nasional. Ke depannya, perkembangan Danantara dan dampaknya terhadap investasi asing di Indonesia akan menjadi fokus perhatian para pengamat ekonomi dan politik internasional.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *