Jakarta, 20 Mei 2025 – Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka memberikan apresiasi tinggi terhadap sistem pembayaran Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS), menyebutnya sebagai revolusi dalam kemudahan transaksi keuangan di Indonesia. Dalam sebuah video yang diunggah di akun Instagram resminya, @gibran_rakabuming, Gibran mengenang masa sebelum era QRIS, mengungkapkan betapa rumit dan tidak efisiennya sistem pembayaran saat itu, khususnya bagi masyarakat dan pelaku UMKM.
Sebelum tahun 2019, lanjut Gibran, transaksi daring masih sangat bergantung pada transfer antar bank melalui ATM atau mobile banking. Prosesnya, menurutnya, memakan waktu dan biaya. "Dulu, jika bertransaksi online, kita harus pakai kartu atau transfer uang, baik di ATM atau mobile banking. Tahapannya banyak dan butuh waktu, belum lagi jika antar bank, terkena biaya transfer," kenang Gibran. Kompleksitas ini, jelas Gibran, menambah beban, baik bagi konsumen maupun penyedia layanan. Biaya administrasi transfer antar bank yang kerap kali muncul menjadi pengeluaran tambahan yang tidak diinginkan.
Lebih lanjut, Gibran menggambarkan kesulitan transaksi luring (offline) dengan uang tunai. Penggunaan uang tunai, terutama bagi pedagang kecil, seringkali dihadapkan pada masalah klasik: kembalian. "Kalau offline, kita pakai uang cash, bisa juga pakai kartu. Lalu harus menunggu kembaliannya, jika tidak ada kembalian, harus cari tukaran dulu. Kadang malah dikembalikan dengan permen, dan transaksinya jadi lebih lama, antrean jadi panjang," tuturnya. Pengalaman tersebut menggambarkan betapa tidak efisiennya sistem pembayaran tunai, terutama dalam situasi transaksi yang ramai. Ketidakadaan uang receh memaksa pedagang untuk mencari kembalian, bahkan terkadang terpaksa memberikan permen sebagai pengganti uang kembalian yang kurang. Hal ini tentu saja memperlambat proses transaksi dan menimbulkan antrean yang panjang, terutama di tempat-tempat ramai seperti pasar tradisional atau pusat jajanan.
Kontras dengan masa lalu, Gibran menekankan kemudahan yang ditawarkan QRIS. Baik transaksi daring maupun luring, kini dapat diselesaikan dengan cepat dan efisien hanya dengan memindai kode QR. "Sekarang tanpa bawa dompet, uang cash, atau kartu, kita bisa melakukan transaksi pembayaran dengan lebih mudah dan luas. Belanja barang di mal, jajan cendol, kerak telor, seblak di pedagang kaki lima, atau bahkan memberikan donasi di masjid bisa hanya dengan menggunakan HP melalui QRIS," jelasnya. Kemudahan ini tidak hanya dirasakan oleh konsumen, tetapi juga memberikan dampak positif bagi para pelaku usaha, terutama UMKM.
Data Bank Indonesia menunjukkan dampak signifikan QRIS terhadap perekonomian Indonesia. Per Maret 2025, volume transaksi QRIS meningkat 173% dibandingkan tahun sebelumnya, mencapai lebih dari 1 miliar transaksi. Nilai transaksi pun mengalami peningkatan yang luar biasa, mencapai Rp 104 triliun, atau naik 149% dari tahun sebelumnya. Angka-angka ini menunjukkan adopsi QRIS yang masif dan kontribusinya terhadap pertumbuhan ekonomi digital di Indonesia.
Lebih dari itu, QRIS telah memberikan akses keuangan yang lebih luas bagi UMKM. Data menunjukkan bahwa lebih dari 38 juta merchant telah menggunakan QRIS, dan sekitar 93% di antaranya adalah UMKM. Hal ini menunjukkan keberhasilan QRIS dalam menjangkau dan memberdayakan usaha mikro, kecil, dan menengah di seluruh Indonesia. Dengan QRIS, UMKM dapat menerima pembayaran dengan lebih mudah dan efisien, tanpa harus repot mengelola uang tunai dan mencari kembalian. Ini merupakan langkah signifikan dalam mendorong inklusi keuangan dan pertumbuhan ekonomi di tingkat akar rumput.
Kesimpulannya, implementasi QRIS telah membawa perubahan signifikan dalam lanskap pembayaran di Indonesia. Dari era transaksi yang rumit, memakan waktu, dan seringkali dihadapkan pada masalah kembalian, kini Indonesia telah memasuki era pembayaran digital yang cepat, efisien, dan inklusif. QRIS tidak hanya memudahkan konsumen, tetapi juga memberdayakan UMKM dan mendorong pertumbuhan ekonomi digital secara keseluruhan. Kisah Gibran tentang kembalian permen menjadi metafora yang tepat untuk menggambarkan transformasi yang telah terjadi dalam sistem pembayaran Indonesia, dari sistem yang kurang efisien menuju sistem yang modern dan inklusif berkat QRIS. Keberhasilan ini menjadi bukti nyata bagaimana teknologi dapat meningkatkan kualitas hidup masyarakat dan mendorong kemajuan ekonomi. Ke depan, perlu terus dilakukan upaya untuk meningkatkan literasi digital dan memastikan aksesibilitas QRIS bagi seluruh lapisan masyarakat, agar manfaatnya dapat dirasakan secara merata di seluruh Indonesia.