Jakarta, 16 Mei 2025 – PT Pertamina EP (PEP) menargetkan peningkatan produksi yang signifikan hingga mencapai 213 juta barel setara minyak per hari (MBOEPD) pada tahun 2025. Target ambisius ini diumumkan di tengah capaian positif perusahaan yang berhasil membalikkan tren penurunan produksi, mencatatkan angka 205.180 MBOEPD pada periode pelaporan terbaru. Capaian ini terdiri dari 65.482 barel minyak per hari (BOPD) dan 809,40 juta kaki kubik gas per hari (MMSCFD). Sukses ini menjadi bukti nyata komitmen PEP terhadap keunggulan operasional dan prinsip Kesehatan, Keselamatan, Keamanan, dan Lingkungan (HSSE), serta penerapan prinsip OTOBOSOR (Tepat Waktu, Tepat Anggaran, Tepat Ruang Lingkup, Tepat Hasil).
Plt Direktur Utama PEP, Muhamad Arifin, menjelaskan strategi multi-faceted yang diadopsi perusahaan untuk mencapai target produksi 213 MBOEPD pada 2025, yang meliputi lifting minyak sebesar 72.500 BOPD dan gas 625 MMSCFD (setara 180 MBOEPD). Arifin menekankan pentingnya keberlanjutan jangka panjang melalui pengelolaan yang cermat terhadap rasio cadangan terhadap produksi (RTP) dan rasio penggantian cadangan (RRR), serta penguatan kinerja keuangan melalui manajemen biaya yang efisien.
Namun, Arifin juga mengakui tantangan besar yang dihadapi PEP. Dominasi lapangan-lapangan tua dalam portofolio aset perusahaan menghadirkan kendala berupa penurunan produksi alami yang signifikan, melebihi 10% per tahun. Hal ini menuntut investasi besar dan pemeliharaan intensif untuk menjaga integritas fasilitas produksi yang ada. Tantangan lainnya berasal dari birokrasi perizinan, terutama untuk lahan hutan dan pertanian yang kerap menghambat aktivitas eksplorasi dan eksploitasi. Arifin secara tegas menyatakan bahwa tanpa dukungan pemerintah untuk mempercepat proses perizinan, target produksi 2025 berisiko mengalami penundaan. Lebih lanjut, ia menambahkan bahwa ekspansi eksplorasi lepas pantai dan penerapan teknologi pengeboran inovatif juga sangat bergantung pada kerangka regulasi yang kondusif dan mendukung.
Sebagai respons terhadap tantangan tersebut, PEP telah menetapkan modernisasi teknologi sebagai pilar utama strategi bisnisnya. Hal ini diwujudkan melalui penerapan teknologi pengeboran canggih yang didukung oleh digitalisasi, guna meningkatkan efisiensi dan produktivitas. Komitmen terhadap prinsip Environmental, Social, and Governance (ESG) juga menjadi fokus utama, diwujudkan melalui inisiatif penangkapan dan penyimpanan karbon (CCS) dan penangkapan, pemanfaatan, dan penyimpanan karbon (CCUS). Langkah-langkah ini menunjukkan komitmen PEP terhadap praktik berkelanjutan dan ramah lingkungan.
Inovasi menjadi kunci keberhasilan PEP dalam menghadapi tantangan lapangan tua. Sukses eksplorasi lepas pantai pada tahun 2024 melalui sumur West Beluga di wilayah kerja PEP Donggi Matindok Field menjadi bukti nyata kemampuan perusahaan dalam membuka peluang baru. Pencapaian ini menandai tonggak penting dan menjadi pembuka jalan bagi rangkaian pemboran eksplorasi lepas pantai di Sulawesi. Penerapan teknik pengeboran casing dan pemasangan pipa konduktor dengan metode piling juga terbukti efektif dalam memangkas waktu dan biaya operasi, memberikan keunggulan kompetitif bagi PEP dalam persaingan global.
Kolaborasi internal dalam Grup Pertamina juga menjadi strategi kunci yang dijalankan PEP. Sinergi ini memungkinkan efisiensi melalui berbagi sumber daya dan teknologi, memperkuat posisi kompetitif perusahaan dan mendukung pencapaian target produksi. Arifin menyimpulkan bahwa sinergi grup dan dukungan regulasi yang kondusif dari pemerintah merupakan faktor penentu keberhasilan dalam mencapai target produksi 213 MBOEPD pada tahun 2025.
Secara keseluruhan, target produksi ambisius PEP pada tahun 2025 mencerminkan optimisme perusahaan di tengah tantangan yang kompleks. Komitmen terhadap inovasi teknologi, prinsip ESG, dan kolaborasi internal serta eksternal menjadi kunci keberhasilan dalam menghadapi penurunan produksi alami di lapangan tua dan hambatan birokrasi. Keberhasilan PEP dalam mencapai target ini akan berdampak signifikan terhadap perekonomian nasional dan memperkuat posisi Indonesia sebagai produsen energi yang handal di pasar global. Namun, dukungan pemerintah dalam hal percepatan perizinan dan penyediaan kerangka regulasi yang kondusif menjadi faktor penentu keberhasilan strategi jangka panjang PEP. Ke depan, perkembangan dan implementasi strategi PEP ini patut untuk terus dipantau dan dievaluasi untuk memastikan keberlanjutan dan pencapaian target yang telah ditetapkan.