Doha, Qatar – Kunjungan Presiden Amerika Serikat Donald Trump ke Qatar telah membuahkan hasil yang monumental bagi Boeing, raksasa manufaktur pesawat asal Negeri Paman Sam. Dalam sebuah kesepakatan yang diumumkan Kamis (15/5/2025), Qatar Airways, maskapai penerbangan nasional Qatar, telah menyepakati pembelian 160 pesawat Boeing dengan nilai fantastis mencapai US$ 96 miliar atau setara dengan Rp 1.681 triliun (berdasarkan kurs Rp 16.581/US$). Kesepakatan bersejarah ini disaksikan langsung oleh Presiden Trump dan Emir Qatar, Sheikh Tamim bin Hamad Al-Thani, bersama CEO Boeing, Kelly Ortberg, dan CEO Qatar Airways, Badr Mohammed Al-Meer.
Penandatanganan kontrak ini bukan sekadar transaksi bisnis biasa. Ia merupakan simbol kuat dari hubungan bilateral AS-Qatar yang semakin erat, sekaligus menjadi bukti kepercayaan Qatar Airways terhadap kualitas dan teknologi pesawat Boeing. Nilai kesepakatan yang mencapai angka triliunan rupiah ini menegaskan posisi Qatar sebagai salah satu pemain kunci di industri penerbangan global dan komitmennya dalam memodernisasi armada pesawatnya.
Rincian kesepakatan tersebut mencakup 160 pesawat dengan pesanan pasti yang terdiri dari berbagai tipe. Qatar Airways akan menerima sejumlah pesawat Boeing 737, Boeing 787 Dreamliner, dan yang paling menonjol, 30 unit Boeing 777X. Pesawat 777X, yang merupakan pesawat berbadan lebar generasi terbaru, saat ini masih dalam tahap pengembangan dan dijadwalkan mulai dikirimkan pada tahun 2026. Keterlambatan pengiriman ini, enam tahun dari jadwal awal, merupakan tantangan yang harus dihadapi Boeing, namun tampaknya tidak menghalangi Qatar Airways untuk tetap berkomitmen pada pembelian ini.
Kesepakatan ini juga membuka opsi bagi Qatar Airways untuk memesan tambahan 50 pesawat jarak jauh di masa mendatang. Hal ini menunjukkan potensi pertumbuhan yang signifikan dalam kerja sama antara kedua entitas tersebut. Jika opsi ini direalisasikan, nilai total kesepakatan bisa meningkat secara signifikan, memperkuat posisi Boeing di pasar pesawat global dan memperkuat hubungan ekonomi antara AS dan Qatar.
Kehadiran Presiden Trump dalam penandatanganan kontrak ini bukanlah kebetulan. Kunjungannya ke Qatar, yang diyakini sebagai bagian dari upaya diplomasi ekonomi AS, telah memberikan dampak positif yang signifikan bagi Boeing. Keberhasilan ini dapat diinterpretasikan sebagai sebuah kemenangan diplomasi ekonomi, di mana kehadiran pemimpin negara dapat menjadi katalisator dalam pencapaian kesepakatan bisnis berskala besar.
Bagi Boeing, kesepakatan ini merupakan suntikan vital bagi pendapatan dan reputasinya. Dalam beberapa tahun terakhir, Boeing telah menghadapi berbagai tantangan, termasuk masalah teknis pada pesawat 737 MAX yang menyebabkan penundaan pengiriman dan kerugian finansial. Kontrak dengan Qatar Airways ini menjadi angin segar bagi perusahaan, sekaligus menunjukkan kepercayaan pasar terhadap kemampuan Boeing untuk pulih dan kembali bersaing di industri penerbangan yang kompetitif.
Sementara itu, bagi Qatar Airways, kesepakatan ini merupakan langkah strategis dalam memperkuat posisinya sebagai salah satu maskapai penerbangan terkemuka di dunia. Dengan penambahan armada pesawat modern, Qatar Airways dapat meningkatkan kapasitas angkut, memperluas jangkauan penerbangan, dan meningkatkan efisiensi operasional. Pemilihan Boeing 777X, meskipun dengan keterlambatan pengiriman, menunjukkan komitmen Qatar Airways terhadap pesawat berteknologi tinggi dan efisien bahan bakar.
Perlu dicatat bahwa Qatar Airways bukanlah satu-satunya pelanggan Boeing 777X. Emirates, maskapai penerbangan terbesar di Timur Tengah, sebelumnya telah memesan 205 unit pesawat tipe yang sama. Kedua maskapai ini termasuk di antara pelanggan pertama yang memesan 777X sejak program tersebut diluncurkan pada tahun 2013. Kepercayaan dari maskapai-maskapai kelas dunia ini membuktikan kualitas dan daya saing pesawat Boeing 777X, meskipun menghadapi tantangan dalam proses pengembangannya.
Kesepakatan ini juga memiliki implikasi geopolitik yang signifikan. Di tengah persaingan global yang semakin ketat, kesepakatan ini memperkuat hubungan ekonomi antara AS dan Qatar, dua negara yang memiliki kepentingan strategis yang saling terkait. Kesepakatan ini dapat diinterpretasikan sebagai bentuk dukungan AS terhadap Qatar, sekaligus sebagai upaya untuk memperkuat pengaruh AS di Timur Tengah.
Kesimpulannya, kesepakatan pembelian 160 pesawat Boeing oleh Qatar Airways merupakan peristiwa monumental yang memiliki dampak luas bagi berbagai pihak. Bagi Boeing, ini adalah kemenangan besar yang membangkitkan kembali kepercayaan pasar. Bagi Qatar Airways, ini adalah langkah strategis untuk memperkuat posisinya di industri penerbangan global. Bagi AS, ini adalah bukti keberhasilan diplomasi ekonomi dan penguatan hubungan bilateral dengan Qatar. Nilai kesepakatan yang mencapai Rp 1.681 triliun ini menjadi bukti nyata betapa besarnya potensi ekonomi yang dapat dihasilkan dari kerjasama antar negara dan perusahaan multinasional. Kesepakatan ini patut menjadi perhatian bagi para pengamat ekonomi dan politik internasional, sebagai indikator perkembangan industri penerbangan global dan dinamika hubungan internasional di kawasan Timur Tengah. Keberhasilan Boeing dalam mengamankan kesepakatan ini juga menjadi pelajaran berharga tentang bagaimana perusahaan dapat mengatasi tantangan dan tetap mempertahankan daya saingnya di pasar yang kompetitif.