Potensi Ekspor Indonesia ke Australia: Dari Bumbu Dapur hingga Kerajinan Bambu, Menembus Pasar Negeri Kanguru

Jakarta, 12 Mei 2025 – Nilai perdagangan bilateral antara Indonesia dan Australia mencapai angka fantastis US$ 13,474 miliar pada tahun 2024, menunjukkan potensi pasar yang luar biasa bagi produk-produk Indonesia. Dari total tersebut, ekspor Indonesia menyumbang US$ 5,59 miliar, sebuah angka yang menunjukkan pertumbuhan signifikan, khususnya pada sektor non-migas yang mengalami peningkatan hingga 60,58%. Hal ini berdampak positif pada penurunan defisit perdagangan Indonesia terhadap Australia hingga 30% dibandingkan tahun sebelumnya. Demikian disampaikan Atase Perdagangan Canberra, Agung Haris Setiawan, dalam keterangan tertulisnya.

Keberhasilan ini tak lepas dari peran aktif Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI), Kementerian Perdagangan RI, dan Export Expert Indonesia yang bersama-sama menyelenggarakan Market Brief dan Pitching Pasar Australia dan New Zealand di Jakarta. Acara yang dihadiri lebih dari 20 pelaku usaha Indonesia berorientasi ekspor ini bertujuan untuk membekali mereka dengan pemahaman mendalam tentang pasar Australia dan Selandia Baru, serta strategi efektif untuk bersaing di dalamnya. LPEI juga turut memfasilitasi akses pembiayaan ekspor bagi para pelaku usaha untuk mendukung ekspansi bisnis mereka.

Haris memaparkan lima komoditas utama ekspor Indonesia ke Australia pada tahun 2024: mesin-mesin/mekanik (HS84) senilai US$ 1,203 miliar, benda-benda dari besi dan baja (HS85) senilai US$ 789,87 juta, mesin/peralatan listrik (HS85) senilai US$ 400,40 juta, minyak dan gas (HS87) senilai US$ 258,03 juta, dan pupuk (HS31) senilai US$ 200,79 juta. Namun, Haris menekankan potensi besar yang belum tergali sepenuhnya di sektor lain, khususnya produk makanan dan minuman.

Sektor makanan dan minuman (HS code 19, 21, dan 22) mencatatkan nilai ekspor sebesar US$ 160,5 juta pada tahun 2024. Haris menyoroti peluang emas yang tersedia di pameran-pameran besar seperti Good Food & Wine Show dan Fine Food Australia, yang dihadiri ratusan pemasok dan produsen dari berbagai negara, dengan potensi transaksi yang mencapai lebih dari US$ 100 juta. Namun, untuk sukses di pasar Australia yang kompetitif, eksportir Indonesia perlu memperhatikan beberapa hal penting.

"Eksportir makanan dan minuman Indonesia disarankan mengikuti tren makanan sehat, seperti makanan rendah gula dan berbasis tanaman (plant-based), serta memastikan produk memenuhi standar Food Standards Australia New Zealand (FSANZ) sejak awal," tegas Haris. Selain itu, produk yang dipasarkan harus memiliki storytelling yang kuat, menggunakan bahan berkualitas tinggi, menonjolkan nilai budaya, dan berkelanjutan. Hal ini akan membedakan produk Indonesia dari kompetitornya.

Potensi Ekspor Indonesia ke Australia: Dari Bumbu Dapur hingga Kerajinan Bambu, Menembus Pasar Negeri Kanguru

Fikrie Aldjoeffry dari Export Expert Indonesia menambahkan, potensi ekspor Indonesia tidak hanya terbatas pada makanan olahan. Bumbu masak Indonesia, dengan keunikan cita rasa dan bahan alami tanpa tambahan sintetis, memiliki peluang besar untuk menembus pasar Australia. Tren kuliner global yang semakin mengeksplorasi rasa-rasa baru dan etnik menjadi angin segar bagi produk-produk ini.

"Dunia sedang mencari rasa baru. Komunitas dan diaspora Indonesia yang besar di Australia juga menjadi aset berharga dalam mempromosikan produk-produk ini di pasar ritel dan online," ujar Fikrie. Lebih dari sekadar bumbu, produk-produk ini membawa cerita dan warisan budaya Indonesia yang memikat konsumen Australia.

Selain makanan dan minuman, sektor home decor juga menunjukkan potensi yang menjanjikan. Produk-produk berbahan rotan dan bambu Indonesia semakin diminati karena desainnya yang beragam, kualitas bahan baku yang tinggi, dan praktik berkelanjutan yang diusung. Tren ekspor produk dekorasi rumah Indonesia pada periode 2018-2022 meningkat 13,98%, sementara ekspor furnitur meningkat 11,67%.

Haris menjelaskan, untuk menarik minat buyer di Australia, desain home decor sebaiknya mengusung konsep minimalis dan berkelanjutan, dengan warna-warna lembut dan netral. Sentuhan personal atau handmade yang unik, serta integrasi dengan perangkat pintar untuk mempermudah pengelolaan rumah sehari-hari, akan menjadi nilai tambah yang signifikan.

Fikrie menambahkan, produk home decor berbahan bambu khususnya, semakin dilirik karena kombinasi keindahan alami, keberlanjutan, dan nilai budaya yang terkandung di dalamnya. Konsumen Australia yang semakin peduli lingkungan akan tertarik dengan produk-produk yang ramah lingkungan dan berbahan alami.

"Produk bambu Indonesia terkenal dengan sentuhan handmade, desain artistik, dan nilai budaya yang kuat, menciptakan daya tarik emosional yang sulit disaingi produk massal," kata Fikrie. Hal ini menunjukkan bahwa keunggulan produk Indonesia tidak hanya terletak pada kualitasnya, tetapi juga pada nilai-nilai budaya dan kearifan lokal yang melekat padanya.

LPEI, sebagai lembaga pembiayaan ekspor, berperan aktif dalam memfasilitasi peningkatan ekspor Indonesia ke Australia. Kepala Divisi SMEs Advisory LPEI, Maria Sidabutar, mengatakan bahwa LPEI memberikan wawasan ekspor kepada pelaku usaha, termasuk insight tentang tren konsumen, peluang produk unggulan, dan strategi penetrasi pasar di Australia dan Selandia Baru. LPEI juga memberikan bimbingan langsung kepada pelaku usaha, bahkan hingga membantu membawa sampel produk ke Australia.

"Sebagai bagian dari program berkelanjutan, LPEI memiliki produk layanan non-finansial untuk mendukung pelaku usaha berorientasi ekspor, seperti Business Matching, Desa Devisa (community development), dan Coaching Program for New Exporters (CPNE)," jelas Maria. Hal ini menunjukkan komitmen LPEI dalam membangun ekosistem ekspor yang inklusif dan berkelanjutan.

Dengan pendekatan yang komprehensif dan kolaboratif antara pemerintah, lembaga pembiayaan, dan para pelaku usaha, potensi ekspor Indonesia ke Australia diyakini akan terus meningkat. Keberhasilan ini tidak hanya akan meningkatkan pendapatan negara, tetapi juga mempromosikan kekayaan budaya dan kearifan lokal Indonesia di kancah internasional. Dari bumbu dapur hingga kerajinan bambu, Indonesia siap menaklukkan pasar negeri Kanguru.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *