Jakarta, 11 Mei 2025 – Raksasa minyak dunia, Saudi Aramco, melaporkan penurunan laba bersih sebesar 4,6% pada kuartal pertama tahun 2025. Penurunan ini disebabkan oleh kombinasi faktor merosotnya penjualan dan peningkatan biaya operasional yang signifikan. Meskipun demikian, kinerja keuangan perusahaan masih melampaui ekspektasi analis.
Dalam laporan keuangannya yang dirilis, Aramco mencatatkan laba bersih sebesar 97,54 miliar riyal Arab Saudi (SAR), setara dengan US$ 26,01 miliar atau sekitar Rp 429 triliun (berdasarkan kurs Rp 4.412 per US$). Angka ini, meskipun lebih rendah dari periode yang sama tahun lalu, melebihi perkiraan rata-rata 16 analis yang memperkirakan laba bersih sebesar US$ 25,36 miliar. Keberhasilan melampaui ekspektasi analis ini menjadi sedikit pelipur lara di tengah penurunan kinerja yang signifikan.
Namun, penurunan laba bersih sebesar 4,6% menunjukkan tantangan yang dihadapi perusahaan di tengah dinamika pasar energi global yang bergejolak. Penurunan penjualan menjadi faktor utama penyebab penurunan laba ini. Meskipun laporan tidak secara rinci menjelaskan penyebab penurunan penjualan, pernyataan resmi perusahaan mengindikasikan bahwa ketidakpastian ekonomi global dan fluktuasi harga minyak menjadi faktor penentu.
Lebih lanjut, laporan keuangan Aramco juga mengungkap peningkatan biaya operasional yang signifikan. Meskipun angka pasti tidak dijabarkan secara detail dalam rilis berita, peningkatan biaya operasional ini turut berkontribusi pada penurunan laba bersih perusahaan. Hal ini menunjukkan perlunya Aramco untuk melakukan efisiensi operasional yang lebih ketat di masa mendatang.
Di tengah penurunan laba, Aramco tetap berkomitmen pada kebijakan dividennya. Perusahaan mengumumkan total dividen sebesar US$ 21,36 miliar untuk kuartal I 2025. Angka ini, meskipun lebih rendah dibandingkan dengan dividen yang dibayarkan pada kuartal yang sama tahun lalu, masih mencerminkan komitmen perusahaan kepada pemegang sahamnya.
Namun, terdapat penurunan yang signifikan pada target dividen tahunan. Awalnya, Aramco menargetkan total dividen sebesar US$ 85,4 miliar untuk tahun 2025. Target ini jauh lebih rendah dibandingkan dengan dividen tahun lalu yang mencapai lebih dari US$ 124 miliar. Penurunan ini terutama disebabkan oleh penurunan arus kas bebas perusahaan. Arus kas bebas Aramco pada kuartal pertama 2025 tercatat sebesar US$ 19,2 miliar, turun 15,8% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Penurunan arus kas bebas ini memaksa Aramco untuk memangkas dividen terkait kinerja, yang tahun lalu mencapai US$ 43,1 miliar, hingga sekitar 98%.
Presiden Aramco, Amin Nasser, dalam keterangan resminya mengakui dampak dinamika perdagangan global terhadap pasar energi. "Dinamika perdagangan global mempengaruhi pasar energi pada kuartal pertama tahun 2025, dengan ketidakpastian ekonomi yang mempengaruhi harga minyak," kata Nasser. Ia menekankan pentingnya perencanaan dan pelaksanaan modal yang disiplin di tengah ketidakpastian ekonomi global. "Periode seperti itu juga menyoroti pentingnya perencanaan dan pelaksanaan modal yang disiplin sementara kami terus mengambil pandangan jangka panjang. Di masa yang tidak menentu, ketahanan Aramco mendukung kinerja keuangan kami dan dividen dasar kami yang berkelanjutan dan progresif," tambahnya.
Laporan keuangan juga menunjukkan peningkatan belanja modal (Capital Expenditure/Capex) Aramco. Pada kuartal pertama 2025, Aramco menggelontorkan Capex sebesar US$ 12,5 miliar, meningkat 15,9% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Peningkatan Capex ini mengindikasikan komitmen Aramco untuk berinvestasi dalam proyek-proyek strategis guna memperkuat posisi perusahaan di masa depan, meskipun di tengah tantangan penurunan laba.
Secara keseluruhan, laporan keuangan kuartal I 2025 Saudi Aramco menunjukkan gambaran yang kompleks. Di satu sisi, perusahaan masih mampu melampaui ekspektasi analis dan mempertahankan komitmen dividennya. Di sisi lain, penurunan laba bersih yang signifikan akibat penurunan penjualan dan peningkatan biaya operasional menjadi sinyal peringatan akan tantangan yang dihadapi perusahaan di tengah ketidakpastian ekonomi global dan fluktuasi harga minyak. Ke depan, strategi Aramco dalam menghadapi tantangan ini dan mempertahankan kinerja keuangannya akan menjadi kunci keberhasilan perusahaan dalam jangka panjang. Perencanaan dan pelaksanaan modal yang disiplin, seperti yang ditekankan oleh Presiden Nasser, akan menjadi faktor krusial dalam menentukan masa depan Aramco di tengah persaingan yang semakin ketat di industri energi global. Pengamatan terhadap kinerja Aramco di kuartal-kuartal berikutnya akan menjadi penting untuk menilai dampak jangka panjang dari tren penurunan laba ini dan efektivitas strategi yang diterapkan perusahaan.