PT Timah Raih Laba Bersih Rp 116,86 Miliar di Kuartal I-2025: Kinerja Moncer di Tengah Tantangan Global

Jakarta, 1 Mei 2025 – PT Timah Tbk (Perseroan) membukukan kinerja keuangan yang mengesankan di kuartal pertama tahun 2025, dengan laba bersih mencapai Rp 116,86 miliar. Angka ini melampaui target perusahaan sebesar Rp 97,46 miliar, bahkan mencapai 120% dari target yang telah ditetapkan. Keberhasilan ini menjadi bukti nyata strategi optimalisasi dan efisiensi yang dijalankan Perseroan di tengah fluktuasi harga komoditas global dan tantangan operasional.

Laba usaha Perseroan juga mencatatkan pertumbuhan signifikan, mencapai Rp 148 miliar, meningkat tajam dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 93 miliar. EBITDA (Earnings Before Interest, Taxes, Depreciation, and Amortization) juga menunjukkan tren positif, mencapai Rp 384 miliar, atau naik 14% dari Rp 335 miliar di kuartal I-2024. Kenaikan ini mencerminkan efisiensi operasional yang berhasil diimplementasikan oleh PT Timah.

Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko PT Timah Tbk, Fina Eliani, menjelaskan keberhasilan ini sebagai buah dari komitmen perusahaan dalam meningkatkan kinerja keuangan melalui berbagai strategi. "Perseroan terus berupaya dalam meningkatkan kinerja keuangan melalui optimalisasi dan efisiensi berkelanjutan di seluruh lini bisnis," ujar Fina dalam keterangan resminya. "Efisiensi biaya bunga dengan menurunkan Interest Bearing Debt dan optimalisasi pengelolaan arus kas perusahaan menjadi kunci keberhasilan kami dalam melampaui target laba rugi yang telah ditentukan," tambahnya.

Kinerja keuangan yang solid juga tercermin dari posisi ekuitas Perseroan yang mencapai Rp 7,64 triliun, meningkat 3% dibandingkan posisi akhir tahun 2024 sebesar Rp 7,45 triliun. Beberapa rasio keuangan penting pun menunjukkan kesehatan finansial perusahaan yang prima. Quick Ratio tercatat sebesar 66,1%, Current Ratio mencapai 238,7%, sementara Debt to Asset Ratio berada di angka 38,8% dan Debt to Equity Ratio sebesar 63,5%. Angka-angka ini mengindikasikan likuiditas yang kuat dan manajemen hutang yang sehat.

Meskipun kinerja keuangan positif, PT Timah tetap menghadapi tantangan di tengah dinamika pasar global. Permintaan timah tetap kuat, terutama untuk industri elektronik dan mobil listrik yang terus berkembang. Namun, pasokan timah global terbatas akibat gangguan produksi di beberapa negara penghasil utama, termasuk Indonesia, Myanmar, dan Republik Demokratik Kongo. Hal ini turut mempengaruhi fluktuasi harga timah di pasar internasional.

PT Timah Raih Laba Bersih Rp 116,86 Miliar di Kuartal I-2025: Kinerja Moncer di Tengah Tantangan Global

Harga rata-rata logam timah Cash Settlement Price London Metal Exchange (LME) di kuartal I-2025 mencapai USD 31.804,37 per metrik ton, naik 21,2% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya (USD 26.235,87 per metrik ton). Kenaikan ini didorong oleh permintaan yang tinggi dan pasokan yang terbatas. Proyeksi harga timah versi Bloomberg pun berada di kisaran USD 29.000-33.000 per metrik ton, mengindikasikan potensi pertumbuhan harga di masa mendatang. Persediaan timah di gudang LME pada akhir Maret 2025 tercatat 3.050 ton, turun 35,9% dari awal tahun 2025 (4.760 ton), menunjukkan tingginya permintaan dibandingkan ketersediaan.

Laporan CRU Tin Monitor menunjukkan pertumbuhan produksi logam timah global di kuartal I-2025 diperkirakan naik 7,4% (YoY) menjadi 87.759 ton. Namun, konsumsi global juga meningkat 1,2% (YoY) menjadi 92.890 ton, menunjukkan keseimbangan antara pasokan dan permintaan yang masih cukup ketat.

Di sisi produksi, PT Timah mencatat produksi bijih timah sebesar 3.215 ton Sn di kuartal I-2025, turun 40% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya (5.360 ton Sn). Penurunan ini disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain belum optimalnya aktivitas penambangan baik di darat maupun di laut, dampak cuaca angin utara, kondisi cadangan yang terbatas (spotted), dan masih adanya aktivitas penambangan ilegal. Produksi logam timah juga turun 31% menjadi 3.095 metrik ton Sn, sementara penjualan logam timah turun 18% menjadi 2.874 metrik ton dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Meskipun demikian, harga jual rata-rata logam timah tetap meningkat 20%, mencapai USD 32.495 per metrik ton.

PT Timah telah berupaya meningkatkan kinerja operasional dan produksi melalui berbagai strategi. Untuk penambangan darat, perusahaan meningkatkan jumlah tambang darat dan melakukan bor pandu arah penggalian pada blok rencana kerja. Sementara untuk penambangan laut, perusahaan fokus pada peningkatan efisiensi Kapal Isap Produksi (KIP), optimalisasi sisa hasil pengolahan KIP, dan penggunaan bor pandu menggunakan satu unit kapal bor di setiap area produksi (Bangka Utara, Bangka Selatan, dan Kundur) untuk meningkatkan efektivitas penggalian.

Pada kuartal I-2025, penjualan logam timah domestik PT Timah mencapai 9%, sementara ekspor mencapai 91%. Enam negara tujuan ekspor utama adalah Korea Selatan (19%), Jepang (19%), Singapura (14%), Belanda (11%), India (2%), dan China (1%).

Melihat prospek ke depan, PT Timah memperkirakan harga rata-rata logam timah di tahun 2025 akan lebih tinggi dibandingkan tahun 2024, didorong oleh peningkatan penggunaan peralatan elektronik, semikonduktor, chip, serta perkembangan digitalisasi dan kecerdasan buatan (Artificial Intelligence). Perseroan telah menetapkan sasaran pokok tahun 2025, yaitu produksi bijih timah sebesar 21.500 ton Sn, produksi logam timah sebesar 21.545 metrik ton, dan penjualan logam timah sebesar 19.065 metrik ton. Untuk mencapai target tersebut, PT Timah akan fokus pada peningkatan pengelolaan cadangan dan sumber daya, kepemimpinan pasar, agresivitas produksi dan kinerja operasi, penguatan hilirisasi dan industrialisasi, transformasi proses bisnis, serta pengembangan Center of Excellence dan optimalisasi portofolio.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *