Jakarta, 27 April 2025 – PT Kereta Commuter Indonesia (KCI), anak usaha PT Kereta Api Indonesia (KAI), mencatat kinerja operasional yang signifikan pada periode 26-27 April 2025, seiring dengan perayaan Lebaran Betawi yang dipusatkan di kawasan Monas dan sekitarnya. KCI mengoperasikan sebanyak 1063 perjalanan kereta api, jumlah yang setara dengan operasional pada hari kerja normal. Langkah ini diambil untuk mengakomodasi lonjakan penumpang yang diperkirakan terjadi selama perayaan tersebut.
Vice President Corporate Secretary KCI, Joni Martinus, dalam keterangan tertulisnya Minggu (27/4/2025), memastikan bahwa masyarakat Jabodetabek tidak perlu khawatir akan kesulitan akses transportasi. "Masyarakat dari seluruh Jabodetabek tak perlu khawatir. Mereka dapat memanfaatkan layanan KAI Commuter menuju Monas dengan jumlah perjalanan yang sama seperti di hari kerja," tegas Joni. Pernyataan ini bertujuan untuk menjamin ketersediaan layanan transportasi publik yang memadai bagi masyarakat yang merayakan Lebaran Betawi.
Antisipasi lonjakan penumpang tidak hanya berhenti pada penambahan jumlah perjalanan kereta. KCI juga memperkuat pengamanan di stasiun-stasiun yang berdekatan dengan Monas, khususnya Stasiun Juanda dan Stasiun Gondangdia. Sebagai langkah preventif dan untuk menjaga keamanan dan ketertiban, KCI menambah personel keamanan di kedua stasiun tersebut. "Kami menambahkan 21 petugas keamanan yang terdiri dari Petugas Keamanan Dalam (PKD), petugas BKO (Bantuan Kerja Operasional), dan personel Marinir di kedua stasiun tersebut," jelas Joni. Rinciannya, Stasiun Juanda mendapatkan tambahan 12 petugas, sementara Stasiun Gondangdia mendapatkan tambahan 9 petugas. Peningkatan pengamanan ini menunjukkan komitmen KCI dalam memberikan rasa aman dan nyaman bagi para pengguna jasa.
Data operasional KCI menunjukkan tren peningkatan jumlah penumpang secara signifikan selama periode tersebut. Secara kumulatif, sejak Januari hingga Maret 2025, KCI telah melayani 82.114.334 penumpang. Namun, lonjakan penumpang yang cukup drastis terjadi pada Sabtu, 26 April 2025, dengan total pengguna mencapai 785.644 orang. Angka ini mencerminkan tingginya minat masyarakat untuk menggunakan kereta api sebagai moda transportasi utama menuju lokasi perayaan Lebaran Betawi.
Stasiun Manggarai dan Stasiun Tanah Abang, sebagai stasiun transit utama di Jakarta, juga mencatat jumlah penumpang yang tinggi. Stasiun Manggarai mencatat sebanyak 153.211 penumpang transit, sementara Stasiun Tanah Abang mencatat 108.854 penumpang transit. Tingginya angka transit di kedua stasiun ini menunjukkan efisiensi dan efektifitas sistem transportasi KCI dalam menghubungkan berbagai wilayah di Jabodetabek.
Meskipun menghadapi lonjakan penumpang yang signifikan, KCI tetap menekankan pentingnya keselamatan dan kepatuhan terhadap aturan yang berlaku. "KAI senantiasa mengingatkan kepada seluruh pengguna untuk taat aturan dan mengutamakan keselamatan. Tetap awasi dan perhatikan anak-anak selama bercommuter," pungkas Joni. Imbauan ini bertujuan untuk memastikan keamanan dan kenyamanan seluruh penumpang selama perjalanan, khususnya bagi penumpang anak-anak yang membutuhkan pengawasan ekstra.
Keberhasilan KCI dalam mengelola lonjakan penumpang selama Lebaran Betawi ini menunjukkan kesiapan dan kemampuan perusahaan dalam menghadapi tantangan operasional yang tinggi. Penambahan jumlah perjalanan kereta, penguatan pengamanan di stasiun-stasiun vital, serta imbauan kepada pengguna untuk tetap mematuhi aturan, merupakan strategi terintegrasi yang efektif dalam memastikan kelancaran dan keamanan transportasi publik selama periode perayaan. Hal ini juga menjadi bukti nyata komitmen KCI dalam memberikan pelayanan terbaik dan memastikan mobilitas masyarakat tetap terjaga, bahkan di tengah lonjakan permintaan layanan transportasi.
Lebih lanjut, keberhasilan ini dapat diinterpretasikan sebagai indikator positif bagi perkembangan transportasi publik di Indonesia. Kemampuan KCI dalam mengantisipasi dan merespon lonjakan penumpang dengan cepat dan efektif menunjukkan bahwa sistem transportasi kereta api di Jabodetabek semakin matang dan mampu mengakomodasi kebutuhan masyarakat yang terus meningkat. Ke depan, diharapkan KCI dapat terus meningkatkan kualitas pelayanannya dan berinovasi dalam mengembangkan sistem transportasi yang lebih efisien dan ramah lingkungan. Data lonjakan penumpang ini juga dapat menjadi bahan evaluasi dan perencanaan yang lebih baik untuk menghadapi event-event besar serupa di masa mendatang.
Pengalaman KCI dalam menangani lonjakan penumpang Lebaran Betawi ini juga dapat menjadi studi kasus yang berharga bagi pengelola transportasi publik lainnya di Indonesia. Strategi yang diterapkan KCI, mulai dari penambahan armada hingga peningkatan pengamanan, dapat diadopsi dan disesuaikan dengan kondisi lokal di berbagai wilayah. Dengan demikian, diharapkan kualitas dan efisiensi transportasi publik di seluruh Indonesia dapat terus ditingkatkan, sehingga dapat memberikan kontribusi positif bagi perkembangan ekonomi dan sosial masyarakat. Kinerja KCI dalam situasi ini juga menunjukkan pentingnya investasi dan pengembangan infrastruktur transportasi publik yang memadai untuk mendukung mobilitas masyarakat dan pertumbuhan ekonomi nasional.
Kesimpulannya, operasional KCI selama Lebaran Betawi menunjukkan kesiapan dan kemampuan perusahaan dalam melayani masyarakat dengan baik, bahkan dalam situasi lonjakan penumpang yang signifikan. Komitmen KCI terhadap keselamatan dan keamanan penumpang, serta upaya proaktif dalam mengantisipasi lonjakan penumpang, patut diapresiasi. Keberhasilan ini diharapkan dapat menjadi inspirasi bagi pengelola transportasi publik lainnya di Indonesia untuk terus meningkatkan kualitas pelayanan dan memberikan kontribusi positif bagi masyarakat.